- Beranda
- Komunitas
- Story
- Stories from the Heart
A Story About a Merchant


TS
Rebek22
A Story About a Merchant
Prolog : Pembeli adalah Raja, Penjual adalah Dewa
" Jangan pernah malu untuk memulai usaha, ingat kawan, panutan kita Rasulullah SAW dulunya adalah seorang pedagang, bukan Dokter, bukan Pilot dan bukan juga Ustadz. Beliau adalah pedangang hebat, bermodalkan kejujuran yang begitu luar biasa beliau sampai di juluki "Al-Amin", tidak hanya itu, beliau pun mampu memikat hati seorang Wanita kaya Raya sekaligus saudagar besar di jazirah Arab bernama Khadijah.
Percayalah kawan, 7 pintu rezeki ada dalam berdagang. Masih mau bilang kurang banyak? Maka dari itu, untuk yang baru mau memulai, silahkan bulatkan tekad, jangan setengah-setengah, karena jalan yang nadinya akan kau lalui amat terjal, untuk yang sudah mulai, kita sama kawan, Mungkin kalian sudah di atas diriku, mungkin juga di bawah ku, atau mungkin kita sejajar. Initinya kita sama, harus terus maju hingga menjadi lebih baik dari pada hari kemarin, dan untuk yang belum memulai, semoga cerita ini mampu menumbuhkan niat dan minat kalian untuk mulai masuk ke dunia usaha "
Namaku Azka pria berumur dua puluh tiga tahun, yang saat ini berprofesi sebagai tukang Cilok. Ya saya adalah tukang Cilok, dan percayalah saya sangat bangga akan profesi itu. Mengapa? Karena pekerjaan sampingan saya adalah Bos, hebat bukan pekerjaan sampingan ku?. Jika kalian bertanya, situ Bos apa? Maka akan aku jawab, Bos dari usaha Cilok ku sendiri. Ingat kawan!, sekecil-kecilnya gerai cilok yang aku miliki. Bagaimanapun aku tetap lah bos dari usaha tersebut. Tidak punya atasan, bebas mau buka atau tutup kapan saja, bebas mau kerja pakai baju apa saja, ah the best lah.
Baik lah, ini kisahku. Di sini aku akan menceritakan kisah tentang perjuanganku dalam mendirikan usaha. Oh iya. Ini cerita yang bertemakan bisnis, maka dari itu jika anda kebetulan menggeluti bidang tersebut maka cobalah untuk membaca cerita di bawah ini, Mudah-mudahan dari cerita yang akan akun tuliskan nanti, kalian bisa mendapatkan banyak kiat-kiat dalam berbisnis.
Kira-kira apa kah kalian akan setuju jika aku berkata kalau minoritas pada hakikatnya jauh lebih kuat dari pada mayoritas?. Jika kalian bertanya, Mengapa aku berkata begitu? Ya mau bagaimana lagi, karena memang itulah yang aku rasakan saat ini.
Sekarang aku merupakan mahasiswa tingkat tiga di sebuah universitas Swasta yang terletak di pusat kota bekasi. Jurusan Manajemen pemasaran, atau lumrah di sebut marketing, Fakultas Ekonomi. Oh iya, aku adalah calon Diploma, bukan Sarjana. Mungkin sebagian orang sudah tau apa perbedaan antara keduanya, tapi di sini aku akan menjelaskan secara singkat saja. Perbedaan yang paling Spesifik adalah Sarjana akan menyusun Skripsi sebagai syarat kelulusan, sementara untuk D3 yang di susun adalah Tugas Akhir/ Penelitian Ilmiah. Bedanya apa? Ya yang jelas Skripsi lebih susah. Setelah lulus, Sarjana akan mendapatkan gelar yang berbeda-beda, tergantung fakultasnya, Misalnya " SE " Untuk Sarjana Ekonomi, atau " SP.D" Untuk Sarjana pendidikan. Sementara untuk D3, semua sama, yaitu Ahli Madya atau di singkat, AMD. Masa perkuliahan D3 jauh lebih pendek dari pada S1. Dan D3 cenderung fokus ke satu bidang, misalnya jika di S1 ada jurusan management, maka di D3 ada manajement Akutansi, Manajement Keuangan, dan Manajement pemasaran. Intinya S1 itu mempelajari semua bidang Manajement, sementara D3 fokus ke satu bidang manajement.
Jadi apa hubungannya, ucapanku tentang minoritas tadi dengan perkuliahanku? Ya entah ini sama atau tidak di kampus lain, yang jelas jumlah mahasiswa D3 itu sangat sedikit. Bayangkan saja, jumlah mahasiswa jurusan marketing di angkatan ku hanya 15 orang, artinya hanya 1 kelas, dan di antara ke 15 mahasiswa itu ada juga juga golongan Maba( mahasiswa bayangan) yang hanya ada namanya saja di absen, sementara wujudnya tidak pernah nampak. Sementara untuk S1 jumlahnya bisa mencapai 100 orang, maka wajar kan jika aku berkata kalau saat ini aku berada di golongan minoritas? Tapi percaya lah, jumlah sedikit itu justru lebih asik, lebih kompak dan ya... Pokoknya asik dah. Sekalipun nih kelas agak sableng, ya kalian bayangkan saja, 3 dosen sampai di buat baper, karena tiap jam mata kuliah pagi tidak ada satupun mahasiswa di kelas, semuanya kompak terlambat. Lalu ada dosen matematika yang jika mengajar hanya Tuhan dan beliau lah yang paham apa yang keluar dari kisah dosen tersebut, ya gimana enggak, setiap beliau mengajar matanya hanya fokus pada apalan tulis. Maka dari itu kami selalu kompak kabur satu-satu sehingga pada saat dosen tersebut menoleh kebelakang, kelas sudah kosong, dan mahasiswanya sedang asik merokok di kantin kampus.
Ok cukup basa-basinya. Kita langsung saja ke cerita, maaf ya prolognya ke panjangan, aku hanya ingin memberi tahu kalian tentang seberapa uniknya kelasku.
" Baik, sebentar lagi kalian akan menjalani praktek Dana bergulir " Ujar seorang dosen usai dirinya menjelaskan materi mata pelajaran Phisikologi konsumen, nama dosen tersebut adalah pak Wawan, dia merupakan dosen yang cara mengajarnya asik, sehingga kami tidak pernah merasa jenuh ketika di ajari olehnya, beliau juga merupakan dosen wali kelas kami. " Yak, Zaka ada apa? " Ujarnya sambil memnunjuk kesalah satu temanku yang mengangkat tangan, tanda kalau dirinya ingin mengajukan pertanyaan.
" Dana bergulir itu apa pak? " Tanya Zaka penasaran.
" Sabar tong, ini saya baru mau jelasin " Ujar pak Wawan, yang seketika membuat seisi kelas tertawa. Zaka hanya bisa cengar-cengir karena malu.
" Singkatnya, kampus akan memberikan kalian modal untuk mendirikan usaha"
" Wah asik dong " Bagas si ketua kelas nampak antusias mendengar penjabaran pak Wawan " Di modalin berapa pak? 10 juta? "
" Ya di modalin 10 jt, besoknya uang kuliah kalian naik dua kali lipat " Ujar pak Wawan yang sekali lagi membuat seisi kelas tertawa " Modal yang akan di berikan kepada kalian sebesar 2,5 jt "
" Harus di kembalikan pak? " Tanya bagas
" Iya tentu, ingat uang itu adalah pinjaman modal dari kampus, bukan dana hibah, kalau dana hibah sih tidak usah di kembalikan, tapi kalau pinjaman statusnya wajib di kembalikan "
" Uang itu boleh kita gunakan secara bebas pak? "
" Oh Boleh, silahkan semua terserah kalian. buat pasang togel, atau taruhan caspa poker juga tidak apa-apa "
" Serius pak? "
" Ya enggak lah, ingat uang ini baru akan cair jika kalian mengajukan proposal usaha ke kampus, kalian harus berusaha memutar uang tersebut dengan cara mendirikan usaha, jika kalian mendirikan usaha otomatis kalian bisa dapat uang, nah uang tersebur bisa kalian gunakan untuk mengembalikan modal ke kampus, sekaligus mendapat uang jajan tambahan, pastinya nanti kalian akan mendapat untung atau laba dari penjualan produk, sisihkan laba tersebut untuk pengembalian modal, sisanya buat kalian "
" Produknya bebas pak? " Sekarang giliranku untuk bertanya, serius aku mulai tertarik dengan program dana bergulir ini.
" Yup bebas, tapi di sini kalian tidak di perkenankan untuk reseller, atau mengambil produk dari orang lain. Kalian wajib melakukan proses produksi, yang artinya membuat barang dagangan kalian sendiri. Terserah kalian mau buat baju, kue, hiasan atau apalah intinya produksi sendiri, paham azka? Baru kamu yang pertanyaannya enggak ngaco "
" Paham pak "
" Oh iya, sistem permodalan yang di terapkan kampus adalah bagi hasil. Jika kalian meminjam uang ke bank maka kalian pasti akan kena yang namanya bunga, tapi di kampus ini tidak, sistemnya pembagian untung 25% / 75 %. Kampus 25% dari untung, nah sisanya hak kalian "
" Pak, kalau begini apa bedanya dengan meminjam dari bank? " Bagas kembali bertanya
" Dengar, sistem ini di namakan bagi hasil untung. Jadi kalau kalian untung ya untung tersebut di bagi dengan kampus, tapi kalau kalian rugi ya sudah, tidak perlu ada pembagian, kan tidak ada untung, jadi apa yang mau di bagi? Sementara kalau sistem bunga, untung ataupun rugi tetap harus bayar bunga, dan semakin lama pembayaran bunga tersebut di lakukan, maka akan semakin tinggi juga nilai bunganya " Pak Wawan menjelaskan Perbedaan antara sistem bagi hasil dengan bunga " Ah, ini pelajaran untuk kalian, Sistem bagi hasil sudah ada sejak zaman dahulu kla. jadi begini, awalnya seseorang menitipkan dua pasang kambing betina dan jangan kepada pengembala, lalu di rawat lah kambing tersebut hingga hamil dan beranak, jika anaknya tiga maka si pemilik berhak atas dua ekor anak kambing, sementara si pengembala berhak atas anak kambing sisanya "
" Jadi kalau rugi terus tidak apa-apa pak? "
" Bagas, baru saja kamu menanyakan pertanyaan yang benar, sekarang sudah ngaco lagi, program dana bergulir ini akan di lakukan selama satu tahun. Artinya pengembalian modal setiap tahunnya sekitar Rp. 210.000 di tambah untung, bulan pertama kami masih akan memaklumi kalau kalian rugi, bukan kedua kalian hanya mampu mencapai BEP ( break event point) atau balik modal dan tidak untung, maka kami juga akan memaklumi, tapi di bulan ke tiga, sampai tidak ada untung sama sekali? Artinya itu kebangetan, masa sudah satu tahun kalian belajar marketing tapi gak ada satupun yang bisa di terapkan di lapangan, kan aneh? Ya untung sepuluh ribu juga tidak apa-apa. intinya untung, kami tidak akan permasalahan, ya namanya juga belajar "
" Hehe kiran "
" Sekarang gunakan lah kreatifitas kalian untuk membuat produk yang unik, yang sekiranya laku di pasaran, memiliki nilai tambah, serta daya saing. Kalian mahasiswa, pemikiran kalian masih Fresh, maka dari itu otak kalian harus mampu menceruskan ide-ide hebat, kalau saya sih sudah susah, sudah tua dan punya tanggungan, kalian belum ada beban hidup kan? Ada di sini yang sudah punya anak? " Ujar pak Wawan yang langsung kami balas dengan celengan kepala.
" Maka dari itu, ciptakan lah produk-produk unik "
" Pak, punya kiat-kiat enggak untuk menentukan produk yang akan kita jual " Sekarang si ketua kelas lah yang bertanya, dia adalah perempuan paling cetar membahana di kelas kami.
" Mudah, jika kalian ingin menentukan produk yang di jual, cukup gunakan ini " Ujarnya sambil menunjuk matanya. " Atau lihat lah dari tubuh kita sendiri "
" Maksudnya pak? " Aku yang merasa kurang paham langsung mengajukan pertanyaan.
" Azka, Kira-kira nih ya. Kalau saya bilang Sekolah tingkat SMA, maka unit usaha apa yang akan kamu dirikan di sekitar Sekolah tersebut? "
" Hmmmm jualan bakso pak "
" Kenapa? "
" Ya karena pas jam istirahat mereka butuh makan pak "
" Nah pemikiran yang bagus. sekarang bagas, kira-kira kamu mau mendirikan usaha apa di sekitar sekolah "
" Rental PS pak " Ujar bagas yang langsung membuat seisi kelas kembali tertawa, dia memang paling ahli membuat kami ngakak.
" Mengapa? "
" Agar anak-anak SMA memiliki tempat bolos "
" Nah inovatif " Tidak di sangka-sangka pak Wawan malah memberikan apresiasi atas jawaban bagas " Bolos atau tidak itu pilihan mereka, kita hanya mendirikan usaha. Jadi tidak ada yang bisa menyalahkan kita jika rental PS itu malah di jadikan sarang para pembolos bukan? "
" Berarti ide saya brilian pak "
" Ya enggak lah, kalau saya bilang ide kamu briliant, artinya saya mendukung perusakan masa depan generasi muda, ide kamu inofativ, tapi tidak pass. ingat, kamu tetap harus menaruh pengumuman kalau anak berseragam di larang masuk jika suatu saat nanti kamu membuat unit usaha itu "
" Baik Pak " Ujar bagas yang nampak agak senang karena di bilang inovatif
" Nah sekarang, cara kedua untuk menentukan produk yang mau kita jual. Sekarang pegang rambut kalian " Ujar pak Wawan sambil memegang rambutnya " Nah, coba sekarang coba pikirkan, benda apa saja yang sekiranya rambut kita butuhkan "
" Shampo " Ujar bintang
" Pomade " Ujar bagas
" Topi " Ujarku, yang langsung di ikuti sahutan teman-teman sekelas, mengenai barang-barang yang sekiranya di butuhkan rambut kita.
" Nah, banyak bukan? Dari kepala saja sudah ada puluhan barang yang mungkin bisa bisa kita jadikan produk untuk di jual, mudah bukan? " Ujar pak Wawan sambil memainkan jenggotnya " Nah yang ini sekedar tambahan. Ada prinsip yang namanya ATM, amati, tiru, modifikasi. Misalnya begini kalian mengamati KFC, produk unggulan mereka tidak lain adalah ayam krispi, lalu kalian coba tiru produk mereka, nah berikutnya mulailah bumbui produk tersebut dengan kreatifitas, atau memodifikasi hasil tiruan tadi agar memiliki nilai keunikan, dan nilai tambah. Misalnya, menambahkan saus ekstra pedas di atasnya, jadikan tuh, Chicken Crispy Spicy, unikan? Beda sama KFC, nah tinggal beri nama yang unik untuk ayam tersebut. Misalnya Chicken Crispi Jahannam, atau ayam Setan. Nama-nama yang anti mainstream "
" Hoho, makasih sarannya pak " Ujarku riang karena saran beliau memberiku banyak ide untuk produk yang harus aku jual nanti.
" Nah cukup mudah kan? Baiklah kita akan segera melakukan pembagian kelompok, satu kelompok terdiri dari tiga orang "
Quote:
Yup judul prolog itu adalah salah satu motivasi gue untuk selalu berusaha untuk menjadi pedagang yang profesional dan selalu berinovasi untuk menciptakan produk baru dalam dunia bisnis UMKM. Maka dari itu simak perkembang cerita ini.
Quote:
" Jangan pernah malu untuk memulai usaha, ingat kawan, panutan kita Rasulullah SAW dulunya adalah seorang pedagang, bukan Dokter, bukan Pilot dan bukan juga Ustadz. Beliau adalah pedangang hebat, bermodalkan kejujuran yang begitu luar biasa beliau sampai di juluki "Al-Amin", tidak hanya itu, beliau pun mampu memikat hati seorang Wanita kaya Raya sekaligus saudagar besar di jazirah Arab bernama Khadijah.
Percayalah kawan, 7 pintu rezeki ada dalam berdagang. Masih mau bilang kurang banyak? Maka dari itu, untuk yang baru mau memulai, silahkan bulatkan tekad, jangan setengah-setengah, karena jalan yang nadinya akan kau lalui amat terjal, untuk yang sudah mulai, kita sama kawan, Mungkin kalian sudah di atas diriku, mungkin juga di bawah ku, atau mungkin kita sejajar. Initinya kita sama, harus terus maju hingga menjadi lebih baik dari pada hari kemarin, dan untuk yang belum memulai, semoga cerita ini mampu menumbuhkan niat dan minat kalian untuk mulai masuk ke dunia usaha "
Namaku Azka pria berumur dua puluh tiga tahun, yang saat ini berprofesi sebagai tukang Cilok. Ya saya adalah tukang Cilok, dan percayalah saya sangat bangga akan profesi itu. Mengapa? Karena pekerjaan sampingan saya adalah Bos, hebat bukan pekerjaan sampingan ku?. Jika kalian bertanya, situ Bos apa? Maka akan aku jawab, Bos dari usaha Cilok ku sendiri. Ingat kawan!, sekecil-kecilnya gerai cilok yang aku miliki. Bagaimanapun aku tetap lah bos dari usaha tersebut. Tidak punya atasan, bebas mau buka atau tutup kapan saja, bebas mau kerja pakai baju apa saja, ah the best lah.
Baik lah, ini kisahku. Di sini aku akan menceritakan kisah tentang perjuanganku dalam mendirikan usaha. Oh iya. Ini cerita yang bertemakan bisnis, maka dari itu jika anda kebetulan menggeluti bidang tersebut maka cobalah untuk membaca cerita di bawah ini, Mudah-mudahan dari cerita yang akan akun tuliskan nanti, kalian bisa mendapatkan banyak kiat-kiat dalam berbisnis.
1. Minoritas x Dana Bergulir x Bagi Hasil
Quote:
Kira-kira apa kah kalian akan setuju jika aku berkata kalau minoritas pada hakikatnya jauh lebih kuat dari pada mayoritas?. Jika kalian bertanya, Mengapa aku berkata begitu? Ya mau bagaimana lagi, karena memang itulah yang aku rasakan saat ini.
Sekarang aku merupakan mahasiswa tingkat tiga di sebuah universitas Swasta yang terletak di pusat kota bekasi. Jurusan Manajemen pemasaran, atau lumrah di sebut marketing, Fakultas Ekonomi. Oh iya, aku adalah calon Diploma, bukan Sarjana. Mungkin sebagian orang sudah tau apa perbedaan antara keduanya, tapi di sini aku akan menjelaskan secara singkat saja. Perbedaan yang paling Spesifik adalah Sarjana akan menyusun Skripsi sebagai syarat kelulusan, sementara untuk D3 yang di susun adalah Tugas Akhir/ Penelitian Ilmiah. Bedanya apa? Ya yang jelas Skripsi lebih susah. Setelah lulus, Sarjana akan mendapatkan gelar yang berbeda-beda, tergantung fakultasnya, Misalnya " SE " Untuk Sarjana Ekonomi, atau " SP.D" Untuk Sarjana pendidikan. Sementara untuk D3, semua sama, yaitu Ahli Madya atau di singkat, AMD. Masa perkuliahan D3 jauh lebih pendek dari pada S1. Dan D3 cenderung fokus ke satu bidang, misalnya jika di S1 ada jurusan management, maka di D3 ada manajement Akutansi, Manajement Keuangan, dan Manajement pemasaran. Intinya S1 itu mempelajari semua bidang Manajement, sementara D3 fokus ke satu bidang manajement.
Jadi apa hubungannya, ucapanku tentang minoritas tadi dengan perkuliahanku? Ya entah ini sama atau tidak di kampus lain, yang jelas jumlah mahasiswa D3 itu sangat sedikit. Bayangkan saja, jumlah mahasiswa jurusan marketing di angkatan ku hanya 15 orang, artinya hanya 1 kelas, dan di antara ke 15 mahasiswa itu ada juga juga golongan Maba( mahasiswa bayangan) yang hanya ada namanya saja di absen, sementara wujudnya tidak pernah nampak. Sementara untuk S1 jumlahnya bisa mencapai 100 orang, maka wajar kan jika aku berkata kalau saat ini aku berada di golongan minoritas? Tapi percaya lah, jumlah sedikit itu justru lebih asik, lebih kompak dan ya... Pokoknya asik dah. Sekalipun nih kelas agak sableng, ya kalian bayangkan saja, 3 dosen sampai di buat baper, karena tiap jam mata kuliah pagi tidak ada satupun mahasiswa di kelas, semuanya kompak terlambat. Lalu ada dosen matematika yang jika mengajar hanya Tuhan dan beliau lah yang paham apa yang keluar dari kisah dosen tersebut, ya gimana enggak, setiap beliau mengajar matanya hanya fokus pada apalan tulis. Maka dari itu kami selalu kompak kabur satu-satu sehingga pada saat dosen tersebut menoleh kebelakang, kelas sudah kosong, dan mahasiswanya sedang asik merokok di kantin kampus.
Ok cukup basa-basinya. Kita langsung saja ke cerita, maaf ya prolognya ke panjangan, aku hanya ingin memberi tahu kalian tentang seberapa uniknya kelasku.
" Baik, sebentar lagi kalian akan menjalani praktek Dana bergulir " Ujar seorang dosen usai dirinya menjelaskan materi mata pelajaran Phisikologi konsumen, nama dosen tersebut adalah pak Wawan, dia merupakan dosen yang cara mengajarnya asik, sehingga kami tidak pernah merasa jenuh ketika di ajari olehnya, beliau juga merupakan dosen wali kelas kami. " Yak, Zaka ada apa? " Ujarnya sambil memnunjuk kesalah satu temanku yang mengangkat tangan, tanda kalau dirinya ingin mengajukan pertanyaan.
" Dana bergulir itu apa pak? " Tanya Zaka penasaran.
" Sabar tong, ini saya baru mau jelasin " Ujar pak Wawan, yang seketika membuat seisi kelas tertawa. Zaka hanya bisa cengar-cengir karena malu.
" Singkatnya, kampus akan memberikan kalian modal untuk mendirikan usaha"
" Wah asik dong " Bagas si ketua kelas nampak antusias mendengar penjabaran pak Wawan " Di modalin berapa pak? 10 juta? "
" Ya di modalin 10 jt, besoknya uang kuliah kalian naik dua kali lipat " Ujar pak Wawan yang sekali lagi membuat seisi kelas tertawa " Modal yang akan di berikan kepada kalian sebesar 2,5 jt "
" Harus di kembalikan pak? " Tanya bagas
" Iya tentu, ingat uang itu adalah pinjaman modal dari kampus, bukan dana hibah, kalau dana hibah sih tidak usah di kembalikan, tapi kalau pinjaman statusnya wajib di kembalikan "
" Uang itu boleh kita gunakan secara bebas pak? "
" Oh Boleh, silahkan semua terserah kalian. buat pasang togel, atau taruhan caspa poker juga tidak apa-apa "
" Serius pak? "
" Ya enggak lah, ingat uang ini baru akan cair jika kalian mengajukan proposal usaha ke kampus, kalian harus berusaha memutar uang tersebut dengan cara mendirikan usaha, jika kalian mendirikan usaha otomatis kalian bisa dapat uang, nah uang tersebur bisa kalian gunakan untuk mengembalikan modal ke kampus, sekaligus mendapat uang jajan tambahan, pastinya nanti kalian akan mendapat untung atau laba dari penjualan produk, sisihkan laba tersebut untuk pengembalian modal, sisanya buat kalian "
" Produknya bebas pak? " Sekarang giliranku untuk bertanya, serius aku mulai tertarik dengan program dana bergulir ini.
" Yup bebas, tapi di sini kalian tidak di perkenankan untuk reseller, atau mengambil produk dari orang lain. Kalian wajib melakukan proses produksi, yang artinya membuat barang dagangan kalian sendiri. Terserah kalian mau buat baju, kue, hiasan atau apalah intinya produksi sendiri, paham azka? Baru kamu yang pertanyaannya enggak ngaco "
" Paham pak "
" Oh iya, sistem permodalan yang di terapkan kampus adalah bagi hasil. Jika kalian meminjam uang ke bank maka kalian pasti akan kena yang namanya bunga, tapi di kampus ini tidak, sistemnya pembagian untung 25% / 75 %. Kampus 25% dari untung, nah sisanya hak kalian "
" Pak, kalau begini apa bedanya dengan meminjam dari bank? " Bagas kembali bertanya
" Dengar, sistem ini di namakan bagi hasil untung. Jadi kalau kalian untung ya untung tersebut di bagi dengan kampus, tapi kalau kalian rugi ya sudah, tidak perlu ada pembagian, kan tidak ada untung, jadi apa yang mau di bagi? Sementara kalau sistem bunga, untung ataupun rugi tetap harus bayar bunga, dan semakin lama pembayaran bunga tersebut di lakukan, maka akan semakin tinggi juga nilai bunganya " Pak Wawan menjelaskan Perbedaan antara sistem bagi hasil dengan bunga " Ah, ini pelajaran untuk kalian, Sistem bagi hasil sudah ada sejak zaman dahulu kla. jadi begini, awalnya seseorang menitipkan dua pasang kambing betina dan jangan kepada pengembala, lalu di rawat lah kambing tersebut hingga hamil dan beranak, jika anaknya tiga maka si pemilik berhak atas dua ekor anak kambing, sementara si pengembala berhak atas anak kambing sisanya "
" Jadi kalau rugi terus tidak apa-apa pak? "
" Bagas, baru saja kamu menanyakan pertanyaan yang benar, sekarang sudah ngaco lagi, program dana bergulir ini akan di lakukan selama satu tahun. Artinya pengembalian modal setiap tahunnya sekitar Rp. 210.000 di tambah untung, bulan pertama kami masih akan memaklumi kalau kalian rugi, bukan kedua kalian hanya mampu mencapai BEP ( break event point) atau balik modal dan tidak untung, maka kami juga akan memaklumi, tapi di bulan ke tiga, sampai tidak ada untung sama sekali? Artinya itu kebangetan, masa sudah satu tahun kalian belajar marketing tapi gak ada satupun yang bisa di terapkan di lapangan, kan aneh? Ya untung sepuluh ribu juga tidak apa-apa. intinya untung, kami tidak akan permasalahan, ya namanya juga belajar "
" Hehe kiran "
" Sekarang gunakan lah kreatifitas kalian untuk membuat produk yang unik, yang sekiranya laku di pasaran, memiliki nilai tambah, serta daya saing. Kalian mahasiswa, pemikiran kalian masih Fresh, maka dari itu otak kalian harus mampu menceruskan ide-ide hebat, kalau saya sih sudah susah, sudah tua dan punya tanggungan, kalian belum ada beban hidup kan? Ada di sini yang sudah punya anak? " Ujar pak Wawan yang langsung kami balas dengan celengan kepala.
" Maka dari itu, ciptakan lah produk-produk unik "
" Pak, punya kiat-kiat enggak untuk menentukan produk yang akan kita jual " Sekarang si ketua kelas lah yang bertanya, dia adalah perempuan paling cetar membahana di kelas kami.
" Mudah, jika kalian ingin menentukan produk yang di jual, cukup gunakan ini " Ujarnya sambil menunjuk matanya. " Atau lihat lah dari tubuh kita sendiri "
" Maksudnya pak? " Aku yang merasa kurang paham langsung mengajukan pertanyaan.
" Azka, Kira-kira nih ya. Kalau saya bilang Sekolah tingkat SMA, maka unit usaha apa yang akan kamu dirikan di sekitar Sekolah tersebut? "
" Hmmmm jualan bakso pak "
" Kenapa? "
" Ya karena pas jam istirahat mereka butuh makan pak "
" Nah pemikiran yang bagus. sekarang bagas, kira-kira kamu mau mendirikan usaha apa di sekitar sekolah "
" Rental PS pak " Ujar bagas yang langsung membuat seisi kelas kembali tertawa, dia memang paling ahli membuat kami ngakak.
" Mengapa? "
" Agar anak-anak SMA memiliki tempat bolos "
" Nah inovatif " Tidak di sangka-sangka pak Wawan malah memberikan apresiasi atas jawaban bagas " Bolos atau tidak itu pilihan mereka, kita hanya mendirikan usaha. Jadi tidak ada yang bisa menyalahkan kita jika rental PS itu malah di jadikan sarang para pembolos bukan? "
" Berarti ide saya brilian pak "
" Ya enggak lah, kalau saya bilang ide kamu briliant, artinya saya mendukung perusakan masa depan generasi muda, ide kamu inofativ, tapi tidak pass. ingat, kamu tetap harus menaruh pengumuman kalau anak berseragam di larang masuk jika suatu saat nanti kamu membuat unit usaha itu "
" Baik Pak " Ujar bagas yang nampak agak senang karena di bilang inovatif
" Nah sekarang, cara kedua untuk menentukan produk yang mau kita jual. Sekarang pegang rambut kalian " Ujar pak Wawan sambil memegang rambutnya " Nah, coba sekarang coba pikirkan, benda apa saja yang sekiranya rambut kita butuhkan "
" Shampo " Ujar bintang
" Pomade " Ujar bagas
" Topi " Ujarku, yang langsung di ikuti sahutan teman-teman sekelas, mengenai barang-barang yang sekiranya di butuhkan rambut kita.
" Nah, banyak bukan? Dari kepala saja sudah ada puluhan barang yang mungkin bisa bisa kita jadikan produk untuk di jual, mudah bukan? " Ujar pak Wawan sambil memainkan jenggotnya " Nah yang ini sekedar tambahan. Ada prinsip yang namanya ATM, amati, tiru, modifikasi. Misalnya begini kalian mengamati KFC, produk unggulan mereka tidak lain adalah ayam krispi, lalu kalian coba tiru produk mereka, nah berikutnya mulailah bumbui produk tersebut dengan kreatifitas, atau memodifikasi hasil tiruan tadi agar memiliki nilai keunikan, dan nilai tambah. Misalnya, menambahkan saus ekstra pedas di atasnya, jadikan tuh, Chicken Crispy Spicy, unikan? Beda sama KFC, nah tinggal beri nama yang unik untuk ayam tersebut. Misalnya Chicken Crispi Jahannam, atau ayam Setan. Nama-nama yang anti mainstream "
" Hoho, makasih sarannya pak " Ujarku riang karena saran beliau memberiku banyak ide untuk produk yang harus aku jual nanti.
" Nah cukup mudah kan? Baiklah kita akan segera melakukan pembagian kelompok, satu kelompok terdiri dari tiga orang "
Diubah oleh Rebek22 09-10-2020 05:53




masfitroh dan radorada memberi reputasi
0
656
Kutip
5
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan