Kaskus

Story

DianAhmadKaskusAvatar border
TS
DianAhmadKaskus
Tips Menghadapi Makhluk Astral. Salah Satunya, Jangan Sok!
Assalamualaikum, GanSist.
Apa kabar? Mudah-mudahan selalu sehat dan tetap semangat di tengah pandemi ini ya.

Tips Menghadapi Makhluk Astral. Salah Satunya, Jangan Sok!



Hai, Gansist, apa sih yang kepikiran oleh kalian, jika ada suatu tempat atau benda yang mempunyai sisi mistis. Pasti sedikit banyak membuat jantung berdebar tak menentu ya? Bukan seperti getaran saat kita jatuh cinta, lho, ya … bukan. Ini tuh beda, dan biasanya ada efek-efek tambahan misalnya merinding disko atau perasaan diawasi oleh sepasang atau mungkin berpasang-pasang mata, yang mengamati dalam diam. Hiiiy … serem juga kan?

Cerita aku kali ini tentang rumah tua di ujung gang, di daerah kampungku dulu; Cimahi. Rumah yang memang dari bentuk dan penampakannya udah agak nyeremin. Rumah dengan setengah bangunan bahan dasar kayu, yang sudah lapuk dan cat yang sudah banyak yang mengelupas, karena sudah lama tidak ditempatin dan mungkin juga efek dari cuaca. Membuat penampakannya semakin lama semakin terlihat angker.

Ketambahan lagi dengan adanya dua batang besar pohon nangka yang menjulang, juga sebuah pohon mangga yang cukup rimbun, hingga membuat sensari horror semakin kental. Apalagi kalo kita kebetulan lewatnya pas malem-malem. Wiiihhh.
Suasana remang, karena lampu dipasang juga hanya di bagian depannya aja. Alhasil bagian samping dan belakang hanya tersamarkan oleh cahaya dari lampu tetangga yang terpisahkan oleh kebun singkong.

Tips Menghadapi Makhluk Astral. Salah Satunya, Jangan Sok!

Jadi ada kejadian yang lumayan sempat membuat merinding dan masih terbayang-bayang sampai sekarang itu pas aku lewat depan rumah itu sepulang dari rumah nenek -yang tinggal sendirian- karena ngga mau nginep di sana. Jadi malem-malem minta izin pulang sama nenek. Meski pun awalnya dipaksa buat nginep, tapia akunya ngga mau. Akhirnya nenek ngizinin, dan minta Mita -sepupuku- untuk nganterin, sambil  dibekalin lampu senter yang nyalanya kuning redup.

“Baca doa, jangan lupa.” Katanya sambil melambaikan tangan.

“iya.” Aku menjawab sambil mencium tangan.

Waktu itu sebenernya udah hampir tengah malem, tapi karena aku piker ngga jauh juga, ah, kayaknya ngga perlu takut atau gimana lah, lagian kan ada yang nemenin.

Dan sebelum-sebelumnya juga kalo kami pulang dari rumah nenek selalu lewat situ dan baik-baik aja, jadi tanpa mikir lama, kami langsung milih jalan itu. Pede aja gitu.
Naaah, dari keyakinan bakal ngga ada apa-apa ini, tiba-tiba kejadian aneh mulai terjadi. Berawal dari lepasnya sendal jepit yang aku pake. Bukan putus, hanya lepas.

“Duuuh, bentar, Mit!” kataku sambil memungut sendalnya. Tapi karena gelap, sendalnya aku jinjing aja. ‘Diperbaiki nanti aja kalo udah ada terang’ pikirku sambil terus melangkah.

Tak lama tengkukku seperti ada yang niup. Waaah, mulai deh merinding.

“Mit, leher aku kayak ada yang niup,” aku berbisik pelan

“Masa, sih? Aku engga, tuh.” Mita kelihatan agak takut, genggaman tangannya jadi agak kencang dari sebelumnya. Posisi ngga berani celingak-celinguk, pikiran yang engga-engga langsung bermunculan di kepala. Di kiri kanan jalan yang kebun singkong, malam itu penampakannya sangat-sangat menakutkan. Padahal sebelum-sebelumnya terasa biasa aja.


Merasa udah di tengah-tengah, mau balik udah jauh, mau lanjut kok agak takut-takut gimanaaa gitu. Akhirnya mutusin buat baca-baca doa yang aku hafal. Sambil kepala nunduk ngga berani liat kemana-mana, kecuali ke depan atau ke bawah.

Deg!

Saatnya melewati rumah angker itu, tiba-tiba bau masakan yang bikin mual mulai tercium. Bukan bau basi, tapi perpaduan antara bau anyir yang bangkai, mungkin? Ngga lama suara alat makan yang beradu, samar terdengar. Padahal rumahnya gelap, yang bisa dilihat pake ujung mata.

“Mit, bau apa ini?” Aku menggenggam tangannya yang mulai berkeringat

“Bau apaan sih, Yan?” tanyanya dengan suara bergetar karena takut.

Dag dig dug bunyi jantung pun makin tak karuan. Langkah semakin dipercepat. Dengan sebelah tangan menenteng sendal, dan sebelah tangan memegang senter dengan telapak yang sudah basah oleh keringat.

Tips Menghadapi Makhluk Astral. Salah Satunya, Jangan Sok!

Kemudian berbelok -karena rumah itu berada di tikungan- dan pada saat melewati depan rumahnya, terdengar suara tangis bayi, yang lebih terdengar seperti jeritan. Ya Allah, sontak aku menarik tangan Mita dan lari dengan sekuat tenaga, tanpa menghiraukan bebrapa kali kaki terantuk bebatuan, sambil terus membaca doa.

Kami terus berlari sampai akhirnya di depan rumah dengan sekujur tubuh banjir keringat dan jempol kaki berdarah karena terantuk batu. Langsung mengetuk pintu dengan keras sambil manggil emak sama bapak sekalian salam dengan bersahut-sahutan.

Sampe akhirnya Emak buka pintu, lalu kami langsung berebutan meluk sambil nangis ketakutan. emoticon-Mewek

Setelah kejadian itu, aku selalu ingat untuk selalu berdoa, minta perlindungan kepada Allah agar dijauhkan dari mara bahaya dan gangguan apapun. Juga buang jauh-jauh sifat sok dan takabur -aku merasa sok, pengen nunjukin sama nenek kalo aku berani- padahal Allah sangat ngga suka sama sifat itu.

Jadi ambil hikmahnya aja ya, GanSist. Di mana pun dan dalam keadaan apa pun, senantiasa memperbanyak istigfar, agar selalu dalam perlindungan-Nya. Aamiin.
Mohon maaf jika ada kata-kata yang kurang berkenan, sampai jumpa di kesempatan berikutnya.


Wassalamualaikum


Tips Menghadapi Makhluk Astral. Salah Satunya, Jangan Sok!


Quote:


Foto: DokPri
*Foto diambil pada waktu sekarang
Diubah oleh DianAhmadKaskus 23-10-2020 10:50
ArieKrboAvatar border
indrag057Avatar border
tien212700Avatar border
tien212700 dan 6 lainnya memberi reputasi
7
1.3K
7
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan