- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Sejarah Tiang Monorel Jakarta yang Kini Mangkrak


TS
KadrunJunior
Sejarah Tiang Monorel Jakarta yang Kini Mangkrak
Quote:

Jakarta - Pemprov DKI Jakarta yang dipimpin Gubernur Anies Baswedan diminta mencabut tiang-tiang monorel nirfaedah. Begini sejarah tiang-tiang beton yang kini jadi 'monumen'.
Berdasarkan catatan pemberitaan detikcom hingga Kamis (22/10/2020), pembangunan monorel dimulai pada 2004.
Sedianya, monorel dibangun untuk mengatasi kemacetan Jakarta dan dirancang membawa dua hingga sepuluh rangkaian gerbong.
Ada dua jalur monorel yang rencananya dibangun:
1. Green line: 14,3 km.
Dimulai dari stasiun monorel di Casablanca, melewati kawasan sekitar Hotel Grand Melia, Satria Mandala, Kusuma Chandra, Polda Metro Jaya, BEJ, Gelora Bung Karno Senayan, Plaza Senayan, JHCC, Gedung MPR/DPR, Taman Ria Senayan, Gedung MPR/DPR, Pejompongan, Karet, Sudirman, Setiabudi Utara, Kuningan, Taman Rasuna, kembali ke Stasiun Casablanca.
2. Blue line: 12,7 km.
Dimulai dari Kampung Melayu, melewati kawasan Tebet, Menteng Dalam, Stasiun Casablanca, Ambasador, Stasiun Dharmala Sakti, Menara Batavia, Karet, kawasan Slipi, Cideng, dan berakhir di kawasan Roxy.
Seiring berjalannya waktu, tiang monorel itu mangkrak. Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) sempat menyebut tiang itu sebagai 'monumen penipuan'.
Berikut adalah sejarah tiang monorel secara kronologis:
2004: Pembangunan diresmikan Megawati
Presiden Megawati Soekarnoputri meresmikan pemancangan tiang pancang pertama di Jalan Asia Afrika, Senayan, Jakarta Selatan, pada 14 Juni 2004. Dia menekan tombol sirine sekitar pukul 10.30 WIB. Saat itu Gubernur Jakart dijabat Sutiyoso.
"Dan pada hari ini saya bisa canangkan peletakan batu pertama sistem monorel. Diharapkan dua tahun pembuatan dan kalau semua planning matang, maka insya Allah tahun 2006 monorel sudah bisa digunakan," kata Megawati saat itu.

2008: PT Jakarta Monorail pasrah
Pada 2008, pengembang sekaligus investor proyek ini yakni PT Jakarta Monorail (PT JM) dikabarkan pening bukan kepalang karena masalah pendanaan. Saat itu, tiang-tiang yang kadung dibangun mangkrak menjadi monumen nirfaedah. Nilai proyeknya mencapai US$ 450 juta. PT JM mengaku tidak mampu memenuhi syarat investasi US$ 144 juta.
"Sekarang keputusannya terserah Pak Gubernur. PT JM akan ngikut saja," kata Direktur Utama PT JM Sukmawati Sukur, 12 Maret 2008.
2011: Foke pastikan pembangunan setop
Gubernur Jakarta pada saat itu, Fauzi Bowo alias Foke, memastikan pembangunan proyek monorel dihentikan. Pihak PT JM minta ganti biaya investasi Rp 600 miliar, namun Foke menolak. Saat itu, Pemprov DKI hanya akan membayar sesuai rekomendasi Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan (BPKP).
"Dengan adanya penghentian perjanjian ini memang ada permintaan pergantian dana investasi yang diminta perusahaan itu sebesar Rp 600 miliar dan tidak bisa kita penuhi. Maka itu kita berpulang kepada rekomendasi BPKB yang terakhir, saya berpegangan pada rekomendasi BPKP maksimal setinggi-tingginya Rp 204 miliar. Dari segi Pemprov DKI berusaha untuk mengupayakan seefisien mungkin untuk kebutuhan transportasi bagi warga Jakarta," kata Foke, 19 September 2011.
https://news.detik.com/berita/d-5223...698.1603026838
ternyata simbok yang ngecor pertama

0
1.5K
Kutip
13
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan