- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
BIN Endus Pensiunan TNI dan Habaib Pengacau NKRI


TS
NegaraTerbaru
BIN Endus Pensiunan TNI dan Habaib Pengacau NKRI
Spoiler for Perusuh Demo:
Spoiler for Video:
Aksi demonstrasi penolakan Omnibus Law dilakukan oleh buruh dan mahasiswa. Tapi aksi para buruh dan mahasiswa yang seharusnya berjalan damai justru diwarnai dengan kericuhan. Uniknya, kerusuhan itu tidak disebabkan oleh peserta aksi yang sebenarnya, melainkan oleh massa penyusup yang memang berniat untuk ribut.
Tentunya penyusupan itu tak dilakukan secara spontan, mesti ada dalang di belakangnya yang memang berniat untuk memancing keributan. Tujuannya kemungkinan bersifat politik. Dengan kata lain, massa demo penolak Omnibus Law hanyalah sebagai tunggangan.
Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan (Menkopolhukam) Mahfud MD mengaku telah mengetahui rencana dalang kerusuhan tersebut. Ia telah mendapatkan informasinya dari intelijen negara.
“Sebenarnya sebelum peristiwa atau aksi-aksi [kerusuhan] itu terjadi, kita sudah mendapat gambaran apa yang akan terjadi dari intelijen. Kita dapat laporan akan terjadi ini terjadi itu, ada pertemuan si A, si B, di sini bilang begini, ini saksinya ini buktinya. Jadi, yang harus diantisipsi itu kerusuhannya, dan sudah diantisipasi masih terjadi juga,” ujar Menko Mahfud di YouTube Karni Ilyas Club, 18 Oktober 2020.
Meskipun begitu, Mahfud tidak menampik tetap ada pengunjuk rasa yang murni turun ke jalan demi menyampaikan aspirasi menolak UU Cipta Kerja. Massa yang murni menolak Omnibus Law melakukan aksi demonstrasi dengan aturan yang berlaku seperti waktu dan tempat yang jelas. Sementara oknum yang merusuh dipastikan tidak menaati aturan. Menko Mahfud memastikan telah mengetahui rencana mereka, berupaya mengantisipasinya, dan kemudian berhasil ditangkap.
Mahfud meyakini demonstrasi yang dilakukan perusuh itu ada yang memodali dan memberikan instruksi. Kendati tidak menyebut dalangnya, Mahfud memastikan semuanya akan terbuka di pengadilan nanti.
Sumber : Bisnis[Wow! Sebelum Terjadi Demo UU Cipta Kerja, Menko Mahfud Tahu Akan Ada Rusuh]
Informasi dari intelijen yang dipaparkan Menko Mahfud jelas merupakan informasi dari Badan Intelijen Negara (BIN). Informasi itulah yang kemungkinan menjadi dasar ditangkapnya beberapa petinggi Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI) beberapa waktu lalu oleh aparat. Mereka diduga menjadi salah satu dalang yang menghasut demo menjadi ricuh serta turut pula menjadi pemodal.
Total ada sembilan orang yang semuanya merupakan aktivis yang berafiliasi dengan KAMI. Seperti Syahganda Nainggolan, Jumhur Hidayat, Anton Permana, Ketua KAMI Medan Khairi Amri, Juliana, Novita Zahara S, Wahyu Rasasi Putri, Kingkin Anida, dan Deddy Wahyudi.
Mereka semuanya memiliki peran masing-masing. Seperti Khairi Amri yang berperan sebagai admin WAG KAMI Medan. Ia menyebut “DPR RI sarang maling dan setan” serta “Kalian jangan takut dan jangan mundur” perihal melempari DPR RI dan aparat. Sedangkan Juliana menulis perihal bom Molotov, membuat skenario seperti 98, penjarahan toko China dan rumah-rumahnya, dan mengikutkan preman untuk menjarah. Novita Zahara menulis ‘Medan cocoknya didaratin’ dan Wahyu Rasasi Putri menulis ‘wajib membawa bom molotov’.
Selain itu ada pula Jumhur Hidayat, Deddy Wahyudi, Anton Permana, Syahganda Nainggolan, dan Kingkin Anida yang memuat konten provokatif di media serta dapat diakses publik.
Sumber : Republika [Polri Ungkap Unggahan Aktivis KAMI Sehingga Mereka Ditangkap]
Dugaan KAMI mendanai demo rusuh makin terlihat jelas saat KAMI Jawa Barat Sofyan Sjahril mengaku bahwa mereka memberikan dana sebesar Rp 12 juta untuk aksi menolak Omnibus Law.
Sumber : Viva [KAMI Jabar Mengaku Sokong Dana Demo Omnibus Law di Bandung]
Lantas bagaimana respon Presidium KAMI Gatot Nurmantyo ketika mengetahui petinggi KAMI diduga menjadi dalang aksi demo rusuh? Mantan Panglima TNI itu malah menantang pemerintah membuktikan KAMI sebagai dalang di balik unjuk rasa menentang UU Cipta Kerja. Tidak perlu repot-repot menuduh KAMI, karena pemerintah memiliki BIN yang dapat mengetahui secara jelas siapa dalang demo sesungguhnya.
Sumber : Republika [Gatot Tantang Buktikan Dalang Demo UU Ciptaker]
Tapi ia seolah lupa, bahwa informasi yang menyebabkan ditangkapnya aktivis senior KAMI berasal dari intelijen negara. Hal itu pula yang menyebabkan salah satu deklarator KAMI Rocky Gerung menyadari gerakannya telah disusupi BIN. Di sinilah terlihat Rocky Gerung membela diri dengan menyatakan bahwa KAMI bukan organisasi sentral, keanggotaannya bersifat terbuka sehingga rentan disusupi oleh orang-orang yang tak terduga, termasuk intelijen. Bahkan penyusup itu mungkin bergabung sebagai deklarator. Lebih lanjut, mengenai pengungkapan pembicaraan isi chat WAG, Rocky menganggapnya sebagai sesuatu yang tidak etis.
Tapi, ucapan Rocky justru membuka mata publik, bahwa ia mengaku perbuatan yang dilakukan oleh para petinggi KAMI. Dengan kata lain, KAMI telah menjadi penunggang demo buruh demi tujuan politis. Bukan murni mendukung buruh dan mahasiswa menolak UU Cipta Kerja.
Sumber : Suara [Mengintip Grup WA KAMI Dinilai Tak Etis, Rocky Gerung Beri Ancaman Sadis]
Lantas apakah cuma gerakan KAMI yang dianggap BIN membahayakan negara? Ternyata masih ada lagi yang lain. Kerusuhan menolak Omnibus Law tak hanya terjadi saat demo mahasiswa. Ia juga terjadi usai demonstrasi ANAK NKRI, kelompok gabungan FPI, PA 212, dan GNPF Ulama pada 13 Oktober 2020 lalu. Uniknya, dalam aksi tersebut, anak NKRI secara terang-terangan menginginkan Presiden Jokowi dimakzulkan. Mereka juga mengatakan bahwa Rizieq Shihab akan segera kembali ke Indonesia untuk memimpin revolusi.
Agenda dari aksi demonstrasi itu kemungkinan besar telah diendus oleh BIN. Namun mereka tentunya tak mampu mencegah supaya demonstrasi tak jadi dilakukan, sehingga pada akhirnya kerusuhan pun tak terelakkan lagi. Namun yang jadi pertanyaan, apakah massa perusuh itu adalah bagian dari massa pendemo yang sebenarnya? Jangan-jangan serupa demo mahasiswa dan buruh di mana ada massa perusuh yang mayoritas anak usia sekolah turut membaur.
Anehnya kelompok FPI justru mendukung adanya demonstrasi rusuh seperti itu. Berbeda dengan buruh dan mahasiswa yang tak inginkan ada penyusup di dalam aksi mereka yang murni menolak UU Cipta Kerja, Juru Bicara PA 212 Novel Bamukmin justru mendukung para siswa STM membuat kericuhan. Novel Bamukmin mengatakan bahwa semangat anak STM itu luar biasa, sebab ia sendiri merupakan alumnus STM.
Novel Bamukmin menjelaskan bahwa karakter pelajar STM tidak akan berbuat ricuh jika tidak diganggu. Ia malah menuduh ada oknum aparat yang memprovokasi para pelajar.
“Jiwa solidaritas STM itu luar biasa yang biasa mereka saling tawuran tapi kondisi negara sedang kacau carut marut seperti ini dengan kezoliman rezim. Mereka bisa kompak bersatu menjadi satu irama melawan kezoliman," kata Novel.
Meski Novel mengatakan ia telah mengendus ada kejadian rusuh setelah aksi demo 1310, mengapa ia seolah mendukung aksi ricuh itu? Bukankah sama saja dengan mendukung adanya instabilitas di Indonesia? Dukungan terhadap massa STM justru makin membuat publik curiga terhadap aksi yang dilakukan ANAK NKRI, apalagi mereka menuntut Jokowi mundur dan mengatakan Rizieq Shihab akan segera melakukan revolusi.
Sumber : Viva [Anak STM Bikin Ricuh Demo 1310, Novel Bamukmin: Saya Alumnus STM]
Memakzulkan Jokowi memang sudah menjadi impian kelompok Islam FPI, PA 212, dan GNPF Ulama selama ini. Sedari dulu mereka memiliki pandangan bahwa Jokowi erat hubungannya dengan komunisme serta anti Islam. Namun, mengapa saat ini, walaupun ditunjang dengan banyaknya aksi demo menolak Omnibus Law, kelompok Islam ANAK NKRI dengan berani menyuarakan imbauan makar terhadap pemerintahan yang sah? Apakah selama ini umat Islam terancam oleh Pemerintahan Jokowi?
Mungkin saja kelompok ANAK NKRI terpengaruh dengan adanya Islamofobia yang baru-baru ini menguat di Eropa. Benua biru tersebut banyak berisikan negara-negara yang memiliki pengaruh terhadap kebijakan Indonesia. Sebut saja Perancis, Jerman, maupun negara-negara Eropa Utara. Rakyat di negara-negara tersebut saat ini mengalami krisis kepercayaan terhadap umat Islam. Tengok saja Perancis yang sejak Januari lalu telah menutup 73 masjid dan sekolah Islam di seantero negeri.
Sumber : Merdeka [Prancis Tutup 70 Masjid dan Sekolah Islam dengan Alasan Cegah Ekstremisme]
Belum lagi dendam lama kelompok Islam FPI terhadap pemerintah Jokowi yang dinilai dekat dengan China. Sementara informasi terakhir mengatakan bahwa China telah menghancurkan ribuan masjid dan muslim di Xinjiang. Maka dapat kita ambil kesimpulan, ada sesuatu yang dianggap gawat oleh Blok Islam FPI dan mengancam kepentingan Islam apabila Presiden Jokowi tetap berkuasa. Namun jika benar itu adanya, cara ANAK NKRI menyetujui atau bahkan kemungkinan mendalangi kerusuhan di Indonesia justru hanya akan menjadi pemicu Islamofobia di negeri ini.
Maka tak salah pula kiranya, informasi intelijen dari BIN mengendus adanya upaya menggoyah stabilitas politik dan keamanan yang kemungkinan didalangi oleh KAMI dan Kelompok Islam ANAK NKRI.
Diubah oleh NegaraTerbaru 21-10-2020 09:25
0
1K
10


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan