- Beranda
- Komunitas
- Regional
- Bromo
[Coc Req.Bromo] Ajang Wisata Menguntungkan Beserta Kisah Disebaliknya Upacaranya


TS
delia.adel
[Coc Req.Bromo] Ajang Wisata Menguntungkan Beserta Kisah Disebaliknya Upacaranya
Spoiler for screenshotan google:
![[Coc Req.Bromo] Ajang Wisata Menguntungkan Beserta Kisah Disebaliknya Upacaranya](https://s.kaskus.id/images/2020/10/13/10515989_202010130536040706.jpg)
![[Coc Req.Bromo] Ajang Wisata Menguntungkan Beserta Kisah Disebaliknya Upacaranya](https://s.kaskus.id/images/2020/10/13/10515989_202010130536160355.jpg)
Quote:
Welcome to my trid about Bromo
Well balik lagi dengan Delia, yang akan menyajikan informasi teraktual (kejadian yang benar-benar ada)seputar Bromo.
Ya gan-sis, seperti yang kita ketahui bahwasanya Bromo itu adalah bagian wilayah yang memiliki banyak sekali misteri yang tersimpan didalamnya. Namun kali ini Delia hanya menceritakan sebagian kecil tentang upacara Bromo dan sefikit kisahnya.
Untuk trid kali enih Delia memilih untuk membungkus kisah upacara Tradisi Kasada (Kasodo) di Bromo dan sebuah Legenda Roro Anteng dan Joko Seger, berminat untuk tau? Lihat ke sini 👇👇👇👇👇
Ya gan-sis, seperti yang kita ketahui bahwasanya Bromo itu adalah bagian wilayah yang memiliki banyak sekali misteri yang tersimpan didalamnya. Namun kali ini Delia hanya menceritakan sebagian kecil tentang upacara Bromo dan sefikit kisahnya.
Untuk trid kali enih Delia memilih untuk membungkus kisah upacara Tradisi Kasada (Kasodo) di Bromo dan sebuah Legenda Roro Anteng dan Joko Seger, berminat untuk tau? Lihat ke sini 👇👇👇👇👇
Quote:
Tradisi Kasada (Yadya Kasada)
Apa sih yang menarik dari tradisi ini?
Menurut aku yang paling menarik adalah
kisahnya, sebuah cerita mitos tentang sejarah Roro Anteng dan Joko Seger, yang kemudian membentuk sebuah tradisi diwilayah pegunungan Bromo, yang mana dalam upacara tersebut mempersembahkan sesajenan untuk Sang Hyang Widhi. Dan setiap bulan kasada pada tanggal 14 penanggalan jawa, upacara selalu diselenggarakan di pegunungan Bromo.
But kenapa harus di pegunungan Bromo?
Begini kisahnya gan-sis, dahulu kala ada sepasang suami istri, mereka adalah raja dan ratu Majapahit yang tengah kalah dari anaknya, kemudian pergi dari istana dan membangun sebuah tempat sederhana dan tinggal di lereng pegunungan Bromo sampai akhir melahirkan Roro Anteng.
Dan tak jauh dari mereka tinggal lahir pula, tengah lahir seorang anak lelaki dari keluarga Brahmana. Yang pada akhirnya dinamakan Joko Seger.
Setelah dewasa mereka memiliki sebuah hubungan, namun tidaklah semulus yang diinginkan. Sebab karena kecantikan Roro Anteng, seorang raksasa terpesona dan ingin meminangnya.
Antara rasa ingin menolak dan takut menolak membuat kegundahan di dalam pikiran Roro Anteng. Sebab Joko Seger tak kuasa untuk melawan raksasa tersebut. Akhirnya pinangan diterima dengan satu syarat, yaitu raksasa tersebut harus membuat sebuah danau di gunung Bromo hanya dalam waktu sehari dan sebelum ayam jantan berkokok.
Saat pekerjaan raksasa hampir saja rampung, Roro Anteng memikirkan cara untuk membuat raksasa kalah, yaitu dengan menyuruh para wanita menumbuk padi dan para pria membakar jerami dan ayampun berkokok, bersahut-sahutan. Raksasa pada akhirnya merasa kalah dan pada akhirnya Roro Anteng dan Joko Seger pun menikah dan hidup bahagia.
Mereka bermukim di sebuah perkampungan yang kemudian dinamakan tengger ( Roro AnTeng) Joko SeGer).
Namun setelah menikah mereka tak jua dikarunia seorang keturunan pun. Sampai pada akhirnya Joko Seger beriktiar jikalau dia memiliki 25 anak, maka salahsatu anakknya akan dipersembahkan sebagai sajen di kawah gunung Bromo.
Dan anaknya yang bernama "Jaya Kusuma" dengan rela mengorbankan dirinya demi kepentingan semuanya orang. Namun sebelum dia melompat ke dalam kawan dia meminta satu persyaratan. Yaitu pada setiap tanggal 14 bulan kasada, mereka harus mengirimkan hasil panen ke dalam kawah tersebut.
Nah karena cerita inilah pada akhirnya lahir upacara kasada tersebut.
sumbernya dari artikel blogkulo.com
Apa sih yang menarik dari tradisi ini?
Menurut aku yang paling menarik adalah
kisahnya, sebuah cerita mitos tentang sejarah Roro Anteng dan Joko Seger, yang kemudian membentuk sebuah tradisi diwilayah pegunungan Bromo, yang mana dalam upacara tersebut mempersembahkan sesajenan untuk Sang Hyang Widhi. Dan setiap bulan kasada pada tanggal 14 penanggalan jawa, upacara selalu diselenggarakan di pegunungan Bromo.
But kenapa harus di pegunungan Bromo?
Begini kisahnya gan-sis, dahulu kala ada sepasang suami istri, mereka adalah raja dan ratu Majapahit yang tengah kalah dari anaknya, kemudian pergi dari istana dan membangun sebuah tempat sederhana dan tinggal di lereng pegunungan Bromo sampai akhir melahirkan Roro Anteng.
Dan tak jauh dari mereka tinggal lahir pula, tengah lahir seorang anak lelaki dari keluarga Brahmana. Yang pada akhirnya dinamakan Joko Seger.
Setelah dewasa mereka memiliki sebuah hubungan, namun tidaklah semulus yang diinginkan. Sebab karena kecantikan Roro Anteng, seorang raksasa terpesona dan ingin meminangnya.
Antara rasa ingin menolak dan takut menolak membuat kegundahan di dalam pikiran Roro Anteng. Sebab Joko Seger tak kuasa untuk melawan raksasa tersebut. Akhirnya pinangan diterima dengan satu syarat, yaitu raksasa tersebut harus membuat sebuah danau di gunung Bromo hanya dalam waktu sehari dan sebelum ayam jantan berkokok.
Saat pekerjaan raksasa hampir saja rampung, Roro Anteng memikirkan cara untuk membuat raksasa kalah, yaitu dengan menyuruh para wanita menumbuk padi dan para pria membakar jerami dan ayampun berkokok, bersahut-sahutan. Raksasa pada akhirnya merasa kalah dan pada akhirnya Roro Anteng dan Joko Seger pun menikah dan hidup bahagia.
Mereka bermukim di sebuah perkampungan yang kemudian dinamakan tengger ( Roro AnTeng) Joko SeGer).
Namun setelah menikah mereka tak jua dikarunia seorang keturunan pun. Sampai pada akhirnya Joko Seger beriktiar jikalau dia memiliki 25 anak, maka salahsatu anakknya akan dipersembahkan sebagai sajen di kawah gunung Bromo.
Dan anaknya yang bernama "Jaya Kusuma" dengan rela mengorbankan dirinya demi kepentingan semuanya orang. Namun sebelum dia melompat ke dalam kawan dia meminta satu persyaratan. Yaitu pada setiap tanggal 14 bulan kasada, mereka harus mengirimkan hasil panen ke dalam kawah tersebut.
Nah karena cerita inilah pada akhirnya lahir upacara kasada tersebut.
sumbernya dari artikel blogkulo.com
Quote:
![[Coc Req.Bromo] Ajang Wisata Menguntungkan Beserta Kisah Disebaliknya Upacaranya](https://s.kaskus.id/images/2020/10/13/10515989_202010130639560962.jpg)
![[Coc Req.Bromo] Ajang Wisata Menguntungkan Beserta Kisah Disebaliknya Upacaranya](https://s.kaskus.id/images/2020/10/13/10515989_202010130640010357.jpg)
![[Coc Req.Bromo] Ajang Wisata Menguntungkan Beserta Kisah Disebaliknya Upacaranya](https://s.kaskus.id/images/2020/10/13/10515989_202010130640050158.jpg)
![[Coc Req.Bromo] Ajang Wisata Menguntungkan Beserta Kisah Disebaliknya Upacaranya](https://s.kaskus.id/images/2020/10/13/10515989_202010130640080461.jpg)
Quote:
Tapi bagaimana sih keseruan dari upacara tersebut? Well kita lihat yuk ke dalam vidio YouTube yang Delia share ini, ya beginilah keseruan dari upacara tersebut.
Menarik dan sangat berkesan bukan?
Menarik dan sangat berkesan bukan?
Quote:

Quote:

Quote:
Upacara kasada yang masih dilakukan sampai saat ini malah menjadi sebuah daya tarik kuat bagi para wisatawan Bromo, hal ini dikarenakan pada saat upacara berlangsung, hasil panen benar-benar dilemparkan ke dalam kawah tersebut.
Sehingga menarik minat para wisatawan, baik dari segala atraksinya sampai kepada untuk menangkap sesajenan, dari hasil panen yang mereka lemparkan ke dalam kawah. Bahkan ada beberapa wisatawan, yang mendapatkan hasil tangkapan sajen, mencapai berkilo-kilo jumlahnya, yang kemudian mereka jual dipasar.
Namun untuk menangkap sajenan tersebut pastilah berresiko sangat besar, apalagi jika keadaan kawah sedang dalam masa aktif. Sudah dipastikan mereka harus lebih berhati-hati untuk menangkap hasil sesajenan dari upacara tersebut.
Nah gan-sis! Apakah kalian salah satu peserta dari penangkapan sesajenan tersebut diatas? Kalau begitu ayolah kita berdiskusi, bagimana keseruannya jikalau upacara tersebut sedang berlangsung.
link tulisan dari m.liputan6.com
Sehingga menarik minat para wisatawan, baik dari segala atraksinya sampai kepada untuk menangkap sesajenan, dari hasil panen yang mereka lemparkan ke dalam kawah. Bahkan ada beberapa wisatawan, yang mendapatkan hasil tangkapan sajen, mencapai berkilo-kilo jumlahnya, yang kemudian mereka jual dipasar.
Namun untuk menangkap sajenan tersebut pastilah berresiko sangat besar, apalagi jika keadaan kawah sedang dalam masa aktif. Sudah dipastikan mereka harus lebih berhati-hati untuk menangkap hasil sesajenan dari upacara tersebut.
Nah gan-sis! Apakah kalian salah satu peserta dari penangkapan sesajenan tersebut diatas? Kalau begitu ayolah kita berdiskusi, bagimana keseruannya jikalau upacara tersebut sedang berlangsung.

link tulisan dari m.liputan6.com






milsaka dan 20 lainnya memberi reputasi
21
902
Kutip
81
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan