Disarankan untuk sambil mendengarkan Mad Woman - Taylor Swift, sambil membaca part ini, terima kasih

-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Nafasnya makin diburu, si anak laki-laki tersebut.

Sambil menatap sesekali, kepada penyihir pengabul mimpi, memberikan lamunan kosong, menatap arah lainnya.

Entah apa yang ada di pikirannya.

Seakan ingin mempunyai kekuatan untuk menerka perasaan.

Anak laki-laki itu ingin bertanya

Apakah aku menyakitimu dengan tindakan barusan?

Apakah kamu merasa bersalah dengan tindakan barusan?

Apakah kamu merasa ini adalah reaksi yang tidak sesuai dengan porsi?

Pertanyaan tersebut lantas akhirnya ditanyakan kepada penyihir pengabul mimpi.

Dijawabnya dengan wajah yang cukup datar, minim akan emosi, dan tidak terbaca rasa yang ada.

Seakan penuh tanya, 

akhirnya ditanyakan lagi pertanyaan yang sama.

Apa benar hatimu tidak apa-apa?

Apa yang kamu rasakan?

Kenapa kamu meninggalkanku dengan diam?

Seolah bergejolak rasa tanpa asa, ditembakannya lah perasaan itu, melalui mahluk lubuk rasa, sehingga membentuk sebuah rasi di angkasa, yang nyatanya, tidak terang, tidak gelap, namun menghangatkan jiwa yang penuh amarah.

Ya, amarah itu perlahan mencair berubah menjadi kontrol diri, yang harusnya dimiliki sejak 61 hari yang lalu