Berbicara Mojokerto, tentu tak lepas dari kerajaan Majapahit, meningat Mojokerto ini dipercaya menjadi pusat pemerintahan Majapahit pada jamannya. Kali ini saya tidak akan membahas tentang keindahan alamnya atau sejarahnya, karena saya akan membahas sisi lain dari Mojokerto.

Dan inilah beberapa tempat kramat atau punden yang ada di sekitaran Mojokerto.






Punden ini berada di Kutorejo, Mojokerto tepatnya di pinggiran sawah, dan agak sedikit jauh dari pemukiman. Mempunyai cungkup yang terbuat dari kayu dan berada di dekat sebuah pohon.

Banyak warga yang berdoa ditempat ini. Menurut warga sekitar punden ini adalah tempat sakral yang dikramatkan.



Terdapat batu dakon, unfinished yoni, fragmen pipisan, lumpang batu, dan beberapa batuan kuno lainnya.

Berkunjung ketempat ini alangkah baiknya mengucapkan salam terlebih dahulu, dan berprilaku sopan. Apalagi tempat kramat adalah tempat yang tak boleh dikungi sembarang orang. Hawanya agak sedikit berbeda walauoun berada di dekat sawah.






Berikutnya adalah punden patung, punden ini berada dalam satu lokasi dengan pemakaman umum.

Hampir sama dengan kebanyakan punden, keberadaan punden patung juga menjadi tempat yang sangat di kramatkan oleh warga.



Warga sekitar menyebutnya punden patung karena disekitar punden ada sebuah patung wanita yang memakai kerudung hitam, jadi mereka memberi nama punden patung. Kreatif ya.

Terlepas dari kreatifnya warga, punden yang berada di daerah Pungging, Mojokerto ini memiliki beberapa kekunoa, watu dakon, batu lumpang, dan beberapa batuan kuno lainnya.







Ditempat ini ada empat makam, tiga diantaranya berada diluar bangunan bercungkup warna biru.

Banyak batuan kuni yang dibuang disisi timur cungkup dekat dengan kebun bambu. Tempat sakral ini berada di Dlanggu, Mojokerto. Lebih tepatnya berada ditempat Siti Inggil (lemah Geneng)



Kata warga sekitar dulu sangat banyak batuan kuno yang berada di punden ini. Bahkan yang masih terpendam juga masih ada. Tapi sayang para warga tidak menemukan batu yang masih berstruktur.

Emtah dulinya ada bangunan apa disini, entah bangunan candi, bekas bangunan kuno, atau bangunan yang lainnya. Bahkan sekelas BPCB pun susah mengidentifikasi bangunan yang minim informasi apalagi bangunannya sudah berpindah tempat. Mungkin hanya para leluhurlah yang tau dulu dipunden ini ada bangunan apa.






Kekunoan sebuah punden. Warga sekitar menyebutnya punden mbah "Buyut Guru" kekunoannya adalah dua batu lingga yang difungsikan sebagai nisan makam, sepertinya lingga patok.



Tempat ini sangat terawat dan bersih, karena masyarakat oercaya bahwa punden mbah buyut guru ini adalah dulunya yang "ngebabat alas" desa tersebut. Maka tempat ini dirawat sebaik mungkin, hanya saja tidak ada cungkup yang melindungi dari panas atau hujan. Semoga selalu tetap terawat.






Begitulah warga menyebutnya. Terdapat dua makam Danyang atau leluhur yang dipercaya sebagai oendiri sebuah desa atau orang pertama pembabat desa.

Menurut warga sekitar, dua makam ini adalah makam mbah gondek dan istrinya.



Dipunden ini terdapat beberapa kekunoan berupa lumpang batu yang dijadikan nisan sebuah makam.

Punden ini berada di belakang rumah warga, tepatnya di desa Ngembe, Dlanggu, Mojokerto.






Sendang Jolotundo, tepatnya berada didusun Jolotundo, Jetis, Mojokerto.

Menurut warga sekitar, sendang ini sudah ada sejak jaman majapahit. Disebelah sendang ada sebuah pohon yang diberi kain lawon putih yang dikramatkan oleh warga.



Tempat ini sekaligus dianggap sebagai punden Dusun Jolotundo oleh warga sekitar. Setiap ada ruwatan desa atau hajatan sekitar, biasanya para warga melakukan ritual atau menghaturkan sesaji ke Danyang ditempat ini untuk keselamatan desa sekitar.

Itu dikarenakan tempat kramat ini sudah di percaya oleh warga sekitar sebagai tempat bersemayamnya leluhur mereka.

Nah, itulah beberapa tempat kramat yang ada dimonokerto. Tetap hati-hati dan salam mistis.













Sumber gambar dan artikel: Youtube Mojopahitlelono