baikokeAvatar border
TS
baikoke
House of Sharing, Bukti Kekejaman Penjajahan kepada Wanita Korea

Sumber: korea.net


Kisah penjajahan selalu menyisakan kepiluan bagi para korbannya. Sama halnya dengan Indonesia, Korea Selatan yang sekarang kita kenal sebagai negaraa maju, dulu juga pernah menjadi korban penajajahan. Oleh siapa? Tak lain dan tak bukan, oleh negara tetangga mereka sendiri, Jepang. Di bawah masa penjajahan Jepang, Korea Selatan mengalami masa kelam yang hingga sekarang masih terpatri oleh masyarakat mereka. Salah satu kekejam tentara Jepang kala itu adalah me aksa wanita Korea Selatan untuk menjadi wanita penghibur atau comfort women.

Dari tahun 1932 militer Jepang menculik dan menipu sekitar 200.000 wanita dan gadis dari seluruh Asia untuk dipaksa menjadi wanita penghibur. Dari jumlah tersebut, 80-90% berasal dari Korea Selatan. Mereka yang diambil rata-rata berusia antara 12 hingga 30 tahun. Bahkan di antara mereka, ada yang belum mengalami menstruasi. Wanita Korea yang menjadi korban dari perbudakan seks itu, kini dibiasa dipanggil dengan sebutan halmoni yang berarti nenek.




Wanita-wanita ini pada masa itu dibawa dengan perahu, dikirim ke  'stasiun layanan' di seluruh Asia. Negara-negara tujuan dari perbudakan seks itu antara lain Cina, Taiwan, Kamboja, Vietnam, Filipina, Indonesia, Manchuria, Burma. Korban-korban ini sangat menderita berada di bawah pemerintahan Jepang. Mereka dirudapaksa, dianiaya, kelaparan dan disiksa hingga diibunuh.  Bahkan ketika perang telag berakhir, , para wanita ini dibunuh untuk menutupi sistem atau ditinggalkan. Diperkirakan hanya 25% dari mereka yang selamat.

Ketika baru pertama kali datang di 'stasiun layanan' wanita-wanita ini akan menjalani serangkaian pemeriksaan medis. Mereka diperiksa untuk melihata apakah memiliki penyakit dan masih perawan. Setiap harinya, para wanita ini bisa dirudapaksa oleh 20 hingga 40. Kekejaman ini, harus dialami sebagaian besar dari mereka selama setidaknya tujuh tahun. Tentara Jepang tidak akan membiarnya mereka melarikan diri.

Terdapat sebuah cerita, terdapat seorang wanita yang mencoba melarikan diri dan kemudian ditangkap. Wanita itu kemudian digulung di atas paku hingga kulitnya terkelupas. Sadisnya, kulit tersebit kemudian dimasak dan dihidangkan untuk korban yang lain. Kekejaman ini ditujukan untuk memberi pelajaran sehingga korban tidak berani untuk melarikan diri. Sementara kira yang lain menceritakan, seorang wanita yang tertangkap basah mencoba bunuh diri. Dia kemudian disuksa hingga akhirnya kepalanya dipenggal.

Sejarah kelam tersebut bisa Agan telusuri di House of Sharing. Bangunan itu terletak di Gwangju, provinsi Gyeonggi (sekitar 50,6 km dari Seoul). House of Sharing berada di lingkungan yang asri. Di san terdapat penyimpanan dokumentasi sekaligus rumah bagi para wanita Korea Selatan yang menjadi korban protitusi penjajahan Jepang. House of Sharing dibangun pada Juni 1992 di Seoul. Awalnya bangunan ini digunakan sebagai panti werdha bagi para korban. House of Sharing dibangun dengan dana bantuan dari organisasi Buddha dan sejumlah lembaga swadaya masyarakat.


Sumber: [url=https://www.scmp.com/news/asia/east-asia/article/2101996/south-korea-plansS E N S O Rfort-women-museum-old-war-wounds-japan]scmp.com[/url]


Lalu pada 1998 House of Sharing dipindahkan ke Gwangju. Melengkapi House of Sharing, dibangun juga Museum Perbudakan Seksual oleh Militer Jepang (Museum of Sexual Slavery by Japanese Military) sebagai sarana edukasi sejarah bagi masyarakat. Jika berkunjung ke House of Sharing, terkadang kita bisa mendengar kesaksian langsung dari para korban. Mereka yang kini disebut dengan istilah halmoni terkadang berbagi tentang pengalaman pahit mereka ke pengunjung.

Sumber: 1,2

mentarisfrAvatar border
enak.digenjot69Avatar border
enak.digenjot69 dan mentarisfr memberi reputasi
2
669
1
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan