Sebenarnya saat dulu pas masih tinggal di rumah orang tua di daerah persawahan di salah satu Kabupaten yang terletak di Sulawesi Selatan, saya sempat merasakan pengalaman aneh yang berhubungan dengan hal mistis di pinggir persis sawah milik keluarga kami. Kebetulan rumah dan sawah tersebut merupakan warisan dari almarhum kakek & nenek saya. Sangat beruntung bagi keluarga apalagi saya yang bisa merasakan sejuk dan indahnya pemandangan sawah yang hijau dan asri. 

Akan tetapi disatu sisi, di samping keindahan yang terpampang justru ada satu lahan di pinggiran sawah yang mana lahan tersebut dari jaman kakek saya masih hidup beliau pernah mengatakan kepada kedua orang tua saya bahwa lahan tersebut agar dibiarkan saja apa adanya dan jangan sekali-sekali merusak lahan dipinggir sawah tersebut. Dan tidak hanya keluarga kami saja, tapi warga sekitar terutama mereka yang sudah sepuh juga meyakini untuk tidak coba-coba tidak menghormati lahan tersebut . Walaupun sebenarnya kami sekeluarga mendengarkan peringatan itu tapi ada juga rasa tidak percaya kami terhadap hal gaib seperti itu. Namun, justru kejadian selanjutnya berkata lain.

Adapun kejadian mistis yang masih saya ingat persis ada dua hal, pertama tangisan perempuan & yang kedua adalah pengalaman ayah saya yang mendengar raungan seperti orang yang sedang menjerit dengan nada suara yang sangat berat. Yang pertama adalah tangisan suara perempuan, tepatnya pada saat menjelang maghrib, saya yang saat itu masih nakal-nakalnya cuek saja seenaknya main ke lahan pinggir sawah tersebut  untuk mencari keong sawah dari sore hingga maghrib. Dan saat ingin pulang kerumah, entah kenapa kaki saya tiba-tiba berasa seperti nyangkut di lahan terlarang tersebut.

Rasanya kaki tidak bisa diangkat sama sekali dan yang semakin membuat saya ketakutan adalah muncul suara tangisan perempuan yang awalnya terdengar sayup-sayup kemudian menjadi terdengar agak sedikit keras. Sontak saya yang saat itu masih kelas 6 SD langsung menangis sekencang-kencangnya hingga ayah saya langsung menghampiri dan mengangkat saya masuk ke dalam rumah. Saya pikir mungkin hanya perasaan saya saja yang saat itu masih kecil jadi ada rasa sedikit tidak percaya ketika saya ceritakan ke keluarga saya.

Sedangkan pengalaman yang kedua adalah Ayah saya. Ayah saya saat itu tidak sengaja menebang pohon pisang yang sudah tua dan layu yang tepat berada di tengah lahan terlarang tersebut. Sebab menurut beliau pohon pisang yang sudah tua tersebut sudah tidak berguna lagi dan mau dijadikan kompos organik. Lalu keesokan harinya, selama seminggu dia bilang tiap malam selalu ada suara orang yang sedang menjerit hingga ayah saya sampai menghampiri sumber suara tersebut yang ternyata katanya berasal dari arah lahan terlarang itu. Tapi justru tidak ditemukan apa-apa. Hingga akhirnya ayah saya menceritakan keanehan tersebut ke tetangga yang sudah sepuh yang mana beliau kebetulan juga seorang tokoh masyarakat (Puang) di desa kami. Dan entah apa yang mereka lakukan untuk mengatasi hal tersebut tapi akhirnya ayah saya tidak lagi mendengar keanehan itu. 

Ternyata setelah ayah saya menanyakan ke tokoh masyarakat (Puang) & beberapa warga sekitar, kabarnya lahan tersebut dulunya sempat menjadi tempat eksekusi pembantaian korban tragedi “Pembantaian Westerling” di tahun 1947.  Dan berdasarkan cerita tetangga juga banyak ada warga yang pernah melihat penampakan baik itu di sore ataupun malam hari ketika melewati lahan tersebut.

Dan hingga kini setelah dewasa, tiap saya balik pulang kampung mengunjungi orang tua saya, terkadang saya masih merinding tiap melewati lahan terlarang tersebut meskipun di daerah sekitar sekarang sudah banyak rumah pemukiman warga dan objek wisata kecil yang dibangun di sekitaran daerah persawahan ini. 

Sekian & Terima Kasih
Jangan Lupa