INDUSTRY.co.id - Jakarta - Buku 'Banjir Darah' (Badar) lagi-lagi memunculkan fenomena baru. Badar saat ini begitu viral dan menjadi perbincangan luas mulai dari sejarawan,  kalangan kampus, para tokoh nasional, masyarakat luas.

Buku yang sudah puluhan kali dibahas dalam berbagai seminar itu, juga telah memicu gerakan wakaf literasi.

"Sejak lima tahun lalu, memang tidak sedikit orang membeli buku ini untuk dibagi-bagikan", ujar Anab Afifi, penulis buku Badar ini kepada INDUSTRY.co.id, Selasa (6/10/2020).

Menurutnya, jumlah pembelian mereka variatif. Ada yang cuma dua buku atau lima buku, puluhan buku, hingga ratusan buku. Uniknya, kelompok konsumen jenis ini tidak mempersoalkan harga buku.

"Tampaknya mereka adalah kaum menengah yang memikiki kesadaran tinggi untuk melakukan wakaf literasi bagi masyarkat luas".

Bahkan, Lembaga Wakaf MUI baru-baru ini, juga mengendorse buku ini sebagai salah satu sarana wakaf produktif.

Fenomena ini, menurut Anab, dipicu oleh keprihatinan atas rendahnya kesadaran masyarakat terhadap sejarah. Khususnya tentang sejarah pengkhianatan PKI yang telah terjadi berulang kali di negeri ini.
Generasi milenial saat ini dinilai Anab telah berjalan di tengah kegelapan sejarah.

"Sejak tahun 2.000 mereka tidak memproleh pejalaran sejarah perjuangan bangsa di sekolah-sekolah", terang Anab.

Dalam tempo dua bulan sejak pertengahan Agustus hingga awal Oktober 2020, buku ini telah terjual puluhan ribu eksemplar.

Baca Selengkapnya:
https://www.industry.co.id/read/7514...wakaf-literasi