Kaskus

Entertainment

riandyogaAvatar border
TS
riandyoga
Apa yang Kamu Pelajari Dari Gerakan 30 September? (Perseteruan Jenderal Besar)
Hai GanSis! Saya pikir, hampir kita semua sudah paham apa itu peristiwa yang terjadi pada 30 September. Tapi apa sih yang kita pelajari dari peristiwa tersebut? 

Pemberontak

Penghianatan

Konspirasi

Politik

Atau apa?

Quote:


Sesuai keterangan gambar diatas, maka bisa disimpulkan dari gambar tersebut sebagai simbol rekonsiliasi. Kedua Jenderal Besar di negeri ini, selain Jenderal Sudirman.

Soeharto dan A.H. Nasution merupakan tokoh sentral dari peristiwa G30S. Selain tentunya ada Soekarno.

Setidaknya seperti itulah yang saya lihat di film yang disiarkan stasiun tv. Soeharto merupakan Jenderal penumpas PKI. Sementara Pak Nas panggilan akrab Jenderal A.H Nasution, merupakan satu-satunya Jenderal yang selamat dari peristiwa malam berdarah tersebut.

…..


Hari ini (thread ini dibuat) tanggal 5 Oktober, 55 tahun lalu, artinya pasca peristiwa kelam tersebut. Saatnya kita berpikir dan mengambil makna dibalik peristiwa. Saya pikir kita bisa mengambil pelajaran baik dari peristiwa G30S, alih-alih terlalu berkutat pada urusan politik setiap tahunnya.

Terlepas isu konspirasi yang beredar terkait G30S, saya pikir mengapa tidak jika kita mengambil pelajaran penting kedua tokoh besar negeri ini dan yang memiliki peran penting dalam peristiwa diujung bulan September 1965 tersebut.

Ini soal rekonsiliasi. Unik dan menarik menyimak naik turun hubungan antara Soeharto dan A.H Nasution. Jujur saya agak terkejut saat baca artikel Wikipedia tentang A.H Nasution. Dimana disebutkan bahwa Soeharto sempat hampir diusir dari dinas kemiliteran karena suatu kasus. Namun dibela Gatot Subroto, karena melihat ada "bakat" di diri Soeharto. Tampaknya firasat itu benar.

Pada perebutan Irian Barat dari Belanda. Jenderal Nasution kembali berpaling ke Soeharto yang sempat hampir dipecat. Soeharto yang sudah berpangkat brigadir jenderal ditunjuk sebagai komandan lapangan. Sementara Nasution dan Yani sebagai komandan keseluruhan dalam operasi Pembebasan Irian Barat.

Quote:

Saat peristiwa G30S, Nasution selamat dari upaya penculikan. Ketika para jenderal lainnya menjadi korban. Soeharto mengambil alih komando guna upaya menguasai keadaan Jakarta dan menumpas PKI.

Nasution yang kakinya terluka. Kemudian bergabung di markas Kostrad, bersama Soeharto bersiap melakukan tindakan pasca G30S.

Singkat cerita PKI berhasil ditumpas. Di film G30S yang umum beredar dan disiarkan di TV. Sosok Soeharto digambarkan bak pahlawan. Namun nama A.H Nasution saat itu masih lebih mendapat simpati dari perwira militer.

Kesempatan emas datang pada diri A.H Nasution, beliau ditawari menjadi menjadi wakil presiden mendampingi pemimpin revolusi besar, Soekarno. Namun nyatanya kesempatan itu tidak dimanfaatkan olehnya. Kabarnya, sikap tersebut karena Nasution masih dalam kondisi berduka sepeninggal putrinya Ade Irma.

Di lain sisi. Nasution terus membujuk presiden Soekarno agar mengangkat Soeharto sebagai Panglima Angkatan Darat. Dukungan terus mengalir dari Jenderal Besar kedua setelah Sudirman tersebut, kepada juniornya. Terlebih setelah Soeharto mendapatkan Supersemar.

Sebaliknya, Soeharto juga memberi dukungan pada Nasution ketika diangkat menjadi Ketua MPRS. Nasution yang sebelumnya tidak berminat menggantikan Mohammad Hatta sebagai wakil presiden.

Namun lain dengan jabatan ketua MPRS. Sebab Nasution menilai, jika dirinya menjadi Wapres, maka Soekarno bisa terus menjabat dan dikawatirkan PKI akan bangkit kembali. Jalan halus tanpa pertumpahan darah untuk mencabut mandat Soekarno ialah MPRS. Lembaga yang memberi mandat Soekarno sebagai presiden seumur hidup.

Quote:


Singkat cerita Nasution menjadi ketua MPRS. Banyak keputusan penting yang dikeluarkan, terutama melengserkan Soekarno dan melantik Soeharto sebagai Presiden kedua Republik Indonesia.

Gelandangan politik

Dalam benak awam seperti saya, akan mengira relasi Soeharto-Nasution akan baik-baik saja. Namun tampaknya Soeharto mulai tidak nyaman dengan Nasution, melihatnya sebagai saingan. Meski atas dukungan Nasution lah Soekarno mendapatkan kekuasaan.

Pada tahun 1971, Nasution tiba-tiba diberhentikan dari dinas militer, ketika berusia 53, dua tahun lebih cepat dari usia pensiun yakni 55 tahun. Nasution akhirnya pada tahun 1972 digantikan oleh Idham Chalid sebagai Ketua MPRS. Kejatuhan Nasution secara drastis tersebut membuatnya mendapatkan julukan sebagai Gelandangan Politik.

Berbalik menjadi oposisi

Pada penghujung tahun 70-an, pemerintah orde baru mulai berubah dari awalnya populer menjadi otoriter dan korup.

Pada bulan Juli tahun 1978, bersama-sama dengan mantan wakil presiden Hatta, Nasution mendirikan Yayasan Lembaga Kesadaran Berkonstitusi (YLKB). Tujuannya tentu saja, sebagai usaha dalam kritik pemerintah masa itu.

Namun jadi Oposisi pada Orde Baru memang tidak mudah. Benar saja YLKB dilarang oleh Soeharto. Namun langkah Nasution tidak berhenti disitu. Petisi 50.

Ia mengumpulkan anggota ABRI yang tidak puas dengan rezim Soeharto seperti mantan Gubernur Jakarta Ali Sadikin, mantan Kapolri Hoegeng Imam Santoso, dan mantan Wakil Kepala Staf Angkatan Darat Mochamad Jasin. Mantan Perdana Menteri Mohammad Natsir dan Burhanuddin Harahap serta ketua PDRI Syafruddin Prawiranegara ikut bergabung. Bersama banyak kritisi pemerintah, petisi 50 ditandatangani. Dinamai demikian karena ditandatangani oleh 50 orang. 

Berharap petisi yang berisi kritikan terhadap orde baru dan mendapatkan respon dari Soeharto. Lalu apa hasilnya? 50 orang termasuk Nasution, penandatangan petisi tersebut dijatuhi sanksi larangan bepergian dan perjanjian bisnis. Jelas saja, dengan begitu membuat penerima sanksi kesulitan mencari nafkah.

Rekonsiliasi

Quote:


Dan inilah inti dari thread ini. Rekonsiliasi. Setelah beda pendapat, perseteruan, bersatu, lalu berlawanan lagi. Namun di akhir diharapkan kembali bersatu. Dan ya, itu benar terjadi.

Pada awal 1990-an Soeharto mulai mengadopsi kebijakan keterbukaan politik dan larangan yang diberikan pada anggota petisi 50 mulai dilonggarkan. Mulai ada pertemuan antara Nasution dan anggota petisi 50 dengan pemerintah, termasuk dengan Habibie dan Soeharto.

Sementara Nasution membantah telah mengkritik pemerintah, beliau lebih ingin menyebutnya sebagai "perbedaan pendapat". Akhirnya, pada bulan Juli 1993, Soeharto mengundang Nasution ke Istana Presiden untuk bertemu. Hal ini diikuti oleh pertemuan lain pada 18 Agustus 1993, setelah perayaan Hari Kemerdekaan.

Pada kesempatan wawancara di tahun 1995, Nasution mendorong Indonesia agar melakukan proses rekonsiliasi sehingga bangsa dapat bersatu dibawah kepemimpinan Soeharto.



Terlepas apa yang sebenarnya terjadi dibalik peristiwa G30S, entah itu konspirasi maupun fakta. Ya saya mencoba mengambil jalan tengah. Bahwa ada hal-hal baik yang bisa dipelajari dan dijadikan contoh.

Bahwa perbedaan pendapat itu wajar. Sebagai bentuk saling mengingatkan. Sekeras apapun pertentangan yang terjadi, jangan sampai terjadi pertumpahan darah.

Juga kita jangan menilai berlebihan sebuah perbedaan politik. Jokowi-Prabowo merupakan contoh terbaru. Sekeras apapun perbedaan diantara mereka, toh lihat saja mereka sekarang.

Di masa lalu ada Soekarno-Hatta, dengan Sudirman, Soeharto, Nasution dan dengan lainnya. Pada akhirnya ketika kita tetap bersatu, semuanya jadi lebih baik.

Quote:


Rianda Prayoga
Twitter @riandaprayoga
Binjai, 5 Oktober 2020
Diubah oleh riandyoga 05-10-2020 11:41
variolikesAvatar border
ushirotaAvatar border
jokopengkorAvatar border
jokopengkor dan 2 lainnya memberi reputasi
3
1.5K
9
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan