- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Kisah Bupati Lotim Berjuang Lawan Covid-19


TS
striver
Kisah Bupati Lotim Berjuang Lawan Covid-19
Selong (Suara NTB) – Bupati Lombok Timur (Lotim) H. M. Sukiman Azmy dinyatakan sembuh dari paparan virus corona (Covid-19). Setelah 11 hari dirawat di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Dr. R. Soedjono Selong, Bupati dinyatakan mampu melewati fase kritis. Pada Rabu, 7 Oktober 2020, Bupati Sukiman menceritakan kisahnya berjuang melawan virus mematikan tersebut.
Menurut orang nomor satu di Lotim ini, dirinya tidak mengetahui di mana ia tertular Covid-19. Perkiraan pertamanya, dalam satu bulan terakhir ini sedang mencoba menurunkan berat badan. Dia katakan berat idealnya 70 kilogram, namun karena beratnya sudah 80 kilogram sehingga ia dalam sebulan terakhir melakukan program diet dan berhasil menurunkan berat badannya menjadi 74 kilogram.
Perkiraan kedua, Bupati pernah melakukan perjalanan antar daerah. Terakhir ia pergi ke Denpasar, Bali pada tanggal 12 sampai dengan 13 September 2020. Kunjungannya ke Denpasar itu ingin melihat standar pelayanan rumah sakit dan contoh bangunan jembatan aquatik yang ingin ditiru pembangunannya di sejumlah tempat di Lotim.
Perkiraan ketiga, Bupati sepulang dari Denpasar sejak Senin sampai Kamis jadwalnya sangat padat. Mulai dari sidang paripurna di gedung DPRD Lotim hingga kegiatan roadshow ke kecamatan-kecamatan. Saat dilarikan ke rumah sakit, dituturkan kondisinya drop. Bupati kemudian melakukan isolasi mandiri. Kegiatan isolasi mandiri, katanya, hanya teori sehingga bagi yang terpapar lebih disarankan mengikuti proses perawatan di rumah sakit.
Dia katakan, yang paling dirasakan adalah kepala pusing, nafas tersengal-sengal, dadanya panas dan perut mual seperti mau muntah, badan meriang selera makan menurun, kondisi fisik sangat lemah. Saat dilakukan tes usap atau swab, hasilnya Bupati terkonfirmasi positif. Begitupun istri Bupati, sopir, ajudan, dan salah seorang pramuwisma.
Bupati kemudian dilarikan ke RSUD Dr. R. Soedjono Selong dan sempat dirawat di ICU. Melihat kondisi Bupati yang melemah, tim medis di rumah sakit terbesar di Lotim ini sempat menyarankan untuk dirujuk ke RSUD Provinsi di Mataram. Akan tetapi Bupati Sukiman menolak. “Batin saya menolak,” urainya.
Keyakinan Bupati, RSUD Lotim ini sama statusnya dengan RSUD Provinsi. Sama-sama tipe B. Dia berkeyakinan pasti bisa sembuh jika dirawat. Setelah semua berjalan normatif sesuai anjuran medis, dilalui semua fase penanganan. Mulai dari pemberian suntikan, infus, oksigen, obat obatan, dan lainnya.
Empat hari lamanya Bupati diinfus. Tangan Bupati ini pun sempat membengkak. “Fisik saya menolak infus, dan akhirnya diganti dengan obat,” urainya lagi.
Semua obat yang diberikan diminumnya. Termasuk obat-obat herbal dan tradisional. Dominan diminum bupati adalah madu, kurma ajwa, jeruk lemon yang diiris kecil-kecil dicampur air hangat. Tidak lupa setiap hari seluruh tubuh dibaluri minyak kayu putih.
Bupati yang saat ini sudah berusia 64 tahun ini diakui merupakan usia rawan. Bermodal semangat untuk melawan Covid-19, akhirnya kondisinya berangsur membaik. Nafas sudah bagus. Sudah tak lagi tersengal sengal. Hanya saja tersisa masih serak dan pengakuan Direktur RSUD Selong, Dr. M. Tantowi Jauhari itu akibat bantuan oksigen.
Penjelasan lebih lanjut Dr. Tantowi, Bupati sudah melalui semua fase dalam penanganan selama 20 hari setelah terjangkit. Mulai dari fase inkubasi saat kunjungan kerja, Kemudian masuk fase sinptomatik, fase yang menunjukkan ada gejala. Saat gejala muncul, acap kali danggap biasa dan hal ini sangat ditentukan dari tingkat imunitas seseorang. Berikutnya pada fase awal pernafasan dilihat dalam tubuh Bupati dari hasil foto rontgen ada bercak pada dasar paru. Pada fase inilah kemudian berikan obat dan bantuan oksigen. Fase akhir dilalui dengan memberikan terapi.
Bupati kemudian diberikan transfusi plasma. Transfusi darah dari pasien yang sudah pernah positif Covid-19 untuk membantu tingkat kekebalan tubuh. Alhasil, Bupati kemudian bisa lebih cepat sembuh. ”Lebih cepat 4 hari dari biasanya,” imbuhya. Setelah sembuh, Bupati masih tetap harus terpantau dan saat ini sedang berada di pendopo.
Pesan Bupati, Covid-19 masih ada di Lotim. Warga diminta tetap waspada dan tetap menggunakan protokol kesehatan. Diminta seluruh jajarannya untuk intensifkan kembali sosialisasi ke tengah masyarkat. Tidak diinginkan terjadi lagi temuan kasus baru. “Biarlah saya menjadi sentuhan terakhir Covid-19,” demikian kisah Bupati. (rus)
Sumber
Mantab nih minyak kayu putih.....


Menurut orang nomor satu di Lotim ini, dirinya tidak mengetahui di mana ia tertular Covid-19. Perkiraan pertamanya, dalam satu bulan terakhir ini sedang mencoba menurunkan berat badan. Dia katakan berat idealnya 70 kilogram, namun karena beratnya sudah 80 kilogram sehingga ia dalam sebulan terakhir melakukan program diet dan berhasil menurunkan berat badannya menjadi 74 kilogram.
Perkiraan kedua, Bupati pernah melakukan perjalanan antar daerah. Terakhir ia pergi ke Denpasar, Bali pada tanggal 12 sampai dengan 13 September 2020. Kunjungannya ke Denpasar itu ingin melihat standar pelayanan rumah sakit dan contoh bangunan jembatan aquatik yang ingin ditiru pembangunannya di sejumlah tempat di Lotim.
Perkiraan ketiga, Bupati sepulang dari Denpasar sejak Senin sampai Kamis jadwalnya sangat padat. Mulai dari sidang paripurna di gedung DPRD Lotim hingga kegiatan roadshow ke kecamatan-kecamatan. Saat dilarikan ke rumah sakit, dituturkan kondisinya drop. Bupati kemudian melakukan isolasi mandiri. Kegiatan isolasi mandiri, katanya, hanya teori sehingga bagi yang terpapar lebih disarankan mengikuti proses perawatan di rumah sakit.
Dia katakan, yang paling dirasakan adalah kepala pusing, nafas tersengal-sengal, dadanya panas dan perut mual seperti mau muntah, badan meriang selera makan menurun, kondisi fisik sangat lemah. Saat dilakukan tes usap atau swab, hasilnya Bupati terkonfirmasi positif. Begitupun istri Bupati, sopir, ajudan, dan salah seorang pramuwisma.
Bupati kemudian dilarikan ke RSUD Dr. R. Soedjono Selong dan sempat dirawat di ICU. Melihat kondisi Bupati yang melemah, tim medis di rumah sakit terbesar di Lotim ini sempat menyarankan untuk dirujuk ke RSUD Provinsi di Mataram. Akan tetapi Bupati Sukiman menolak. “Batin saya menolak,” urainya.
Keyakinan Bupati, RSUD Lotim ini sama statusnya dengan RSUD Provinsi. Sama-sama tipe B. Dia berkeyakinan pasti bisa sembuh jika dirawat. Setelah semua berjalan normatif sesuai anjuran medis, dilalui semua fase penanganan. Mulai dari pemberian suntikan, infus, oksigen, obat obatan, dan lainnya.
Empat hari lamanya Bupati diinfus. Tangan Bupati ini pun sempat membengkak. “Fisik saya menolak infus, dan akhirnya diganti dengan obat,” urainya lagi.
Semua obat yang diberikan diminumnya. Termasuk obat-obat herbal dan tradisional. Dominan diminum bupati adalah madu, kurma ajwa, jeruk lemon yang diiris kecil-kecil dicampur air hangat. Tidak lupa setiap hari seluruh tubuh dibaluri minyak kayu putih.
Bupati yang saat ini sudah berusia 64 tahun ini diakui merupakan usia rawan. Bermodal semangat untuk melawan Covid-19, akhirnya kondisinya berangsur membaik. Nafas sudah bagus. Sudah tak lagi tersengal sengal. Hanya saja tersisa masih serak dan pengakuan Direktur RSUD Selong, Dr. M. Tantowi Jauhari itu akibat bantuan oksigen.
Penjelasan lebih lanjut Dr. Tantowi, Bupati sudah melalui semua fase dalam penanganan selama 20 hari setelah terjangkit. Mulai dari fase inkubasi saat kunjungan kerja, Kemudian masuk fase sinptomatik, fase yang menunjukkan ada gejala. Saat gejala muncul, acap kali danggap biasa dan hal ini sangat ditentukan dari tingkat imunitas seseorang. Berikutnya pada fase awal pernafasan dilihat dalam tubuh Bupati dari hasil foto rontgen ada bercak pada dasar paru. Pada fase inilah kemudian berikan obat dan bantuan oksigen. Fase akhir dilalui dengan memberikan terapi.
Bupati kemudian diberikan transfusi plasma. Transfusi darah dari pasien yang sudah pernah positif Covid-19 untuk membantu tingkat kekebalan tubuh. Alhasil, Bupati kemudian bisa lebih cepat sembuh. ”Lebih cepat 4 hari dari biasanya,” imbuhya. Setelah sembuh, Bupati masih tetap harus terpantau dan saat ini sedang berada di pendopo.
Pesan Bupati, Covid-19 masih ada di Lotim. Warga diminta tetap waspada dan tetap menggunakan protokol kesehatan. Diminta seluruh jajarannya untuk intensifkan kembali sosialisasi ke tengah masyarkat. Tidak diinginkan terjadi lagi temuan kasus baru. “Biarlah saya menjadi sentuhan terakhir Covid-19,” demikian kisah Bupati. (rus)
Sumber
Mantab nih minyak kayu putih.....



Diubah oleh striver 12-10-2020 21:20




tien212700 dan nomorelies memberi reputasi
2
301
3


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan