Selamat malam gan-sis! Selamat bermalam Sabtu sebelum bermalam mingguan.

Dan sebaiknya jangan pernah melongok ke dalam malam Jum'at, sebab nantinya disanalah itu, pada sudut kemiringan dengan cara berpikian seseorang yang tidak kontras, maka sesuatu yang berbau lebih ghoib akan menantikan tubuh kalian untuk bercengkrama.




Gan-Sis, apakah kalian pernah merasakan ketakutan yang sangat luar biasa? Takkala keadaan rumah sedang sepi-sepinya, lalu tidak memiliki tetangga sebelah yang lebih dekat untuk berkeluh-kesah, sebab jarak antara rumah kalian dengan tetangga itu sejauh satu kilometer, apalagi jika saat itu adalah seratus harinya salah satu anggota Keluarga dekat kalian, namun di rumah ini tidak ada yang meramaikannya dengan kiriman dedoa, untuk para sanak keluarga yang telah dikuburkan, juga hari itu pas bertepatan dengan malam paling keramat, yaitu malam Jum'at.

Satu kata yang keluar dari mulutku waktu itu adalah ...a, bukan b atau c.

Begini ceritanya gan-sis ... Eng ing eng ...



Sore itu aku baru saja pulang dari kuliah. Biasanya waktu yang dihabiskan untuk menunggu senja pergi, adalah dengan "Beryoga Ria" karena halaman samping dekat ruangan televisi itu, paling bagus momennya untuk sebuah yoga.

Namun hari ini aku lupa untuk membuat tubuhku rilex dengan yoga. Rasa letih membuat secangkir kopi telah mengambil setengah pikiran dan membawanya ke negeri sebuah dongeng.

Ya aku menghayal, dengan menghadirkan dosen yang paling menyebalkan, untuk kubuli sendirian di batasan angan-angan ini.

Namun tiba-tiba ada suara-suara yang amat begitu ribut, nadanya semakin keras membuat konsentrasi membuli jadi tidak menyenangkan. Menuju ke arah suara dengan langkah yang gontai akibat lelahnya, melangkah perlahan-lahan dan akhirnya kini tepat didekat arah suara. Yes, here i am. In the kitchen. Dengan jantung yang morat marit.

Bayangkan saja gan-sis, keadaan dapur menjadi seenaknya saja. Tanpa aturan artistik yang sudah diatur sedemikian bagusnya. Letak tanaman berganti posisi, begitu juga pengaturan peletakan piring dan perkakas lainnya. Yang sempat aku cek takkala melihat sesuatu yang bergoyang-goyang di atap langit-langit rumahku.



Gan-Sis, aku sedikit shok. Bayangkan saja tiba-tiba lampu dekat arah dapur bertabrakan, riuh sekali, tadinya kupikir gempa, makanya aku mencoba melihat perkasa rumah tangga, namun peletakan saja yang berganti, sedangkan susunan masih membaik. Lalu aku keluar dengan paniknya, sangat panik. Namun anehnya aku tidak menemukan sebuah pintu keluar, hanya berlari berputar-putar di dalam rumah, lalu kembali ke dapur.

Suara-suara tabrakan lampu di dalam dapur tidak jua berhenti dan semakin kencang, seolah-olah langit-langit rumah akan segera runtuh saja.




Kemudian aku melihat sebuah tangga, yang aku tau jalan itu menuju ke arah kamarku. Menaikinya untuk sekedar menenangkan diri namun aku sangat terkejut sekali, kalian tau kenapa?



Fiks aku kembali ke sisi kanan dapur, arah taman belakang.

'Ba ba bagaimana mungkin! Ya Rabbi, apa yang sedang terjadi pada rumah dan pikiranku? Apakah aku sudah gila?' berbicara sendiri dan pingsan.

Menurut paman yang melihatku pingsan di dapur tepatnya dekat pintu menuju kompor, lama sekali aku terbangun dan sadar. Empat jam paman mencoba menyadarkannya. Namun setelah Pak Derajat membacakan ayat-ayat suci dan masuk ke dalam telinga, akhirnya mataku terbuka dan sesegera mungkin memeluk ibuku.

Jika saja aku boleh bertanya kepada Frislly Helind, Citra Prima dan Rika Ardilla, apakah yang terjadi denganku? Apakah aku berhalusinasi? Atau adakah makhluk ghoib yang membuat tubuhku sangatlah kelelahan berlarian kesana kemari tanpa ujung yang pasti.

Dear #Oktoberhantu, bolehkah aku mengadu. Tentang kejadian ini, yang mana sempat membuatku masuk ke dalam ruangan psikiater dan berkonsultasi dengan dokter yang sangat ahli. Namun pada dasarnya jawabannya tidak membuatku puas.

Menurut mereka aku hanya kelelahan dan bermimpi buruk saja. Namun Jikalau mimpi mengapa begitu nyata dan mengapa aku sampai pingsan di depan pintu dapur arah kompor? Dan kenapa jejak-jejak kakiku masih berjejak di lantai kayu dalam rumah, tepatnya pada bagian dapur. Mengitari dengan ribuan jejak tak beraturan.

Dan satu hal lagi, kenapa lampu-lampu pada areal dapur, semuanya hancur serupa terjadi badai? Apakah ada pencuri yang masuk?