- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita Luar Negeri
Cenayang di Peru Ramalkan Hasil Pilpres Amerika Serikat, Siapa yang Menang?


TS
Lockdown666
Cenayang di Peru Ramalkan Hasil Pilpres Amerika Serikat, Siapa yang Menang?
Cenayang di Peru Ramalkan Hasil Pilpres Amerika Serikat, Siapa yang Menang? Trump atau Biden?

TRIBUNNEWS.COM, LIMA - Pemilu Presiden Amerika Serikat (AS) menyedot animo hingga ke luar negeri.
Para dukun atau cenayang shaman di Peru mencoba meramal siapa yang akan menjadi presiden Amerika Serikat ( AS) selanjutnya.
Dengan mengenakan pakaian warna-warni, asap dupa, bunga, foto calo presiden (capres) petahanan Donald Trump dan capres Joe Biden mereka memulai ritualnya.
Dilansir dari Reuters, para dukun shaman tersebut juga meniupkan instrumen dari cangkang Andes tradisional.
Mereka lantas berseru “pachanaka” atau bisa diartikan “ibu bumi” agar pemilihan umum di AS berlangsung dengan damai, tanpa serangan atau sihir apa pun di antara dua capres.
Ritual tersebut berlangsung di sebuah ruangan bangunan tua dengan penerangan remang-remang di pusat kota Lima, Peru, pada September, dua bulan sebelum pemilihan umum AS dimulai pada 3 November.
Guru dukun shaman, Ana Maria Simeon, yang ikut dalam ritual tersebut saat ditanya Reuters secara pribadi mengaku memilih Biden.
“Itulah sebabnya kami membersihkannya (Biden) kami telah melihat bahwa mereka menyerangnya dengan sihir, dengan boneka hitam, dengan boneka voodoo mereka membayangi untuk mengeluarkannya,” kata dukun dengan kalung yang melilit lehernya.
Selama ritual, para dukun tersebut menggosok tanaman obat, buah-buahan, dan bahkan ular hidup pada foto kandidat Biden maupun Trump.
Menurut jajak pendapat Reuters/Ipsos pada September, Biden mengungguli Trump soal perolehan suara dari para responden.
Sebanyak 50 persen responden mengaku memilih Biden sedangkan 41 persen memilih Trump.
Namun, hasil jajak pendapat tersebut sepertinya berkebalikan dengan hasil ramalan dari para dukun shaman di Peru.
"Energi yang bagus untuk Tuan Donald Trump," kata salah satu dukun shaman Pablo Torres sambil membawa ular di salah satu bahunya setelah menyemprotkan cairan aneh dari mulutnya ke foto Trump.
"Mengapa? Karena dia pantas, dia butuh energi yang bagus, getaran yang baik dari para pengikutnya,” sambung Torres.
“Kami adalah pendukung pria itu. Dia akan menang; dia adalah seorang pemenang,” pungkasnya.
Trump klaim kebal corona
Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengklaim, dia sekarang sudah "kebal" dari virus corona, meskipun penelitian medis menunjukkan kemungkinan untuk terinfeksi kembali dengan virus tersebut.
"Sepertinya saya kebal, jadi saya bisa keluar dari ruang bawah tanah," kata Trump dalam wawancara di Fox News, Minggu (11/10/2020) seperti dikutip Xinhua.
"Sepertinya saya kebal untuk, entahlah, mungkin lama, mungkin pendek. Bisa seumur hidup. Tidak ada yang benar-benar tahu," tambah Trump.
Dokter Gedung Putih Sean Conley mengatakan pada Sabtu (10/10), Presiden Trump yang dites positif corona pada 1 Oktober 2020.
Dia kemudian dirawat di rumah sakit selama tiga hari sebelum kembali ke Gedung Putih dengan perawatan lanjutan, tidak lagi dianggap sebagai risiko penularan kepada orang lain.
Namun, Conley tidak mengungkapkan kapan terakhir kali Trump mendapatkan hasil tes negatif corona.
Sebuah studi yang diterbitkan pada bulan September 2020 di jurnal Nature Medicine menyebutkan, pemulihan dari virus corona tidak memberikan kekebalan seumur hidup.
Sebelum dan setelah infeksi Trump, sejumlah anggota staf Gedung Putih juga dinyatakan positif terkena virus.
sumur
https://www.tribunnews.com/internasi...ump-atau-biden
mantab juga ni cenayang

TRIBUNNEWS.COM, LIMA - Pemilu Presiden Amerika Serikat (AS) menyedot animo hingga ke luar negeri.
Para dukun atau cenayang shaman di Peru mencoba meramal siapa yang akan menjadi presiden Amerika Serikat ( AS) selanjutnya.
Dengan mengenakan pakaian warna-warni, asap dupa, bunga, foto calo presiden (capres) petahanan Donald Trump dan capres Joe Biden mereka memulai ritualnya.
Dilansir dari Reuters, para dukun shaman tersebut juga meniupkan instrumen dari cangkang Andes tradisional.
Mereka lantas berseru “pachanaka” atau bisa diartikan “ibu bumi” agar pemilihan umum di AS berlangsung dengan damai, tanpa serangan atau sihir apa pun di antara dua capres.
Ritual tersebut berlangsung di sebuah ruangan bangunan tua dengan penerangan remang-remang di pusat kota Lima, Peru, pada September, dua bulan sebelum pemilihan umum AS dimulai pada 3 November.
Guru dukun shaman, Ana Maria Simeon, yang ikut dalam ritual tersebut saat ditanya Reuters secara pribadi mengaku memilih Biden.
“Itulah sebabnya kami membersihkannya (Biden) kami telah melihat bahwa mereka menyerangnya dengan sihir, dengan boneka hitam, dengan boneka voodoo mereka membayangi untuk mengeluarkannya,” kata dukun dengan kalung yang melilit lehernya.
Selama ritual, para dukun tersebut menggosok tanaman obat, buah-buahan, dan bahkan ular hidup pada foto kandidat Biden maupun Trump.
Menurut jajak pendapat Reuters/Ipsos pada September, Biden mengungguli Trump soal perolehan suara dari para responden.
Sebanyak 50 persen responden mengaku memilih Biden sedangkan 41 persen memilih Trump.
Namun, hasil jajak pendapat tersebut sepertinya berkebalikan dengan hasil ramalan dari para dukun shaman di Peru.
"Energi yang bagus untuk Tuan Donald Trump," kata salah satu dukun shaman Pablo Torres sambil membawa ular di salah satu bahunya setelah menyemprotkan cairan aneh dari mulutnya ke foto Trump.
"Mengapa? Karena dia pantas, dia butuh energi yang bagus, getaran yang baik dari para pengikutnya,” sambung Torres.
“Kami adalah pendukung pria itu. Dia akan menang; dia adalah seorang pemenang,” pungkasnya.
Trump klaim kebal corona
Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengklaim, dia sekarang sudah "kebal" dari virus corona, meskipun penelitian medis menunjukkan kemungkinan untuk terinfeksi kembali dengan virus tersebut.
"Sepertinya saya kebal, jadi saya bisa keluar dari ruang bawah tanah," kata Trump dalam wawancara di Fox News, Minggu (11/10/2020) seperti dikutip Xinhua.
"Sepertinya saya kebal untuk, entahlah, mungkin lama, mungkin pendek. Bisa seumur hidup. Tidak ada yang benar-benar tahu," tambah Trump.
Dokter Gedung Putih Sean Conley mengatakan pada Sabtu (10/10), Presiden Trump yang dites positif corona pada 1 Oktober 2020.
Dia kemudian dirawat di rumah sakit selama tiga hari sebelum kembali ke Gedung Putih dengan perawatan lanjutan, tidak lagi dianggap sebagai risiko penularan kepada orang lain.
Namun, Conley tidak mengungkapkan kapan terakhir kali Trump mendapatkan hasil tes negatif corona.
Sebuah studi yang diterbitkan pada bulan September 2020 di jurnal Nature Medicine menyebutkan, pemulihan dari virus corona tidak memberikan kekebalan seumur hidup.
Sebelum dan setelah infeksi Trump, sejumlah anggota staf Gedung Putih juga dinyatakan positif terkena virus.
sumur
https://www.tribunnews.com/internasi...ump-atau-biden
mantab juga ni cenayang

0
562
5


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan