gandalubisAvatar border
TS
gandalubis
Rasa Yang Salah
Hisyam namanya, lelaki tampan yang memiliki kepedulian yang tinggi. Siapa pun wanita yang melihatnya, kuyakin akan langsung terpesona tanpa kata tapi. Sejak kehadirannya, aku tak lagi mengenal apa itu arti kesepian. Tak ada lagi anak-anak yang berusaha mencagiliku, karena Hisyam menjagaku dengan sangat baik.

“Mulai sekarang, kamu punya abang.”

Aku lupa berapa usiaku saat Papa membawa Hisyam ke rumah, tapi yang kuingat, saat itu aku masih duduk di bangku Sekolah Dasar.

“Hisyam main bareng Zahra, ya. Om mau pergi dulu.”

Papa meninggalkan kami berdua di ruang bermain. Anak lelaki yang bernama Hisyam itu hanya berdiri sambil memperhatikan. Aku juga berlalu menuju kamar setelah kepergian Papa, tak berniat sedikit pun untuk bermain bersama Hisyam, karena kuyakin ia akan membuatku menangis seperti teman lelakiku.

hari itu, aku pulang dalam keadaan menangis lantaran anak lelaki di ujung jalan merebut topiku, Hisyam yang saat itu sedang duduk di halaman rumah dengan cepat menghampiri, dan bertanya mengapa aku menangis.

Hisyam berlari cepat setelah mendengar penjelasanku dengan membawa kayu yang tergeletak. Aku tak tahu apa yang hendak ia lakukan, tapi setelah itu,
Hisyam kembali dengan membawa topi, itu artinya dia tadi melawan beberapa anak hanya untuk mengambil topi ini. Sejak saat itu, aku mau berteman dengannya.

Waktu cepat sekali berubah. Kini, aku bukan lagi seorang bocah kecil yang menangis hanya karena sebuah topi. Tidak lagi menagis hanya karena Papa tidak membelikan mainan baru. Namun, kini alasanku menangis hanyalah karena perasaan. Perasaan yang dulunya tidak berarti, entah karena aku belum mengerti atau memang saat itu aku belum menyukainya.

“Aku mencintaimu.”

Dengan mata terpejam, aku memberanikan diri untuk mengungkapkan perasaan yang tak dapat kubendung lagi. Perhatian Hisyam selama ini, membuatku jatuh hati padanya.

“Sejak Om Ardi membawaku ke rumah itu, aku sudah menganggapmu sebagai adik. Lagi pula, hatiku sudah tertambat pada gadis lain.”

Aku masih memejamkan. Sebenarnya aku tahu kalau ia akan mengatakan hal ini, tapi tak bisakah perasaan itu hanya untukku, gadis yang selama sepuluh tahun sudah tinggal seatap dengannya?
0
75
1
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan