- Beranda
- Komunitas
- News
- Sejarah & Xenology
Mental Inlander Warisan Kolonial


TS
ahmadzwd
Mental Inlander Warisan Kolonial

Assalamu alaikum wr.wb salam sejahtera untuk semua .
Sampai sekarang sadar maupun tidak sadar rakyat indonesia mempunyai MENTAL INLANDER yang diwarisi oleh kolonialisme dan sudah menjadi budaya.
Standar kecantikan wanita di indonesia itu kulit putih mulus, langsing, mancung dll kayak bule bule, padahal kulit natural wanita indonesia hitam manis atau sawo matang. Jangan heran iklan pemutih kulit laris manis dipasaran indonesia, kita dipaksa untuk memakai standar kecantikan seperti orang eropa dll.
Kadang juga geli keluar dari mulut bangsa kita sendiri bahwa "nikah dengan Bule untuk MEMPERBAIKI keturunan", seakan akan keturunan orang indonesia tidak baik dan keturunan orang bule itu baik.
Dalam dunia pendidikan MENTAL INLANDER ini juga ada sampai sekrang, berapa banyak banner iklan pendidikan dan kursus di Indonesia yang memakai foto orang bule. Belum lagi ukuran kepintaran seseorang diukur jika dia sekolah di Luar Negeri.
Masih banyak lagi contohnya kalau ditulis satu persatu Mental Inlander yang masih mengakar sampai sekarang di Indonesia. Hal ini tidak lepas dari masa Kolonialisme yang begitu panjang di negeri ini.
Di tahun 1926 lahirlah Undang-Undang dasar yang mengatur tata negara dan pemerintahan Hindia Belanda. Dalam pasal 163 Hindia Belanda membagi 3 golongan dihadapan hukum maupun dikehidupan sehari hari.
1. Golongan Eropa.
2. Golongan Arab dan Tionghoa.
3. Golongan Pribumi.
Sudah tidak terhitung lagi berapa kali Presiden Soekarno dalam berbagai pidatonya yang khas menggelegar dan bergemuruh mengingatkan agar bangsa Indonesia jangan mau menjadi “bangsa kuli” dan menjadi kuli bangsa-bangsa lain (a nation of coolies and a coolie amongst nations).
Kini, sudah lebih dari tujuh puluh tahun Indonesia merdeka sejak Sang Proklamator berpidato berapi-api pada 17 Agustus 1945. Tetapi Bangsa Indonesia masih menjadi “bangsa kuli” dan “bermental inlander”.
Entahlah saya tidak tahu. Yang jelas hingga dewasa ini, bangsa yang sangat kaya raya dengan sumber alam yang melimpah-ruah, dengan warisan tradisi dan budaya leluhur yang beraneka ragam, dan dengan peninggalan sejarah yang menggunung ini belum juga mampu “naik kelas” menjadi “BANGSA MAJIKAN”.






gpandita dan 3 lainnya memberi reputasi
4
2.8K
7


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan