

TS
amboerdah
APA SIH KEBIJAKSANAAN ITU DAN BAGAIMANA CARA MENDAPATKAN KAN NYA?...

Ingat dulu ketika saya memperdalam ilmu tasawuf. Dan melaksanakan praktik tarekat, ada satu ajaran yang memberi tahu dari ajaran itu. Bahwa ajaran tertinggi atau maqom tertinggi dalam perjalanan seorang salik (yang bertarekat) yaitu menjadi Arif atau bijaksana.
Dalam ajaran tasawuf untuk mencapai kebijaksanaan itu adalah dengan cara riyadoh/mujahadah atau ibadah ibadah melakukan kebaikan
Maka saya pun melakukan apa yang terjadi di ajaran itu. Yaitu memperbanyak ibadah melakukan kebaikan kebaikan menghindari keburukan. Terutama saya ingat waktu itu adalah dzikir yang menjadi wirid. Amalan wirid itu seperti amalan wajib jadi tidak boleh di tinggalkan.
Aneh nya dalam perjalanan itu ketika masuk kedalaman dzikir saya seolah masuk ke trance. Yaitu dimana saya menyaksikan segala hal kejadian yang disitu saya seolah sedang belajar. Memahami banyak hal sehingga saya menjadi paham banyak hal intinya
Sebenarnya hal begini sama juga dalam ilmu hypnosis contoh nya saat seseorang terfokus dia akan masuk ke kondisi alfa theta. Yaitu penurunan gelombang otak jadi lambat akhirnya pikiran bawah sadar terbuka dan dia masuk ke kondisi psikologis yang sangat tenang. Maka kadang disitu memang ada proses belajar dari alam bawah sadar atau proses penyembuhan dllnya
Dalam agama lainnya misalkan dalam agama hindu atau budha yang ibadah nya mengandalkan proses meditasi/Tapa. Ketika seseorang yang masuk fase mediatif yaitu pikiran nya terfokus
Pikiran sadar nya mulai lemah. Dia akan mengakses banyak hal yaitu salah satu mungkin proses belajar yang efektif karena disana pikiran sedang mengamati, berimajinasi, dan pemahaman
Dari ketiga contoh cabang disiplin lintas pemahaman yang berbeda maka dipastikan seseorang yang banyak paham nya, atau mengerti nya atau pengetahuan nya luas dia akan bijaksana
Kalau dulu saya punya pemahaman bahwa untuk bijak itu harus banyak ibadah. Ternyata point nya bukan ibadah nya tapi proses belajar dan pemahaman nya yang membuat seseorang bijaksana
Mungkin metode metode seperti dzikir/ibadah, atau kondisi hipnosis, atau bermeditasi atau lainnya itu hanya metode nya saja. Yang inti dari itu bukan metode nya tapi lebih kepada pemahaman nya
Maka seseorang yang dia mampu menyerap pengetahuan sehingga pemahaman akan segala hal luas dipastikan dia akan bijaksana
Tak peduli dia beriman atau tidak, dia beragama atau tidak, dia bertuhan atau tidak dllnya
Begitupun yang dilakukan orang orang dahulu para filosofi seperti Taoisme, Budha, Aristoteles, Plato, Thales, dllnya
Saya pun sama ketika memaksa diri terus belajar belajar walaupun sedikit meninggal kan proses lama saya di dunia spiritual tetap saya mampu melihat kehidupan dengan sangat bijak. Saya bisa melihat masalah masalah baik yang terjadi di kehidupan saya sendiri atau kehidupan orang lain atau kehidupan sosial. Saya lebih tenang, lebih paham dimana letak salah nya dan solusi yang dibutuhkan itu seperti apa dan bagaimana
Jauh sekali dengan diri saya yang dulu. Ketika masih terkungkung dalam kebodohan. Ketika datang suatu masalah cenderung marah, menyalahkan, tidak tahu solusi nya apa. Dan bagaimana mengatasinya bingung pula cari mencari solusi nya.
Kadang masalah yang satu belum selesai sudah datang masalah lain. Dan ujung nya stress sendiri, menyalahkan tuhan menyalahkan keadaan, menyalahkan lingkungan, keluarga, teman, dllnya yang semua itu sama sekali tidak akan menyelesaikan masalah
Sekarang ketemu inti nya
Bahwa kebijaksanaan adalah proses pemahaman diri atau inti sari dari sebuah pengetahuan
Kalau pengetahuan seseorang luas dia akan dan pasti bisa dan mampu bijaksana.
Jelas sekali orang yang tidak berpengetahuan atau awam dia tidak akan mampu bijaksana. Karena yang ia tahu ya hanya itu itu aja dan cuma itu saja. Maka wajar dia suka baper, tidak bisa mengerti kondisi orang lain tidak mau menerima perbedaan tidak bisa bertoleransi. Tidak mau damai dalam pemahaman orang lain
Lebih jelas nya orang bijak sama yang orang yang tidak bijak itu
Seperti pengibaratan yang terkenal sekali
Yaitu orang buta ketika pertama kali mengetahui gajah. Orang buta yang satu pas dia pegang kaki dia menyimpulkan bahwa gajah itu seperti pohon berdiri tegak. Orang buta yang satunya pas pegang buntutnya menyimpulkan gajah itu seperti tali panjang.
Orang buta yang pas kebetulan pegang telinga dia menyimpulkan bahwa gajah itu seperti kipas
Sedangkan orang bijak itu ibarat seperti pemilik gajah itu karena dia bisa melihat dia tahu semua bentukan asli gajah sebenarnya
Maka peradaban orang bijak sama yang awam itu seperti perumpamaan diatas
Orang awam cenderung dia suka mengklaim kebenaran versi mereka sendiri sendiri
Karena merasa benar. Dia yakin bahwa yang ia pegang itu adalah kebenaran mutlak dan akhir
Dia rela menghabiskan waktu, energi, uang bahkan nyawa untuk mempertahankan kebenaran nya
Sedangkan orang yang bijaksana itu akan tersenyum melihat mereka itu seperti melihat kelakuan orang buta yang saling berdebat mempertahan kan kebenaran nya versi nya mereka masing masing. Yang satu mengatakan bahwa gajah itu seperti tali, yang satu mengatakan nggak gajah itu seperti kipas. Terus begitu sampai gak ada akhirnya.
Seorang bijak adalah yang paham mengerti kondisi dan situasi dirinya, lingkungan, maupun orang lain. Kadang hal seperti ini juga akan merefleksi ke sifat, kepribadian dan watak
Misalkan sifat seorang bijaksana dia cenderung sabar karena dia tahu yang ia hadapi itu kondisi memang harus seperti itu. Begitupun dengan orang awam dia cenderung keras kepala, egoisme dllnya karena ia merasa bahwa ia sudah benar dan melihat orang lain itu salah semua. Akhirnya ia jengkel sendiri, stress sendiri gak ada akhir. Mungkin kalau mau dijelaskan dari sisi keilmuan psikologi ini bisa panjang lebar sekali
Makanya benar sekali kenapa kaum sumbu pendek itu cepat baper, atau cepat terhasut atau dia rada radikal bahkan yang lebih mengerikan sampai bertindak extrimis. Karena itu tadi
Ayat yang dipahami keliru, kemudian memakai ayat lain untuk menguatkan mendukung kekeliruannya dan hasilnya yaudah yang berbeda dengan golongan kita kafir, darah nya halal udah babat habis.
Sekarang ketemu inti pembahasan nya untuk menjadi bijaksana yaitu dengan pengetahuan. Terserah mau pakai metode apa. Apa mau pakai metode dalam agama masing2, mau lewat jalur spiritual, mau pakai metode riyadoh, atau mau pakai metode belajar langsung seperti belajar dari buku, dari orang lain. Intinya terus update pengetahuan
Semakin luas pengetahuan maka dipastikan semakin jelas melihat puzzle puzzle kehidupan dan mendekatkan diri kepada kebijaksanaan
Dalam agama saya ada ayat yang berbunyi
“orang yang yang paling beruntung itu adalah orang yang diberikan hikmah kebijaksanaan”
Ayat itu tidak menyatakan bahwa orang yang paling beruntung itu mereka yang dikaruniai harta yang banyak, tahta atau kedudukan yang tinggi, atau pengaruh yang luas atau lainnya tapi malah menyebut kan HIKMAH/KEBIJAKSANAAN
Karena dari sanalah sesungguhnya sumber kebahagiaan kehidupan
Harta yang banyak jika tidak punya hikmah
/kebijaksanaan dia tidak jadi kenikmatan atau kebahagiaan malah berubah jadi bencana
Tahta/kedudukan yang tinggi tidak akan membawa kenikmatan atau kebahagiaan malah bisa jadi bencana untuk dirinya ataupun orang lain jika tidak memiliki hikmah/kebijaksanaan
Begitupun dengan kedudukan atau apapun
Jadi Hikmah atau kebijaksanaan ini begitu penting dan fundamental nya untuk setiap kita tentunya semua orang harus dimiliki karena dari sana sumber kebahagiaan sesungguhnya berada
Demikian tulisan ini semoga menambah wawasan baru dan mudah mudahan berkah dan bermanfaat
Sampai jumpa 🙏
sumber gambar : google
Diubah oleh amboerdah 23-10-2020 19:02
0
468
0


Komentar yang asik ya


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan