- Beranda
- Komunitas
- Female
- Wedding & Family
Pentingnya Pendidikan Sebelum Menikah, Seperti Pentingnya Aku Bagimu!


TS
anton2019827
Pentingnya Pendidikan Sebelum Menikah, Seperti Pentingnya Aku Bagimu!

Untuk mendidik anak ternyata tidak dapat dilakukan secara spontan atau dengan waktu yang singkat, akan tetapi membutuhkan waktu yang cukup lama, bertahap dan panjang. Agar memiliki anak yang tumbuh dengan baik, berkembang, shaleh dan shalehah, maka dimulai dengan mengambil langkah dengan memilih calon istri yang nantinya akan menjadi ibu dari anak-anaknya.
Jodoh itu rahasia yang harus kita bongkar melalui proses pencarian dan melakukan pemilihan untuk menentukannya, 'kita tidak tahu kapan akan menemukannya', entah itu mendapatkannya dari teman sekelas, adik kelas, kakak kelas atau mungkin dimana kita pernah singgah, disanalah menemukan calon seorang istri yang akan menjadi pendamping hidup kita untuk selamanya.
Pernikahan yang disebut pula perkimpoian adalah aqadyang menghalalkan pergaulan, membatasi hak dan kewajiban antara seorang laki-laki dan perempuan yang tadinya memang bukan mahram, Allah SWT berfirman :

"Dan jika kamu khawatir tidak mampu berlaku adil terhadap (hak-hak) perempuan yatim (bila kamu menikahinya), maka nikahilah perempuan (lain) yang kamu senangi; dua, tiga atau empat. Tetapi jika kamu khawatir tidak mampu berlaku adil, nikahilah seorang saja atau hamba sahaya yang kamu miliki. Yang demikian itu lebih dekat agar kamu tidak berbuat dzalim"(QS. An-Nisa : 3).
Prinsip yang dilakukan dalam pernikahan sebaiknya di dasari oleh akhlak yang islami, yaitu pernikahan sebagai amalan ibadah yang niatnya untuk menegakan keadilan. Suami dinyatakan sebagai pemimpin dalam rumah tangganya, maka seorang pemimpin harus berlaku adil. Sedangkan istri sebagai ibu rumah tangga yang harus patuh dan ta'at terhadap suami dalam kebenaran.

Pada hakikatnya aqad nikah adalah perjanjian yang teguh dan kuat dalam kehidupan manusia bukan hanya antara suami dan istri maupun keturunannya, melainkan hubungan antara dua keluarga. Dari sisi baiknya pergaulan antara istri dan suami yang saling mengasihi akan mendatangkan berbagai kebaikan kepada kedua belah pihak keluarga. Sehingga mereka menjadikan suatu hubungan yang integraldalam segala urusan, terutama dalam menjalankan kebaikan dan mencegah segala bentuk kejahatan. Selain itu dengan pernikahan seseorang akan lebih terpelihara dari kebinasaan oleh hawa nafsunya.

Dalam ajaran Islam pernikahan, bukan hanya berbicara soal membuahkan keturunan melainkan juga kewajiban dalam menjaga keturunan yang merupakan amanah dari sang pencipta. Pernikahan juga merupakan anjuran dalam melaksanakan syari'at Islam yaitu agar terpeliharanya keturunan dengan cara tunduk dan patuh terhadap ajaran agama, memelihara akal, jiwa dan harta kekayaan.
Seorang istri yang baik juga akan memberikan pengaruh yang baik pula untuk anak-anaknya, jika salah dalam memilih istri maka akan sulit untuk mendidik anak agar berkualitas, oleh karena itu Rasulullah SAW mengajarkan kepada kita tentang cara untuk memilih istri atau suami yang baik, terdidik dan mampu mendidik anank-anaknya, yaitu :
1. Mengutamakan agamanya dari pada yang lainnya
Keberagamaan harus dijadikan landasan utama dalam memilih calon seorang istri, karena agama merupaka sebuah keyakinan yang wajib sama adanya dengan pasangan hidup kita. Jika suami-istri berbeda agama maka bagaimana nantinya dengan anak-anaknya, agama apakah yang baik buat mereka? Oleh karena itu islam melarang untuk menikahi wanita-wanita musyrik atau sebaliknya wanita-wanita muslimah menikah dengan laki-laki musyrik, terkecuali jika masuk Islam dan berjanji akan ta'at, patuh dan tunduk terhadap ajarannya. Maka Rasulullah SAW mengajarkan kepada semua kaum muslimin agar memprioritaskan agamanya sebagai pondasi utama dalam memilih pasangan hidup.
Agama merupakan sesuatu yang sangat penting bagi kehidupan manusia karena agama merupakan norma-norma ilahi yang diberikan untuk kesempurnaan hidup manusia, bahagia dunia maupun akhirat.Tanpa agama, manusia akan hina, sengsara dan binasa.
Orang tua yang baik agamanya akan sangat berpengaruh dalam membentuk karakter anak-anak yang berkualitas, karena mereka akan memahami bagaimana islam memandang anak sebagai fithrah-nya yang harus dijaga dan dikembangkan semua potensi dirinya. Anak merupakan amanat yang terbaik dan termulia yang telah dipercayakan oleh tuhan kepada kita.
2. Memilih wanita yang baik keturunannya
Wanita yang baik untuk dijadikan istri dapat dilihat dari keturunan dan kemuliannya, karena keturunan dan kemuliaan itu akan berpengaruh terhadap kehidupannya kelak, untuk hal ini Rasulullah SAW pernah bersabda :
"Jauhkan oleh kalian rumput hijau yang berada ditempat kotor. Mereka bertanya : "apakah yang dimaksud dengan rumput hijau yang tumbuh ditempat kotor itu, ya Rasulullah? Beliau menjawab: "yaitu wanita yang sangat cantik yang tumbuh berkembang di tempat yang tidak baik"
(HR. Ad-Daruquthni).
(HR. Ad-Daruquthni).
Maka sesuai keterangan hadits diatas, tidak salah lagi bahwa lingkungan mampu mempengaruhi sikap dan perilaku seseorang. Lingkungan yang baik akan mempengaruhi seseorang menjadi baik, dan sebaliknya lingkungan yang buruk akan mempengaruhi seseorang itu menjadi buruk. Oleh karena itu dalam memilih calon seorang istri atau suami hendaknya selalu memperhatikan daerah atau lingkungan dimana mereka tinggal atau dari keturunan mana mereka berasal. Hal ini penting karena lingkungan memberikan banyak pengaruh terhadap sikap dan karakter mereka.
Hadits tadi memperingatkan kepada laki-laki muslim bahwa perempuan yang tinggal dilingkungan yang tidak baik hendaknya dijauhi, karena perempuan itu mungkin saja telah terpengaruh dengan lingkungan yang tidak islami, hal ini sering dibuktikan oleh pengalaman dalam kehidupan ditengah kehidupan masyarakat saat ini. Wanita sering mudah tergoda oleh hal-hal yang sepintas menyenangkan dan tampak glamortanpa memikirkan akibat buruk yang akan terjadi, wanita sangat mudah terpengaruh oleh lingkungan sekitarnya yang tidak baik.
Lingkungan yang tidak baik adalah lingkungan yang dipengaruhi oleh kebiasaan, tradisi dan perilaku yang bertentangan dengan syari'at islam, lingkungan masyarakat yang mempunyai tradisi berjudi, membuka praktek pramuriaan, gemar meminum minuman keras dan melakukan maksiyat-maksiyat lainnya yang sudah dianggap biasa oleh warga sekitarnya.
Lingkungan yang sepeti itu sangat jelas merugikan pembinaan akhlak dan keagamaan masyarakat baik perempuan maupun laki-laki. Lingkungan yang dipenuhi dengan praktek pramuriaan tentu akan membahayakan pembinaan akhlak warga perempuannya, biasanya warga laki-lakinya baik yang lebih dulu terjerumus, sehingga kaum perempuan terdorong untuk lebih berani terjun dalam kesesatan itu, hal ini terjadi akibat dari kaum laki-laki yang tidak bisa diandalkan sebagai pelindung bagi kaum wanita.
Memang tidak bisa dijadikan sebagai satu kepastian untuk menyimpulkan bahwa setiap perempuan yang tinggal dilingkungan yang buruk otomatis berakhlak tidak baik, beberapa contoh dalam kehidupan sejarah, ada wanita yang tetap tegak dalam keyakinan tauhid walaupun berada di tengah-tengah lingkungan yang penuh dengan dosa dan kemusyrikan, mereka itu adalah Asiyah istri fir'aun dan Masyitah pelayan perempuan di istana fir'aun, kedua perempuan itu ternyata teguh dalam mengikuti ajaran Nabi Musa, akan tetapi perempuan-perempuan seperti mereka sangat sulit ditemukan pada zaman sekarang ini.
Suami yang istrinya berasal dari lingkungan yang tidak baik memiliki resiko yang amat besar untuk membina rumah tangga yang sakinah, karena akhlak yang buruk telah mendarah daging dalam dirinya yang sulit untuk diubah dalam waktu yang relatif singkat. Seorang perempuan yang menganggap biasa dengan pergaulan bebas dan pramuriaan sebagai hal yang lumrah dalam masyarakat, akan sulit menta'ati ketentuan agama yang melarang laki-laki dan perempuan yang bukan mahram bergaul bebas, Istri yang demikian jelas akan menimbulkan konflik dengan suaminya sehingga terjadi pertengkaran yang disebabkan istri enggan untuk mematuhi aturan agama islam yang dianggap bertentangan dengan tradisi yang ada dilingkungannya.
Sudah pasti tidak ada suami atau istri yang menghendaki rumah tangganya dipengaruhi dengan pertengkaran dan perselisihan setiap hari, karena akan mengakibatkan tekanan dan depresi bagi suami istri, maka islam memberikan tuntunan kepada kita agar dalam memilih calon istri hendaknya memperhatikan keadaan lingkungannya.
Dalam penciptaan manusia, terjadinya motif psikologis yang bersifat alamiah yang telah mendorong manusia untuk melakukan bermacam-macam perilaku yang penting untuk menjaga dirinya, menjaga keberlangsungan keturunannya, yaitu :
1. Motif Libido
Memiliki motif sangat penting yaitu reproduksi untuk menjaga kelangsungan keturunannya, dari adanya motif libido ini terbentuk sebuah keluarga, dari keluarga ini maka terbentuklah masyarakat dan bangsa. Alhasil bumipun menjadi ramai dengan bangsa-bangsa yang saling berkenalan.

"Wahai manusia sesungguhnya kami menciptakan kalian dari laki-laki dan seorang perempuan serta menjadikan kalian berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kalian saling mengenal, sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kalian di sisi Allah adalah yang paling bertaqwa diantara kalian, sesungguhnya Allah maha mengetahui lagi maha mengenal"
(QS. Al-Hujurat : 13).
2. Motif Keibuan
Hal ini menghendaki bahwa dalam penciptaan ibu terdapat motif alamiah yang membuatnya siap untuk melakukan tugas penting dalam bereproduksi untuk menjaga kelangsungan keturunannya, seorang ibu akan rela dan bersabar dalam merasakan berbagai kesulitan dalam mengandung dan saat melahirkan, seperti dalam firman Allah SWT :


"Dan kami telah memerintahkan kepada manusia agar berbuat baik kepada kedua ibu bapanya. Ibunya telah mengandungnya dengan susah payah dan melahirkan dengan susah payah pula. Mengandungnya dan menyapihnya adalah tigapuluh bulan..."
(QS. Al-Ahqaf ; 13)
(QS. Al-Ahqaf ; 13)
3. Mengutamakan Akhlaknya
Akhlak yang baik juga merupakan pertimbangan yang harus dipilih dalam menentukan calon seorang istri, karena dengan akhlak yang baik akan mampu melayani suami dan mendidik anak-anaknya dengan kebaikan yang telah mereka pahami.
Dalam dunia pendidikan, sebagai pendidik diperlukan sikap dan perilaku yang dapat dijadikan teladan bagi peserta didiknya, begitu juga orang tua diperlukan sikap dan perilaku yang dapat dijadikan teladan bagi anak-anaknya, sebab orang tua secara fithrahmerupakan pendidik bagi anak-anaknya yang pertama dan utama, merekalah (orang tua) yang memberikan pengaruh kuat dalam proses pendidikan anak-anaknya. Oleh karena itu maka seorang istri yang baik dan berakhlak mulia akan memiliki pengaruh yang sangat kuat terhadap kualitas anak-anaknya.
Mendidik anak yang berkualitas sangat sulit dilakukan jika sikap orang tua dan perilakunya tidak dapat dijadikan teladan oleh anak-anaknya. Orang tua meminta anak-anaknya untuk patuh akan tetapi orang tua itu tidak patuh terhadap ajaran agamanya, orang tua meminta anak-anak shalat tetapi mereka sendiri tidak shalat, oleh karena itu sangat penting sekali menjaga sikap dan perilaku dari hal-hal yang buruk semenjak dini, karena perbuatan buruk itu mudah terekam dengan jelas dalam memori anak-anak kita.
"Syurga berada ditelapak kaki ibu"
Seorang ibu memiliki peran yang sangat penting dalam mendidik anak, ibu yang baik akan mampu mendidik anaknya menjado orang yang baik, sedangkan ibu yang buruk dengan akhlaknya akan menghasilkan anak yang berperilaku buruk pula.
4. Mengutamakan yang Jauh Hubungan Kekerabatannya
Islam melarang dengan tegas wanita-wanita yang masih punya kekerabatan seperti saudara perempuan, keponakan, dan lainnya. Diantara tujuan pernikahan dalam islam adalah mempererat hubungan sesama manusia dan menyambungkan tali persaudaraan, sebaiknya tidak memilih suami atau istri dari kalangan kerabat atau saudara, hendaklah memilih saudara jauh atau bahkan dari orang yang tidak ada kaitan kekerabatan, sebab melalui pernikahan ini diharafkan akan dapat menyatukan segala macam perbedaan, tradisi antara suami istri, akan tetapi secara perilaku dan aturan hidup memiliki tujuan yang sama karena berpijak pada agama yang benar.
5. Mengutamakan Gadis dari pada Janda
Wanita yang masih gadis menjadi prioritas untuk dijadikan istri dari pada wanita yang janda, sebagaimana sabda Nabi SAW :
"kimpoiilah oleh kalian gadis-gadis, sebab mereka itu lebih manis pembicaraannya, lebih banyak melahirkan anak, lebih sedikit tuntutan dan tipuannya, serta menyukai kemudahan",
(HR. Ibnu Majah dan Baihaqi).
(HR. Ibnu Majah dan Baihaqi).
Inilah dorongan kepada kaum laki-laki untuk memilih calon istri yang masih gadis (perawan) yaitu perempuan yang belum pernah bersetubuh atau belum pernah menikah. Perempuan yang masih perawan yang belum pernah disetubuhi maupun menikah, belum pernah bermesraan dengan laki-laki lain, maka hatinya masih polos dan bersih, ia tidak memiliki kenangan masa lalu, sehingga jika bercengkrama dengan laki-laki yang baru menjadi suaminya, hati dan angan-angannya hanya tertuju pada suaminya itu, ia hanya merasakan sentuhan kemesraan dari laki-laki yang menjadi suaminya saat ini. seluruh perhatian, sentuhan, rasa cinta, dan kasih sayangnya dicurahkan sepenuhnya tanpa adanya membanding-bandingkan dengan laki-laki lain, suasana seperti ini akan menyebabkan seorang laki-laki yang ta'at beribadahsemakin mencurahkan rasa syukurnya terhadap Allah SWT.
6. Mengutamakan Wanita yang subur dan akan memiliki banyak keturunan
Wanita yang subur akan memberikan anak-anak yang sehat dan kuat, juga mampu memberikan anak yang banyak. Karena anak merupakan dambaan suami istri yang dapat melanggengkan tali rumah tangga karena terikat dengan anak yang telah dilahirkannya itu sebagai hasil dari buah cinta berdua. Sabda Rasulullah SAW :
"kimpoiilah oleh kalian wanita-wanita yang subur yang banyak melahirkan anak dan penuh kecintaan. Karena sesungguhnya aku ingin memperbanyak umat dengan kamu sekalian",
(HR. Abu Daud, Nasa'i dan Hakim).
(HR. Abu Daud, Nasa'i dan Hakim).
Tujuan suatu perkimpoian adalah memperbanyak keturunan yang berkualitas, banyak anak dengan memiliki kualitas akhlak yang bagus lebih baik dari pada sedikit, hadits tersebut tentunya bukan hanya anjuran memperbanyak anak saja, akan tetapi juga di sertai dengan kualitas yang harus diperhatikan. menikah dengan wanita yang mampu memberikan anak banyak akan lebih membahagiakan daripada menikah dengan wanita yang tidak dapat memberikan keturunan.
Secara fithrahwanita dituntut untuk mampu melahirkan keturunan-keturunan yang sehat, kuat dan berkualitas, maka seorang perempuan dituntut untuk membiasakan hidup sehat, hidup baik dan mematuhi aturan dalam islam ketika menjalani kehidupan dan rumah tangganya, sehingga mampu tercapai hidup yang mendapat keridhloan Allah SWT.

Penulis : Muhammad Rijali(Mahasiswa PAI-FPIK Universitas Garut)
Editor : Anton Kaskuser






tien212700 dan 4 lainnya memberi reputasi
5
1.9K
11


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan