- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Dennis Nilsen; Gay Cabul Bertangan Dingin


TS
serbaserbi.com
Dennis Nilsen; Gay Cabul Bertangan Dingin

HAI AGAN DAN SISTA!
Siapa bilang laki-laki aman dari kasus pencabulan? 15 korban Nilsen ini contohnya. Mereka tewas dibunuh setelah dijadikan objek seksual oleh seorang pria bernama Dennis Nilsen.
Saat riset tentang kasus ini, ane agak bergidik, Gansis. Ane pikir, jangan-jangan Nilsen inilah yang menjadi panutan Reinhard Sinaga-- pemerkosa pria. Duh, ngeri pokoknya!
Yaudah, Gansis. Sekarang langsung aja kita bahas kasus Dennis Nilsen secara ringkas dan lugas.




Terlahir dengan nama Dennis Andrew Nilsen, ia lahir pada 23 November 1945. Ayahnya Olav Magnus Nilsen-- seorang tentara Norwegia dan Ibunya Betty White. Mereka tinggal di Fraserburgh-- sebuah kampung nelayan di Aberdeenshire, Skotlandia.

Sumber : Daily Mirror
Nilsen kecil bukanlah anak yang akrab dengan orangtuanya. Ayahnya jarang di rumah dan ibunya pecandu alkohol. Ditambah saat Nilsen berusia 4 tahun, kedua orangtuanya ini bercerai yang mana kemudian ibunya menikah lagi. Sejak saat itu, Nilsen dititipkan kepada kakeknya.
Rupanya, keputusan untuk tinggal bersama sang kakek tidaklah buruk. Nilsen mengaku jika masa kecilnya indah karena sang kakek. Andrew Whyte, sang kakek, selalu mengajaknya berjalan-jalan juga bercerita tentang indahnya laut-- sebab sang kakek adalah seorang nelayan.
Namun, kebahagiaan itu tak berlangsung lama. Pada Hari Halloween tahun 1951, sang kakek ditemukan tewas di kapalnya. Karena Nilsen masih kecil (6 tahun), ia tak diberitahu kalau kakeknya sudah tiada, tapi dikatakan bahwa kakeknya sedang tidur. Saat itu, Nilsen juga diajak untuk melihat jasad kakeknya di peti mati, yang mana menurut Nilsen, jasad kakeknya adalah ingatan paling jelas dari masa kecilnya.




Nilsen yang kemudian sadar jika kakeknya sudah tiada, mulai dilanda gangguan depresi. Ia tak pernah lagi bisa mencintai orang lain seperti ia menyayangi kakeknya. Nilsen pun berubah menjadi pribadi pendiam dan menarik diri dari pergaulan.
Di sekolahnya, Nilsen bukanlah siswa yang menonjol. Bahkan bisa dikatakan agak bodoh. Karena itulah, di umur 15 tahun, akhirnya Nilsen memutuskan untuk bergabung dengan anggota ketentaraan.
Nilsen dilatih di Aldershot Barracks, Inggris Selatan. Saat itulah Nilsen mulai merasa 'hidup' kembali. Ia berlatih dengan disiplin dan gembira. Nilsen juga aktif dalam kegiatan berdagang katering di tempatnya, sehingga ia memiliki keterampilan dalam menyembelih dan memotong daging.

Sumber : Dayli Record
Hidup di dunia ketentaraan membuat Nilsen memiliki banyak sahabat laki-laki, yang mana kemudian Nilsen sadari bahwa ia memiliki ketertarikan seksual kepada laki-laki. Ia sempat menyangkal ketertarikannya itu, tapi kemudian ia menghibur diri bahwa ia bukanlah seorang homoseksual melainkan biseksual.




Ketika bertugas di Timur Tengah, tiba-tiba Nilsen merasakan sesuatu yang aneh pada dirinya. Entah bagaimana caranya, ia mendadak tertarik untuk berhubungan seksual dengan mayat. Karena menahan diri untuk mencari mayat sungguhan, Nilsen mendandani dirinya sendiri seperti mayat. Ia membedaki wajahnya, mewarnai bibirnya menjadi biru, kemudian bermasturbasi sambil memandangi bayangannya di cermin.




Nilsen pun akhirnya mencapai pangkat kopral yang kemudian ditempatkan di Kepulauan Shetland. Saat itu Nilsen jatuh cinta pada seseorang tentara berusia 18 tahun. Namun sayang, ketika Nilsen menyatakan perasaannya ia malah ditolak. Nilsen pun galau dan merasa terpukul.

Ibu Dennis Nilsen. Sumber : Scoop.it
Ditambah pula saat itu ia juga dilanda kekecewaan pada pasukan Angkatan Darat yang bertumpangtindih dengan sistem politik-- membuat Nilsen memutuskan untuk kembali ke rumah ibunya. Akan tetapi, di sana ia malah bertengkar dengan saudaranya mengenai homoseksual yang kemudian menyebabkan hubungan mereka tak pernah membaik lagi.




Tahun 1974, di sebuah bar gay London, Nilsen bertemu dengan seorang pria bernama David Gallichan. Mereka saling jatuh cinta dan memutuskan untuk tinggal bersama. Mereka membangun rumah dan menjalani kehidupan paling romantis-- menurut Nilsen.

David Gallichan. Sumber : Daily Mirror
Namun, dua tahun berjalan, hubungan itu pun kandas dikarenakan Gallichan menemukan pria lain dan meninggalkan Nilsen. Lagi, dia merasa terpukul dan depresi. Puncaknya adalah di akhir 1978, di mana Nilsen betul-betul depresi berat sehingga ia menikmati malam natal dengan mengurung diri di flat-nya seorang diri.
Saat itulah keinginan akan mayat kembali muncul. Di mana Nilsen ingin memiliki teman yang tak akan pernah meninggalkannya, dan itu adalah: mayat.
Suatu malam di 30 Desember 1978, Nilsen bertemu dengan seseorang buruh asal Irlandia berusia 18 tahun-- di persidangan ia tak dapat mengingat nama korban pertamanya itu. Nilsen mengundang pria itu ke apartemennya dengan dalih menanti tahun baru bersama. Di sana mereka minum hingga mabuk.

Kamar Dennis Nilsen. Sumber : WordPress.com
Di saat tengah mabuk itulah, Nilsen kemudian mencekik pria 18 tahun tadi dengan dasinya. Setelah tak sadarkan diri, kepala pria itu ia tenggelamkan dalam seember air hingga mati. Selanjutnya, Nilsen memandikan jenazah itu, kemudian dikeringkan, lalu dibaringkan diranjang. Untuk kemudian ia jadikan 'teman'.
Jenazah pria 18 tahun itu akhirnya ia simpan di bawah lantai papan rumahnya. Setelah beberapa hari akan ia ambil kembali, ia mandikan, dan setelah dikeringkan mayat itu kembali ia cabuli.

Rumah kedua Nilsen. Sumber : Business Indeer




Seluruh korban Nilsen adalah laki-laki yang ia bunuh dengan cara yang sama, yaitu dicekik lalu kepalanya ditenggelamkan hingga tewas. 12 korban ia sembunyikan di bawah lantai rumahnya dan 3 sisanya ia mutilasi, dagingnya direbus, lalu beberapa di antaranya di buang ke dalam toilet.

Dapur dan panci yang digunakan Nilsen ketika menenggelamkan dan merebus korbannya.
Berikut adalah 15 korban Nilsen :

Korban pertama Nilsen. Sumber : The lost boy
1. Pembunuhan Pertama pada 30 Desember 1978 yang Nilsen kira berusia 18 tahun, rupanya pada 12 Januari 2006 lalu teridentifikasi bahwa jasad tersebut bernama Stephen Dean Holmes berusia 14 tahun.

Kenneth Ockenden. Sumber : Dayli Star
2. Kenneth Ockendon, mahasiswa asal Kanada yang dibunuh pada 3 Desember 1997.

Martyn Duffey
3. Martyn Duffey, remaja tunawisma asal Birkenhead, dicekik lalu ditenggelamkan dalam wastafel dapur.

Billy Sutherland
4. Billy Sutherland, pramuria pria asal Skotlandia.
5. Anonim, pramuria asal Thailand yang Nilsen sewa kemudian dibunuh.
6. Anonim, pekerja muda asal Irlandia yang Nilsen temui di sebuah bar gay.
7. Anonim, ditemukan tertidur karena mabuk di depan sebuah rumah, dibawa oleh Nilsen ke rumahnya lalu dibunuh.
8. Nilsen sama sekali tidak ingat tentang korbannya yang kedelapan.
9 dan 10. Dua pemuda asal Skotlandia yang dijemput Nilsen disebuah bar gay di Sotho.
11. Penjahat kelas teri yang ditemui Nilsen di Piccadilly Sircus. Pria ini memiliki tato di leher dengan tulis "Cut Here".
12. Malcolm Barlow, ditemukan Nilsen tengah tak sadarkan diri di depan sebuah rumah, tak jauh dari rumah Nilsen. Nilsen pun memanggil ambulans untuk menolong pria tersebut. Malamnya, pada 18 September 1981, Barlow datang ke rumah Nilsen untuk berterimakasih. Saat itulah ia kemudian dibunuh.

Alat-alat yang digunakan Nilsen untuk membunuh
Oktober 1981, Nilsen pindah dari rumah lamanya ke rumah apartemen baru di Muswel Hill. Nilsen pernah melakukan dua kali percobaan pembunuhan tapi gagal karena korbannya melawan. Namun, tidak ada korban yang berani melapor karena takut orientasi seksualnya terbongkar.

John Howlett
13. John Howlet, dibunuh pada Desember 1981. Karena apartemennya di lantai atas, Nilsen kesulitan menyembunyikan jasad John, yang mana kemudian ia mutilasi dan beberapa potongannya dibuang di toilet.

Korban Dennis Nilsen dan beberapa tidak dapat diidentifikasi
14. Graham Allen seorang tunawisma yang ditemukan Nilsen di Shaftesbury Avenue.
15. Terakhir seorang pecandu bernama Stephen Sinclair.




Potongan tubuh korban yang dibuang di toilet rupanya menyebabkan saluran pembuangan di apartemen itu mampet. Hingga ada seorang penghuni yang memanggil petugas untuk memperbaiki saluran itu. Saat itulah para petugas menemukan potongan daging. Karena curiga, petugas itu melaporkan kejadian tersebut pada atasannya.
Pipa saluran pun dibongkar. Ditemukanlah daging dan tulang-tulang di dalamnya. Setelah diidentifikasi, petugas pun tahu kalau itu adalah tulang dan daging manusia. Penyelidikan pun dimulai. Di mana akhirnya Nilsen dicurigai.
Petugas pun menggeledah kediaman Nilsen dan menemukan tiga kepala serta dua kantong plastik besar berisi daging dalam lemari pakaian. Serta 13 jasad lainnya di dalam perapian, koper, dan beberapa di antaranya tergeletak begitu saja.




Atas kejahatannya itu, pada persidangan di pengadilan Old Bailey pada 24 Oktober 1983, Nilsen divonis hukuman minimum 25 tahun penjara. Namun, oleh menteri dalam negeri hukum itu dirubah menjadi seumur hidup sehingga Nilsen tak pernah lagi dibebaskan.
Kemudian, pada 12 Mei 2018 lalu, pada usianya yang ke-72 tahun, Nilsen meninggal di penjara.



Gimana tuh, Gansis? Ngeri, nggak, sih kasusnya? Ane ga kebayang tuh sama beberapa tunawisma yang dibunuh oleh si Nilsen. Dengan diiming-imingi makan dan menginap tinggal, mereka malah dibunuh secara sadis.
Sedih dan miris, Gansis.
Sekian thread ane kali ini, Gansis. Terima kasih.



A thread by : @serbaserbi.com
Referensi : 1, 2




Siapa bilang laki-laki aman dari kasus pencabulan? 15 korban Nilsen ini contohnya. Mereka tewas dibunuh setelah dijadikan objek seksual oleh seorang pria bernama Dennis Nilsen.
Saat riset tentang kasus ini, ane agak bergidik, Gansis. Ane pikir, jangan-jangan Nilsen inilah yang menjadi panutan Reinhard Sinaga-- pemerkosa pria. Duh, ngeri pokoknya!
Yaudah, Gansis. Sekarang langsung aja kita bahas kasus Dennis Nilsen secara ringkas dan lugas.



Quote:

Terlahir dengan nama Dennis Andrew Nilsen, ia lahir pada 23 November 1945. Ayahnya Olav Magnus Nilsen-- seorang tentara Norwegia dan Ibunya Betty White. Mereka tinggal di Fraserburgh-- sebuah kampung nelayan di Aberdeenshire, Skotlandia.

Sumber : Daily Mirror
Nilsen kecil bukanlah anak yang akrab dengan orangtuanya. Ayahnya jarang di rumah dan ibunya pecandu alkohol. Ditambah saat Nilsen berusia 4 tahun, kedua orangtuanya ini bercerai yang mana kemudian ibunya menikah lagi. Sejak saat itu, Nilsen dititipkan kepada kakeknya.
Rupanya, keputusan untuk tinggal bersama sang kakek tidaklah buruk. Nilsen mengaku jika masa kecilnya indah karena sang kakek. Andrew Whyte, sang kakek, selalu mengajaknya berjalan-jalan juga bercerita tentang indahnya laut-- sebab sang kakek adalah seorang nelayan.
Namun, kebahagiaan itu tak berlangsung lama. Pada Hari Halloween tahun 1951, sang kakek ditemukan tewas di kapalnya. Karena Nilsen masih kecil (6 tahun), ia tak diberitahu kalau kakeknya sudah tiada, tapi dikatakan bahwa kakeknya sedang tidur. Saat itu, Nilsen juga diajak untuk melihat jasad kakeknya di peti mati, yang mana menurut Nilsen, jasad kakeknya adalah ingatan paling jelas dari masa kecilnya.



Quote:

Nilsen yang kemudian sadar jika kakeknya sudah tiada, mulai dilanda gangguan depresi. Ia tak pernah lagi bisa mencintai orang lain seperti ia menyayangi kakeknya. Nilsen pun berubah menjadi pribadi pendiam dan menarik diri dari pergaulan.
Di sekolahnya, Nilsen bukanlah siswa yang menonjol. Bahkan bisa dikatakan agak bodoh. Karena itulah, di umur 15 tahun, akhirnya Nilsen memutuskan untuk bergabung dengan anggota ketentaraan.
Nilsen dilatih di Aldershot Barracks, Inggris Selatan. Saat itulah Nilsen mulai merasa 'hidup' kembali. Ia berlatih dengan disiplin dan gembira. Nilsen juga aktif dalam kegiatan berdagang katering di tempatnya, sehingga ia memiliki keterampilan dalam menyembelih dan memotong daging.

Sumber : Dayli Record
Hidup di dunia ketentaraan membuat Nilsen memiliki banyak sahabat laki-laki, yang mana kemudian Nilsen sadari bahwa ia memiliki ketertarikan seksual kepada laki-laki. Ia sempat menyangkal ketertarikannya itu, tapi kemudian ia menghibur diri bahwa ia bukanlah seorang homoseksual melainkan biseksual.



Quote:

Ketika bertugas di Timur Tengah, tiba-tiba Nilsen merasakan sesuatu yang aneh pada dirinya. Entah bagaimana caranya, ia mendadak tertarik untuk berhubungan seksual dengan mayat. Karena menahan diri untuk mencari mayat sungguhan, Nilsen mendandani dirinya sendiri seperti mayat. Ia membedaki wajahnya, mewarnai bibirnya menjadi biru, kemudian bermasturbasi sambil memandangi bayangannya di cermin.



Quote:

Nilsen pun akhirnya mencapai pangkat kopral yang kemudian ditempatkan di Kepulauan Shetland. Saat itu Nilsen jatuh cinta pada seseorang tentara berusia 18 tahun. Namun sayang, ketika Nilsen menyatakan perasaannya ia malah ditolak. Nilsen pun galau dan merasa terpukul.

Ibu Dennis Nilsen. Sumber : Scoop.it
Ditambah pula saat itu ia juga dilanda kekecewaan pada pasukan Angkatan Darat yang bertumpangtindih dengan sistem politik-- membuat Nilsen memutuskan untuk kembali ke rumah ibunya. Akan tetapi, di sana ia malah bertengkar dengan saudaranya mengenai homoseksual yang kemudian menyebabkan hubungan mereka tak pernah membaik lagi.



Quote:

Tahun 1974, di sebuah bar gay London, Nilsen bertemu dengan seorang pria bernama David Gallichan. Mereka saling jatuh cinta dan memutuskan untuk tinggal bersama. Mereka membangun rumah dan menjalani kehidupan paling romantis-- menurut Nilsen.

David Gallichan. Sumber : Daily Mirror
Namun, dua tahun berjalan, hubungan itu pun kandas dikarenakan Gallichan menemukan pria lain dan meninggalkan Nilsen. Lagi, dia merasa terpukul dan depresi. Puncaknya adalah di akhir 1978, di mana Nilsen betul-betul depresi berat sehingga ia menikmati malam natal dengan mengurung diri di flat-nya seorang diri.
Saat itulah keinginan akan mayat kembali muncul. Di mana Nilsen ingin memiliki teman yang tak akan pernah meninggalkannya, dan itu adalah: mayat.
Suatu malam di 30 Desember 1978, Nilsen bertemu dengan seseorang buruh asal Irlandia berusia 18 tahun-- di persidangan ia tak dapat mengingat nama korban pertamanya itu. Nilsen mengundang pria itu ke apartemennya dengan dalih menanti tahun baru bersama. Di sana mereka minum hingga mabuk.

Kamar Dennis Nilsen. Sumber : WordPress.com
Di saat tengah mabuk itulah, Nilsen kemudian mencekik pria 18 tahun tadi dengan dasinya. Setelah tak sadarkan diri, kepala pria itu ia tenggelamkan dalam seember air hingga mati. Selanjutnya, Nilsen memandikan jenazah itu, kemudian dikeringkan, lalu dibaringkan diranjang. Untuk kemudian ia jadikan 'teman'.
Jenazah pria 18 tahun itu akhirnya ia simpan di bawah lantai papan rumahnya. Setelah beberapa hari akan ia ambil kembali, ia mandikan, dan setelah dikeringkan mayat itu kembali ia cabuli.

Rumah kedua Nilsen. Sumber : Business Indeer



Quote:

Seluruh korban Nilsen adalah laki-laki yang ia bunuh dengan cara yang sama, yaitu dicekik lalu kepalanya ditenggelamkan hingga tewas. 12 korban ia sembunyikan di bawah lantai rumahnya dan 3 sisanya ia mutilasi, dagingnya direbus, lalu beberapa di antaranya di buang ke dalam toilet.

Dapur dan panci yang digunakan Nilsen ketika menenggelamkan dan merebus korbannya.
Berikut adalah 15 korban Nilsen :

Korban pertama Nilsen. Sumber : The lost boy
1. Pembunuhan Pertama pada 30 Desember 1978 yang Nilsen kira berusia 18 tahun, rupanya pada 12 Januari 2006 lalu teridentifikasi bahwa jasad tersebut bernama Stephen Dean Holmes berusia 14 tahun.

Kenneth Ockenden. Sumber : Dayli Star
2. Kenneth Ockendon, mahasiswa asal Kanada yang dibunuh pada 3 Desember 1997.

Martyn Duffey
3. Martyn Duffey, remaja tunawisma asal Birkenhead, dicekik lalu ditenggelamkan dalam wastafel dapur.

Billy Sutherland
4. Billy Sutherland, pramuria pria asal Skotlandia.
5. Anonim, pramuria asal Thailand yang Nilsen sewa kemudian dibunuh.
6. Anonim, pekerja muda asal Irlandia yang Nilsen temui di sebuah bar gay.
7. Anonim, ditemukan tertidur karena mabuk di depan sebuah rumah, dibawa oleh Nilsen ke rumahnya lalu dibunuh.
8. Nilsen sama sekali tidak ingat tentang korbannya yang kedelapan.
9 dan 10. Dua pemuda asal Skotlandia yang dijemput Nilsen disebuah bar gay di Sotho.
11. Penjahat kelas teri yang ditemui Nilsen di Piccadilly Sircus. Pria ini memiliki tato di leher dengan tulis "Cut Here".
12. Malcolm Barlow, ditemukan Nilsen tengah tak sadarkan diri di depan sebuah rumah, tak jauh dari rumah Nilsen. Nilsen pun memanggil ambulans untuk menolong pria tersebut. Malamnya, pada 18 September 1981, Barlow datang ke rumah Nilsen untuk berterimakasih. Saat itulah ia kemudian dibunuh.

Alat-alat yang digunakan Nilsen untuk membunuh
Oktober 1981, Nilsen pindah dari rumah lamanya ke rumah apartemen baru di Muswel Hill. Nilsen pernah melakukan dua kali percobaan pembunuhan tapi gagal karena korbannya melawan. Namun, tidak ada korban yang berani melapor karena takut orientasi seksualnya terbongkar.

John Howlett
13. John Howlet, dibunuh pada Desember 1981. Karena apartemennya di lantai atas, Nilsen kesulitan menyembunyikan jasad John, yang mana kemudian ia mutilasi dan beberapa potongannya dibuang di toilet.

Korban Dennis Nilsen dan beberapa tidak dapat diidentifikasi
14. Graham Allen seorang tunawisma yang ditemukan Nilsen di Shaftesbury Avenue.
15. Terakhir seorang pecandu bernama Stephen Sinclair.



Quote:

Potongan tubuh korban yang dibuang di toilet rupanya menyebabkan saluran pembuangan di apartemen itu mampet. Hingga ada seorang penghuni yang memanggil petugas untuk memperbaiki saluran itu. Saat itulah para petugas menemukan potongan daging. Karena curiga, petugas itu melaporkan kejadian tersebut pada atasannya.
Pipa saluran pun dibongkar. Ditemukanlah daging dan tulang-tulang di dalamnya. Setelah diidentifikasi, petugas pun tahu kalau itu adalah tulang dan daging manusia. Penyelidikan pun dimulai. Di mana akhirnya Nilsen dicurigai.
Petugas pun menggeledah kediaman Nilsen dan menemukan tiga kepala serta dua kantong plastik besar berisi daging dalam lemari pakaian. Serta 13 jasad lainnya di dalam perapian, koper, dan beberapa di antaranya tergeletak begitu saja.



Quote:

Atas kejahatannya itu, pada persidangan di pengadilan Old Bailey pada 24 Oktober 1983, Nilsen divonis hukuman minimum 25 tahun penjara. Namun, oleh menteri dalam negeri hukum itu dirubah menjadi seumur hidup sehingga Nilsen tak pernah lagi dibebaskan.
Kemudian, pada 12 Mei 2018 lalu, pada usianya yang ke-72 tahun, Nilsen meninggal di penjara.



Gimana tuh, Gansis? Ngeri, nggak, sih kasusnya? Ane ga kebayang tuh sama beberapa tunawisma yang dibunuh oleh si Nilsen. Dengan diiming-imingi makan dan menginap tinggal, mereka malah dibunuh secara sadis.
Sedih dan miris, Gansis.
Sekian thread ane kali ini, Gansis. Terima kasih.



A thread by : @serbaserbi.com
Referensi : 1, 2




Diubah oleh serbaserbi.com 07-10-2020 10:24






zenzeiokta dan 28 lainnya memberi reputasi
29
9.8K
Kutip
185
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan