Bangunan dengan tembok kokoh dan jendela berderet, hal itu kan yang biasanya terlintas dalam benak saat membahas gedung sekolah? Namun tunggu dulu Gansist! di Bali ada loh, sekolah berkelas Internasional yang sangat menyatu dengan alam, tanpa jendela dan dinding.

What! Sekolah internasional tapi gedung sekolahnya tak berdinding?

Jangan mengangap remeh dulu, meski tak berdinding, sekolah bernama Green Schoolini sangat keren kok. Jika pada umumnya gedung sekolah dibangun menggunakan batu bata, maka hampir semua konstruksi bangunan di Green School terbuat dari bambu. Bahkan peralatan meja, kursi, lemari dan lainnya juga menggunakan bambu. Sementara untuk bagian atap menggunakan bahan ilalang.

Unik bukan?

Bukan cuma itu saja, ditengah area sekolah juga terdapat jembatan bambu super keren, yang membentang di atas sungai Kayung. Green School sendiri memiliki bangunan lebih dari satu dengan desain yang berbeda-beda, dan lagi-lagi tidak ada penggunaan batu bata dan semen. Bangunan tersebut meliputi ruang kelas, aula pertemuan, perpustakaan, toko souvernir, dapur, kafe dan beberapa lainnya. Di sekolah ini, murid-murid belajar di alam terbuka dengan pemandangan berupa pepohonan hijau di sekelilingnya. Udara juga bisa masuk bebas tanpa terhalang dinding.

Selain menyatu dengan alam, sekolah yang terletak di desa Kajang, Banjar Saren, Badung (sekitar 30 km dari Denpasar) juga sangat ramah lingkungan. Hal itu dapat dilihat dari adanya panel surya yang digunakan untuk mencukupi kebutuhan listrik sekolah. Jadi, Green School tidak menggunakan listrik lokal. Selanjutnya untuk kebutuhan memasak, pihak sekolah memanfaatkan biogas dari kotoran hewan. Karena memang sekolah ini juga memiliki peternakan, perkebunan dan tambak yang digunakan untuk keperluan belajar siswa.

Untuk sistem kurikulumnya sendiri, Green School memiliki tiga aspek utama yaitu Inggris-Matematika-Sain Green Studies. Selain belajar formal para murid di sekolah ini juga diajarkan organic gardening, seperti bercocok tanam, mendaur ulang sampah, memetik coklat, dan masih banyak lainnya. Dengan begitu, pihak sekolah dan pengajar berharap agar para murid bisa peduli pada lingkungan dan memiliki kesadaran untuk menjaga bumi dari kerusakan.

Nah, karena Green School adalah sekolah bertaraf internasional, maka rata-rata guru dan muridnya adalah warga asing yang tinggal di Bali. Duh, jadi penasaran gimana kalau anak bule bercocok tanam di area berlumpur 😅.

Satu lagi Gansist, meski rata-rata muridnya adalah warga asing, tapi tetep ada beberapa warga asli Indonesia yang bersekolah di Green School. Mereka adalah murid yang mendapat program beasiswa dari pihak sekolah. Karena memang biaya di sekolah ini sangat tinggi, sehingga tidak semua warga mampu bersekolah di Green School.

Bayangkan, untuk bisa bersekolah di Green School orang tua harus merogoh kocek sedikitnya US $ 10000! Waow banget, kan? Namun bagi yang mampu, semua itu tentu sebanding dengan segala fasilitas dan sistem pembelajaran di sekolah ini.



Yah, warga biasa gak ada harapan dong bisa melihat indahnya Green School. Tenang, selain untuk belajar sekolah ini juga dibuka untuk wisatawan. Hanya dengan membayar tiket sekitar 100 ribu rupiah, pengunjung bisa berkeliling ke area sekolah--dengan catatan tidak menganggu proses belajar-mengajar yang berlangsung.

Dengan begitu Green School bukan hanya menjadi sarana untuk belajar, tapi juga berwisata. Salut deh, sama pendiri sekolah ini.

Siapa sih pendirinya? Mereka adalah pasangan suami istri bernama John dan Cynthia Hardy. Dua orang tersebut adalah warga asal Kanada yang memiliki usaha berlian di Bali dan menetap di sana.

Baiklah, sampai sini pembahasan kita tentang sekolah unik tanpa dinding dan jendela yang berada di Bali. Semoga bisa menginspirasi kita semua untuk lebih mencintai lingkungan. Jika mereka yang bukan warga Indonesia saja peduli dengan lingkungan kita, masa kita yang warga asli malah abai.

Sekian dan terimakasih bagi yang sudah meluangkan waktu singgah di thread ini.