Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

ahmadsofwan455Avatar border
TS
ahmadsofwan455
SEMBILAN KERAJAAN PUSAT DAKWAH ISLAM DI INDONESIA
Kepemimpinan adalah sarana paling besar dalam proses masuknya islam keindonesia, sebab kebiasaan dari zaman ke zaman pemimpin adalah panutan setiap yang dipimpinannya meskipun dalam sebuah tatanan Negara selalu ada masyarakat yang berkoalisi dengan pemimpinan dan ada juga masyarakat yg beroposisi dengan pemimpinannya, namun kebanyakan masyarakat akan menjadikan pemimpin sebagai orang yang diikuti dan didengarkan setiap pembicaraannya, baik itu berisi perintah, ajakan, nasihat ataukah ke ilmuannya.

Dari tiga gelombang masuk nya islam ke Indonesia hamper semua menelan waktu yang amat lama hingga proses terakhir terjadi di Indonesia, yaitu keikut sertaan para ahli politik dan negarawan islam masuk ke Indonesia, yang sukses melahirkan kerajaan – kerajaan islam di Indonesia yang kala itu di sebut dengan nusantara. Pada proses awal yang dimotori oleh para pedagang islam menelan waktu hingga 3 (abad) pada saat itu islam belum juga terlalu berkembang di Nusantara, pada gelombang Ke 2 (dua) dengan memanfaatkan seni dan adat di Nusantara dengan keikut sertaan para pedagang, sufi dan seniman islam mulai berkembang namun masih di seputaran Bandar – Bandar persinggahan dan kota – kota, pada gelombang ke 3 (tiga) keikut sertaan para ahli politik dan negarawan islam amat berpengaruh pada perkembangan islam Nusantara, pada gelombang inilah system kepemimpinan islam berkembang dan mulai merasuk dari kota hingga kedesa – desa baik yang dapat dimudah dijangkau dari kota hingga yang sulit di jangkau dari kota (Pedalaman).

Pada gelombang ketiga inilah lahir kerajaan – kerajaan islam di Nusantara, hal itu epek dari keikut sertaan para ahli politik dan negarawan islam, mereka menyatukan antar perindividual islam menjadi perkelompok, saat kelompok – kelompok tadi sudah memiliki basic  keilmuan tentang politik dan system pemerintahan mereka menyatukannya, sehingga lahirlah sebuah pola persatuan dalam perbedaan, meskipun antar satu kelompok dengan kelompok lain berbeda pemahaman dan madhab bahkan adat serta suku, mereka menyatukan diri dalam naungan ke islaman, hal inilah yang membuat banyak kalangan kerajaan hindu dan Buddha masuk islam bahkan rajanya pun ikut masuk ke agama islam.

Ada Sembilan kerajaan islam yang terkenal dari wilayah Nusantara, antara lain :

Kerajaan Samudera Pasai : kerajaan ini berada di dalam wilayah aceh utara, tepat di muara sungai peusangan, yang saat itu adalah daerah yang strategis dan menjadi jalur atau rute perdagangan dunia, bahkan menjadi penghubung antar wilayah di nusantara maupun di luar Nusantara.

Kerajaan ini didirikan oleh Malik As shaleh, dalam menjalankan pemerintahannya Sultan Malik As-shaleh menjadi islam sebagai agama resmi kerajaan, madhab Safi’I sebagai panutannya dalam menjalankan ibadah dan amalan sehari – hari, meskipun menjadikan islam sebagai agama resmi Malik As-shaleh tetap menginjinkan agama lain berkembang dan beribadah serta menetap di wilayah kerajaannya, sebab pada pemikirannya cendrung pada arah islam rahmatan lil alamin, yaitu islam menjadi rahmat bagi sekalian alam, baik pada umat islam, maupun pada umat non muslim.

Kemunduran kerajaan ini akibat komplik internal yang terjadi didalam kerajaannya,  komplik inilah yang mengakibatkan perekonomian beralih arah kekerajaan Malaka. Pada tahun 1521 kerajaan samudra pasai dikuasai oleh portugis selama 3 (tiga) Tahun, selanjutnya pada tahun 1524 Kerajaan Samudera Pasai Berhasil Di ambil dari tangan potugis oleh Ali Mughayat syah dari aceh, selanjutnya kerajaan samudera Pasai dibawah kekuasaan kerajaaan Aceh.

Kerajaan Perlak :kerajaan ini berdiri hamper bersamaan dengan kerajaan samudera pasai, bahkan kerajaan samudera pasai amat menghormati kedaulatan perlak hingga kerajaan samudera pasai menganggap kerajaan perlak adalah sahabat bahkan saudara, hal itu diperkuat dengan di suntingnya putrid dari kerajaan perlak dengan pangeran samudara pasai. Kerajaan ini didirikan oleh Sultan Alauddin pada tahun 1161 pada saat kerajaan sri wijaya mengalami kemunduran diwilayah Sumatera Utara, atas dukungan para masyarakat islam dan non muslim, Sultan Alauddin di nobatkan menjadi Sultan Di kerajaan Perlak.

Kerajaan Aceh Darussalam :kerajaan ini merupakan penyatuan dua kerajaan yaitu kerajaan Mahkota Alam dan Kerajaan Darul Kamal pada saat kerajaan Samudera Pasai dan Kerajaan Malaka runtuh, pada saat itulah Sultan Ali Mughayat Syah mendirikan Kerajaan Islam Aceh Darussalam dan mengalihkan ibu kota kerajaan pada wilayah Darussalam, pada saat itu Darussalam adalah kota yang ramai akan pengunjung yang berasal dari luar, sebab Darussalam adalah pusat perdagangan dan persinggahan pedagang.

 Pada tahun 1524 M, Ali Mughayat syah mengembangkan wilayah dakwahnya ke pidie, pasai, daya dan deli, setelah meninggal dunia ali mughayat syah di gantikan oleh adiknya aluhuddin Riayat syah, kerajaan Aceh Darussalam memundur saat VOC menguat di wilayah seputaran Nusantara, Saat itu kesultanan hanya sebatas symbol saja.

Kerajaan Demak :Kerajaan Demak adalah kerajaan pertama dipulau jawa, sebelumnya kerajaan demak adalah sebuah wilayah di bawah kekuasaan kadipaten Majapahit yang bernama Bintoro. Sri kertabumi raja dari kerajaan majapahit memberikan daerah itu kepada anaknya yang bernama Raden Fattah. Setelah kerajaan majapahit mengalami kemunduran Raden Fattah atas dukungan dan bantuan Para Ulama dan para Wali mendirikan kerajaan Islam pertama di pulau jawa yang disebut dengan kerajaan demak, Kerajaan demak termasuk pada cloter kerajaan maritime yang terhebat di wilayah asia tenggara. Kerajaan Demak ini sukses menjadi kan kerajaannya sebagai pusat kekuasaan dipulau jawa dan pusat penyebaran Islam di Nusantara.

Kerajaan Pajang :kerajaan ini didirikan oleh Mas Karebet yang memiliki nama asli Joko Tingkir, pada Tahun 1568 M, Beliau adalah anak dari Kebo Kenanga dari Desa Tingkir diwilayah dekat salatiga, Joko Tingkir di nobatkan oleh Sunan Giri dengan gelar Adiwijaya.  Pada masa kekuasaannya joko tingkir kembali menakhlukkan daerah – daerah yang memisahkan diri di antaranya Demak, Jipang, Jepara, Pati, Banyumas dan Madium.  Kerajaan ini tidak berumur lama, pada Tahun 1686  diganti oleh anaknya yang bernama Pangeran Benowo.

Kerajaan Mataram :kerajaan ini berawal dari sebuah nama daerah yang berada di kerajaan Pajang, wilayah ini di serahkan pada Ki Ageng Pamenahan Atas Jasanya mengalahkan Penangsang.  Pada tahun 1578 keraton mataram di bawah kekuasaan kerajaan Pajang. Setelah wafat beliau digantikan oleh Putranya Panembahan Senopati, Panembahan senopati memindahkan pusaka kerajaan Pajang kemataram, secara tidak langsung menyatakan bahwa kerajaan Mataram Adalah penerus Kerajaan Pajang, dengan Raja nya Senopati.

Sepeninggalan Panembahan Senopati, Kejayaan Mataram dipimpin oleh Sultan Agung Hanyokro Kusumo. Pada saat berkuasa Sultan Agunglah yang merobah Kalender Jawa menjadi Kalender Islam, setelah sultan agung, raja – raja yang memimpin mengalami kemunduran dan pemberontakan yang akhirnya memecah Mataram menjadi 4 Kerajaan berdasarkan perjanjian Salatiga yaitu : Kesultanan Surakarta, Kesultanan Ngyokyakarta, kerajaan Paku Alam dan Kerajaan Mangkunegara.

Kerajaan Cirebon: pada awalnya kerajaan ini adalah desa yang dihuni oleh masyarakat Nelayan yang muslim, sebelum menjadi kerajaan  di Cirebon berdiri Pondok Pesantren yang bernama Pondok Pesantren Gunung Jati, yang diasuh oleh Syech Datuk Kahfi. Atas Bantuan Pondok Pesantren Tersebutlah lahir Kerajaan Cirebon berdiri. Pemimpin kerajaan Cirebon tersebut bernama Syarif Hidayatullah atau dikenal dengan Sunan Gunung Jati. Dari tangan beliaulah lahir Dinasti Raja Cirebon dan Banten.

Kerajaan Banten : sebelum berdiri Banten adalah sebuah Pelabuhan Jalur Perdagangan dibawah kekuasaan Kerajaan Padjajaran, ketika Sunan Gunung Jati datang mengembang kan Islam di wilayah Banten, Beliau menganggap Perlu mendirikan Kerajaan sebagai Pusat Dakwah islam di daerah tsb, didirikannyalah kerajaan Banten yang diserahkannya pada putranya yang bernama Maula Hasanuddin sampai pada wafatnya dan menyerahkan kepemimpinan pada generasi – generasinya Kerajaan Banten Terkenal kerajaan yang tak pernah mau berkerja sama dengan VOC, bahkan menutup mutlak celah untuk VOC berkerja sama dengan mereka.

 Kerajaan Kesultanan BanjarMasin, : sebelum kerajaan Kesultanan Banjarmasin berdiri kerajaan Hindu yang bernama Negara Dipa. Perpecahan yang terjadi didalam keraton melahirkan kerajaan baru yang bernama kerajaan Dipa. Pada saat keributan antar Kerjaan Dipa dan Daha meningkat yang melahirkan peperangan antar Kerajaan Daha dan Dipa, Kerajaan daha memohon bantuan pada kerajaan Demak, sehingga kerajaan Dipa dapat dikalahkan Oleh kerajaan Daha, setelah berhasil mengalahkan kerajaan Dipa, Raja Daha yang saat itu bernama Raden Samudera memilih Masuk Islam kerena Rasa simpatinya pada kerajaan Islam yang telah membantunya, setelah itu beliau dinobatkan menjadi Raja diBanjar Masin dengan Gelar Maharaja Suryanullah yang biasa disebut dengan Suryan syah. Sepeninggalan Raja Suryanullah Kerajaan Banjarmasin di pimpin oleh putranya yang bernama Rahmatullah, pada masa Sultan Rahmatullah Inilah pusat kerajaan Islam Sudah berpindah Ke Kerajaan Pajang.

Dari beberapa kerajaan Islam yang berkembang di Nusantara inilah melahirkan banyak penganut agama Islam, Sebab kebiasaan Penduduk Nusantara dari dahulunya adalah mengikuti sikap dan agama yang dianut oleh para pemimpinnya. Kerajaan – kerajaan ini bukan hanya mempertahankan wilayah dan memperluas wilayah saja, namun juga medakwahkan konsep Islam di Nusantara dan melindungi seluruh penganut agama lain selain Islam, konsep keadilan sosial bagi seluruh rakyat di terapkan dengan baik sehingga tidak ada pilih kasih dalam menyelesaikan masalah, hal itulah yang menyebabkan banyak dari masyarakat memilih masuk keagama Islam tampa ada paksaan, kekerasaan dan intimidasi, masyarakat bebas memilih agama yang di anutnya, hingga kini wilayah Nusantara dulu sekarang disebut dengan Negara Kesatuan Republik Indonesia menjaga Konsep yang kepemimpinan yang diterapkan oleh para pendahulu, yaitu keadilan bagi seluruh rakyat tampa memandang ras, suku dan agama. Bila ada orang yang berpandangan bahwa rasnya, sukunya atau agamanya saja yang berhak hidup merdeka di wilayah Nusantara (Indonesia) dia adalah sampah perusak kebersamaan dan persatuan maka jauhilah.

“Indonesia diibaratkan sebuah rumah besar yang memiliki banyak kamar, kamar – kamar tersebut memiliki nama yaitu Islam, Kristen (Katolik dan Protestan), Hindu, Buddha,  Kong guchu dll. Semua penghuni kamar tersebut harus membenahi dan mengurusi  kamarnya masing – masing, sebab saat kamar Islam di Urusi penghuni kamar lainnya atau Islam mengurusi kamar lainnya pasti akan ada komplik dan perpecahan, maka mari kita urus dan jaga kamar kita masing – masing agar orang – orang yang memiliki konsep panatik buta yang bertujuan merobohkan rumah kita bisa kita usir dari kamar kita secara khususnya, dari Rumah kita secara Umumnya. Sebab Indonesia ini rumah kita bersama”



0
353
2
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan