Ini kisah nyata yang pernah ane alami sewaktu ane kecil sekitar umur 4 tahunan. Sebenarnya ane gak sadar pernah mengalaminya karena waktu itu ane masih kecil banget. Tapi 100% cerita ini real dan ortu ane sendiri yang mengingat kejadiannya.

Ane adalah anak yang sangat dekat dengan Ibu ane, bisa dibilang seperti 'anak mami' yang nggak bisa jauh dari ibunya.

Sewaktu ane masih kecil itu, Ibu ane adalah seorang ibu rumah tangga yang fulltime di rumah sambil ngerawat ane. Sementara itu, Bapak ane adalah karyawan swasta yang jarang pulang.

Sewaktu kecil, ane selalu diajak kemanapun Ibu ane pergi. Ya, karena ga ada siapapun di rumah jadinya ane mesti diajak kemana-mana.

Suatu hari ane diajak oleh Ibu ane untuk berkunjung ke rumah nenek di kampung halaman tempat Ibu dilahirkan. Rumah nenek ane terletak di kecamatan yang berbeda, berjarak sekitar 12 km dari kota tempat tinggal ane.

Di kampung halaman itu masih sangat tradisional. Masih banyak penduduk yang sering mandi ke sungai atau ke sumber mata air setempat. Masih banyak juga terdapat ladang rimbun dan pohon bambu.

Setelah mengunjungi rumah nenek, ane diajak mandi ke salah satu pemandian yang berupa pancuran mata air yang biasa disebut "beji". Letak beji itu agak terpencil dan harus melewati semak-semak liar terlebih dahulu. Berjalannya juga harus hati-hati karena lumutan. Ane pernah kesana lagi beberapa tahun yang lalu, dan akses masuknya menjadi makin parah karena tanaman liarnya makin tinggi-tinggi.


Dokpri


Dokpri

Meskipun beji tersebut terletak di belakang sebuah sekolah dasar. Tapi nampaknya permandian itu sekarang sangat tak terurus. Kalau memasuki tempat permandian itu kelihatan kesan angkernya. Entahlah sekarang masih ada yang sering mandi di sana atau tidak. Sepertinya mayoritas orang tua masih ada yang suka mandi di sana.

Lanjut lagi ke cerita mistis ane.
Biasanya saat akan ke tempat permandian/beji, orang harus menghaturkan sesajen seikhlasnya untuk menghormati penunggu di tempat tersebut. Biasanya sesajen tersebut bisa berupa canang dengan sebuah permen, dan sebagainya. Kami percaya di semua tempat yang baru kami datangi pasti ada penunggunya.

Apalagi ane saat itu baru pertama kali ke sana, seharusnya Ibu ane menghaturkan sesajen itung-itung sebagai tanda "permisi". Tapi apesnya saat itu ibu ane lupa membawa sesajen.

Singkat cerita, kemudian setelah mandi ane langsung pulang ke rumah. Beristirahat seperti biasa.

Eh tau-tau besoknya badan ane demam, panas tinggi. Dikira ane sakit gara-gara habis mandi di pancuran terbuka.

Tapi demam ane saat itu aneh Gan. Katanya ane saat baru bangun teriak-teriak kayak orang kesurupan (tapi bukan kesurupan). Anehnya lagi, setiap kali Ibu ane datang dan mendekat, katanya ane langsung teriak seperti orang ketakutan. Mungkin ane melihat Ibu ane seperti melihat hantu pada saat itu.

Ane lari-larian menghindari Ibu ane yang terus berusaha mendekat. Akhirnya Ibu ane memanggil bala bantuan. Datanglah bibi ane untuk menenangkan. Nah saat bibi ane datang, ane langsung berlari ke pelukan bibi ane itu. Gak teriak-teriak ketakutan lagi. Bibi ane adalah orang yang berhasil menenangkan ane.

Setelah itu ane langsung dibawa ke rumah sakit. Ane opname beberapa hari. Ane inget, sewaktu opname infus dipasang di kaki ane, karena di tangan ane yang kecil gak ketemu pembuluh darahnya.

Sampai sekarang, ane yang minimal 6 bulan sekali ke kampung sana, sering lewat beji itu dan melihat ke tempat itu kok. Kesan angkernya masih terasa.

Ada hal dari kejadian itu yang membuat ane penasaran.
Kali aja Kak Frislly Herlind, Citra Prima, dan Rika Ardilla bisa bantu menerawang.

#Oktoberhantu

QUESTION:
-Apakah di sana beneran ada penunggunya?

-Mungkinkah ane sakit akibat diisengin penunggu beji karena Ibu ane lupa membawa sesajen? Atau ane sakit gara-gara masuk angin saja?

-Gimana sih tata cara "permisi" yang baik dan benar kepada para penunggu suatu tempat? Apakah memang harus melalui sesajen atau cukup ngomong dalam hati saja?

Oke sekian pengalaman singkat ane dalam hal mistis yang sampai sekarang masih menghantui perasaan ane sehingga membuat penasaran. Thank you buat yang udah mampir.