Kaskus

Story

galih17Avatar border
TS
galih17
Penampakan Berwujud Badut di Masa Kecilku
Penampakan Berwujud Badut di Masa Kecilku
  
Kejadian ini terjadi ketika aku masih kecil, seingatku pada saat aku awal masuk TK di pertengahan tahun 90-an. Aku tinggal di sebuah kabupaten di pesisir selatan Jawa Timur. Sebuah kabupaten yang dikenal dengan produksi kerajinan batu marmernya.

Pada waktu itu, aku dan kedua orang tuaku masih tinggal di rumah kakek dari pihak ibuku. Ada tujuh orang yang tinggal di sebuah rumah lawas yang cukup luas itu. Aku dan kedua orang tuaku, dua orang kakek nenekku, serta dua orang adik dari ibuku yang kala itu masih remaja.

Suatu malam ibu menyuruhkan untuk segera tidur, karena hari sudah larut malam katanya. Bagi anak seusiaku pada saat itu, kalau sudah mengantuk itulah saat untuk tidur. Dan pada malam itu aku sama sekali masih belum mengantuk. Aku masih asyik bermain mobil – mobilan di depan rumah.

 “Le, ayo bubuk. Wis bengi iki, lho. Kabeh wis podho bubuk, (Nak, ayo tidur. Sudah malam, lho. Semua sudah pada tidur)” kata ibu merayuku.

Tetapi aku masih tak bergeming, meskipun aku tahu suasana sekitar memang sudah sangat sepi. Beberapa lampu di dalam rumah juga sudah dimatikan. Mobil  - mobilan itu masih kudorong dan kutabrak – tabrakkan satu sama lainnya. Tak berselang lama ibu menghampiriku.

Sesuk dolanan maneh, wis bengi. Ibuk yo wis ngantuk. Yen mbeling ora ndang bubuk, tak kancing lawange teko njero, (Besok bermain lagi, sudah malam. Ibu juga sudah mengantuk. Kalau nakal tidak mau tidur, aku kunci pintunya dari dalam)” ancam ibu kepadaku.

Mendengar ancaman itu, aku mulai takut. “Iya, Bu.” Aku segera beranjak masuk ke dalam rumah, tak memperdulikan mainanku yang masih tergeletak berserakan di depan pintu.

Kamar tempatku tidur bersama ibu berada  di bagian gandok. Gandoksendiri merupakan bagian rumah di letaknya berada di samping bangunan utama. Setelah mencuci kaki, aku berbaring  di tempat tidur bersama ibuku, karena malam itu ayahku yang merupakan anggota Polri sedang dinas malam. Suara derik jangkrik akhirnya membantuku untuk cepat tidur.

Entah setelah berapa lama, mataku terbuka dan terbangun dari tidurku. Kembali aku menutup mata supaya bisa tidur lagi, tetapi tidak bisa dan aku tetap terjaga bahkan rasa kantukku menjadi hilang. Aku hanya bisa menatap langit – langit kamar yang terbuat dari gedhegdan dicat berwarna putih, yang diterangi lampu kecil dengan cahaya berwarna kuning.

Tetapi tiba – tiba tepat di atasku, langit – langit kamar menjadi berlubang berbentuk bulat sempurna. Diameternya mungkin seukuran roda becak. Langit malam yang berwarna hitam berhias bintang – bintang yang berkedip itu pun terlihat. Aku merasa heran, mengapa bisa berlubang dan siapa yang melakukannya? Aku sempat mengangkat kepala untuk meyakinkanku dengan apa yang sedang aku lihat. Dan sesuatu akhirnya muncul menampakkan diri dari lubang itu.

Satu sosok dengan wujud persis seperti badut. Rambutnya yang kribo berwarna – warni, wajahnya putih, dan hidungnya bulat berwarna merah. Bibirnya juga berwarna merah dan lebar. Aku sempat kaget  melihatnya, tetapi aku tak merasa takut sedikitpun melihatnya. Sosok badut itu tersenyum lebar kepadaku dengan menampakkan wajah riangnya. Bahkan dia juga melambaikan tangannya dan memberi tanda untuk datang ke arahnya. Selama beberapa saat aku hanya melihatnya saja, sebelum akhirnya aku membangunkan ibu yang sedang tidur pulas di sampingku.

Bu, Ibu. Kuwi sopo?(Bu, itu siapa?)” Salah satu tanganku mendorong pundak ibu, bermaksud untuk membangunkannya. Dan upayaku itu berhasil.

Opo, to, Le?(Ada apa, sih, Nak)” jawab ibu dengan nada malas karena harus bangun dari tidurnya.

Kuwi, lho, Bu,(Itu, lho, Bu)” aku menjawab sambil menjulurkan tangan kananku ke atas.

Ternyata ibu kaget setelah melihat apa yang aku tunjukkan. Tangan ibu langsung menyambar kepalaku ke bantal lalu mendekapku. “Wis, ndang turu maneh. Ojo didelok,(Sudah, lekas tidur lagi. Jangan dilihat)” ucap ibu dengan nada sedikit panik.

Aku yang kebingungan lantas menuruti saja perintah ibu. Memejamkan kedua bola mataku dengan erat. Tetapi, aku masih penasaran dengan badut yang tiba – tiba muncul di langit – langit kamar itu.

Secara perlahan aku membuka kembali mataku karena masih penasaran. Dan ternyata badut itu masih di tempat semula. Tetapi raut wajahnya berubah, dia tampak kesal dan jengkel. Bentuk bibirnya menjadi cemberut dan kedua tangannya dilipat di depan dadanya. Tidak berselang lama kemudian, tangan kanan badut itu seperti menarik satu sisi langit rumah yang berlubang dari kanan ke kiri seperti menarik gorden jendela. Dan lubang di langit – langit kamar menjadi tertutup, kembali seperti semula. Aku bergidik, kembali memejamkan mata kembali tidur.

Bisa dikatakan kejadian itu merupakan pertama kalinya aku melihat makhluk astral, apalagi makhluk itu juga mencoba untuk berinteraksi denganku. Seiring berjalannya waktu aku pernah menanyakan hal itu kepada ibuku. Tetapi ibu mengaku sudah lupa dengan kejadian tersebut.

Setelah kakek dan nenek meninggal, aku sering bermalam di rumah peninggalan mereka. Tetapi penampakan berwujud badut itu juga tidak pernah muncul lagi menampakkan diri kepadaku. Kini rumah yang cukup besar itu sudah tidak berpenghuni, tetapi selalu dibersihkan oleh saudara – saudaraku yang lain secara bergantian. Ruangan yang dulu menjadi kamarku, sekarang menjadi gudang tempat menyimpan barang.

Berikut adalah keadaan rumah peninggalan kakek dan nenekku saat ini.

Spoiler for Gambar 1:

Gambar 1 merupakan denah rumah secara keseluruhan. Bagian yang diarsir dan ada kotak merah merupakan ruangan gandok.
Spoiler for Gambar 2:

Gambar 2 merupakan sebagian ruangan gandok, dan terlihat pintu masuk ke arah kamar.
Spoiler for Gambar 3:

Gambar 3 merupakan kamarku dulu, yang sekarang menjadi gudang. Tempat tidur kayu yang aku gunakan dulu juga masih dalam kondisi bagus.
Spoiler for Gambar 4:

Gambar 4 merupakan bagian langit – langit (lingkaran merah) yang pada waktu kejadian bisa berlubang hingga bisa melihat ke langit luar.

Pertanyaanku kepada Frislly Herlind, Citra Prima, dan Rika Ardilla dalam #Oktoberhantu;

1. Sebenarnya apakah tujuan hantu itu menampakkan diri kepada anak – anak yang masih kecil, dengan wujudnya tidak menyeramkan seperti itu (badut)?

2. Mengapa dia tidak muncul lagi? Karena aku juga cukup lama tinggal di sana. Selain itu  juga saudara – saudaraku yang lain juga tidak pernah mengalami kejadian serupa.

Sekian dulu tulisanku pada kesempatan kali ini.

 


 
Diubah oleh galih17 22-10-2020 12:21
alif.tiger.revoAvatar border
doelvievAvatar border
doelviev dan alif.tiger.revo memberi reputasi
2
416
1
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan