- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
13 Mualaf di Labuhan Haji Barat Dikhitan, Dua Pasangan Dinikahkan Lagi Secara Islam


TS
kepala.kombed
13 Mualaf di Labuhan Haji Barat Dikhitan, Dua Pasangan Dinikahkan Lagi Secara Islam
foto
Satu keluarga beranggotakan lima orang terdiri suami, dua anak, satu menantu dan satu cucu masuk Agama Islam di Masjid Baitul Fallah Dusun Ujong Blang, Gampong Kuta Trieng, Kecamatan Labuhan Haji Barat, Kabupaten Aceh Selatan, Jumat (2/10/2020). Prosesi pensyahadatan satu keluarga dari Tapanuli Selatan, Sumut dipimpin Abu Madinah, Pimpinan Dayah Babun Najah Banda Aceh.
Laporan Zainun Yusuf | Aceh Barat Daya
SERAMBINEWS.COM, BLANGPIDIE - Setelah mengucapkan dua kalimat syahadat di Masjid At-Taqwa Manggeng, Kabupaten Aceh Barat Daya (Abdya), dan di Masjid Baitul Fallah, Dusun Ujong Blang, Gampong Kuta Trieng, Kecamatan Labuhan Haji Barat, Kabupaten Aceh Selatan, sebanyak 13 mualaf dikhitankan atau disunat.
Semua mualaf itu sekarang ini ditampung di rumah penampungan sementara di Dusun Ujong Blang, Gampong Kuta Trieng, Labuhan Haji Barat.
Mereka terdiri dari 3 laki-laki yakni, Eti Sama Gea (45), bersama dua anak laki-lakinya, Yaswan Gea (20) dan Yosafat Gea (14).
Kemudian, 10 perempuan terdiri dari Fatimah Telaum Banua (39) atau istri dari Eti Sama Gea, dan 7 putrinya masing-masing, Nidar Ratna Ayu Gea (18 tahun), Iren Cantika Gea (17), Muliani Gea (13), Melia Gea (11), Amila Gea (9), Mariani Gea (4), dan Imel Gea (3 tahun).
Selain itu, ada seorang menantu perempuan yaitu Agusniat (20) atau istri dari Yaswan Gea, serta seorang cucu bernama Elsan (1 tahun), yang merupakan anak dari pasangan Yaswan Gea dan Agusniat.
Satu keluarga besar yang sudah pindah keyakinan ini berasal dari Desa Gunung Baringin, Kecamatan Angkola Selatan, Kabupaten Tapanuli Selatan, Sumatera Utara (Sumut).
Keuchik Kuta Trieng, Yuhanda saat dihubungi Serambinews.com, Sabtu (3/10/2020), menjelaskan, pelaksanaan khitan terhadap mualaf laki-laki dan mualaf perempuan itu dilakukan di rumah penampungan sementara di Dusun Ujong Blang pada Jumat (2/10/2020) malam.
Khitan terhadap mualaf yang laki-laki, jelasnya, dilaksanakan oleh dokter dari Puskesmas Labuhan Haji Barat. Sedangkan khitan terhadap mualaf perempuan dilakukan oleh tenaga bidan yang juga dari Puskesmas setempat.
Namun begitu, ungkap Keuchik Yuhanda, hasil pemeriksaan ternyata dua laki-laki, Eti Sama Gea dan anaknya Yaswan Gea, ternyata sudah melaksanakan khitan sebelum masuk Islam.
Kecuali satu anak laki-lakinya yang belum bersunat, Yosafat Gea (14). Dia sekarang ini tercatat sebagai siswa kelas II SMPN Geronggang, Kecamatan Angkola Selatan, Tapanuli Selatan.
“Mereka mengakui kalau sunat rasul yang dilaksanakan umat Islam sangat terjaga kebersihan, makanya ayah dan anak laki-lakinya sudah bersunat sebelumnya,” jelasnya.
“Jadi, khitan yang kita laksanakan terhadap ayah dan anak sederhana saja. Sedangkan satu lagi anaknya dikhitan seperti biasa,” terang Keuchik Yuhanda.
Pelaksanaan khitan terhadap para mualaf tersebut dihadiri Keuchik Kuta Trieng bersama seluruh aparatur desa, termasuk imam masjid, dan sejumlah tokoh masyarakat. “Sebagai rasa syukur, kami juga buat sedikit acara kenduri,” ucap dia.
Dinikahkan Kembali
Lebih lanjut, Keuchik Kuta Trieng, Yuhanda menerangkan, dua pasangan suami istri (pasutri) juga akan dinikahkan kembali, yaitu pasangan Eti Sama Gea (45) dan Fatimah Telaum Banua (39), serta pasangan Yaswan Gea (20) dan Agusniat (20).
Sebab, kedua pasutri ini sebelumnya menikah secara nonmuslim, sehingga setelah bersyahadat harus dinikahkan secara hukum Agama Islam. “Proses nikah secara Islam sedang dalam proses administrasi, diharapkan segera dapat dinikahkan,” beber Yuhanda.
Sebelumnya, Camat Labuhan Haji Barat, H Said Suhardi kepada Serambinews.com juga menyatakan, bahwa dua pasangan mualaf itu segera dinikahkan kembali sesuai Agama Islam. “Mudah-mudahan dapat segera terlaksana,” kata Camat.
Menurut Keuchik Yuhanda, sebelum dinikahkan kembali, kedua pasangan tersebut sudah diwanti-wanti untuk tidak boleh tinggal (bercampur) satu kamar, terlebih dahulu.
Dalam hal ini, sudah ada pihak yang mengawasi di rumah penambungan itu, yaitu Arbulan Telaum Banua (45) bersama istrinya. Dia adalah abang kandung dari Fatimah Telaum Banua sendiri.
Diberitakan, mualaf asal Tapanuli Selatan, Sumut sangat bahagia sampai menangis haru setelah mengucapkan dua kalimat syahadat di Masjid Baitul Fallah, Dusun Ujong Blang, Gampong Kuta Trieng, Kecamatan Labuhan Haji Barat, Aceh Selatan, Jumat (2/10/2020).
Saudara baru umat muslim ini terdiri dari seorang laki-laki bersama dua anak, satu menantu, dan satu cucu, dengan kesadaran sendiri masuk Agama Islam.
Mereka adalah, Eti Sama Gea (45), bersama dua anak laki-laki, Yaswan Gea (20) dan Yosafat Gea (14), menantu perempuan, Agusniat Gea (20), dan satu cucu, Elsan (1 tahun).
Mualaf ini merupakan suami, anak, menantu dan cucu dari Fatimah Telaum Banua (39), yang sudah duluan masuk Islam.
Fatimah bersama tujuh putrinya telah mengucapkan kalimat syahadat di Masjid At-Taqwa Manggeng, Kecamatan Manggeng, Kabupaten Aceh Barat Daya (Abdya) pada Sabtu (12/9/2020) lalu.
Fatimah, ibu 11 anak, satu di antaranya meninggal dunia, memang sejak lahir beragama Islam, kemudian pindah agama saat menikah dengan Eti Sama Gea yang non-muslim.
Tujuh putri dari pasangan Fatimah Telaum Banua dan Eti Sama Gea yang sudah duluan mengucapkan dua kalimat syahadat.
Setelah menjadi muslimah, Fatimah bersama tujuh putrinya menempati rumah penampungan sementara di Dusun Ujong Blang, Desa Kuta Trieng, Labuhan Haji Barat.
Rumah penampungan sementara itu tersedia merupakan upaya dari Camat Labuhan Haji Barat, H Said Suhardi bersama anggota Muspika setempat.
Rumah tua yang dijadikan penampungan sementara mualaf tersebut adalah milik warga Labuhan Haji Barat yang sekarang ini bekerja di Malaysia.
Rumah dalam kondisi kosong itu berlokasi sekitar 100 meter dari gubuk kecil ukuran 2,5 x 6 meter yang ditempati abang kandung Fatimah, Arbulan Telaum Banua.
Gubuk kecil yang tidak layak huni ini berlokasi di pinggir Jalan Nasional Blangpidie-Tapaktuan, dan sudah ditempati Arbulan bersama istri serta tiga anaknya sekitar 6 tahun terakhir.
Ironisnya, gubuk kecil itu sempat digunakan untuk menampung adiknya Fatimah bersama tujuh putrinya .
Dengan demikian, satu keluarga besar beranggotakan 13 orang, terdiri dari suami, istri, sembilan anak, satu menantu dan satu cucu, resmi pindah keyakinan menjadi penganut Agama Islam.
“Masih ada satu orang lagi anak kami yang tertua (sulung) laki-laki dan sudah berkeluarga masih tinggal di Tapanuli Selatan. Juga ada rencana menyusul kami ke Aceh,” kata Eti Sama Gea kepada Serambinews.com usai acara pensyahadatan, Jumat lalu.
Prosesi pensyahadatan dipimpin Tgk H Ahmad Ismi Lc MA atau yang lebih dikenal Abu Madinah, Pimpinan Dayah Babun Najah, Banda Aceh.
“Abu Madinah secara kebetulan ada jadwal mengajar setiap Jumat di Dayah Darussalam, kemudian diutus pihak dayah untuk membimbing dua kalimat syahadat terhadap satu keluarga yang masuk Islam,” ungkap Camat Labuhan Haji Barat, H Said Suhardi.
Eti Sama Gea, sebagai kepala keluarga setelah mengucapkan dua kalimat syahadat mengaku sangat bahagia dan terharu atas perhatian sangat besar dari warga muslim setempat.
Ayah 10 putra-putri dari perkimpoiannya dengan Fatimah itu mengungkapkan, keputusan pindah keyakinan murni atas keinginan bersama istri dan anak-anak, sama sekali tidak ada paksaan dari pihak mana pun.
Karena tertarik menjadi penganut Islam, Eti Sama Gea rela meninggalkan tempat tinggal yang sudah dihuni puluhan tahun di lokasi hutan Morsa, kawasan sangat terpencil Desa Gunung Baringin, Tapanuli Selatan, kemudian datang ke Aceh.
Ia bersama seluruh keluarga berencana menetap dan berbaur bersama masyarakat di Labuhan Haji Barat. “Mungkin keputusan ini merupakan ilham bagi keluargaku semua,” ucap Eti Sama Gea dengan terbata-bata dan berlinang airmata.
Perasaan haru dan bahagia juga dikemukakan oleh Agusniat (20)- menantu perempuan dari Eti Sama Gea-- didampingi suaminya, Yaswan Gea (20).
Smbil menangis haru, ibu muda satu anak ini mengaku sangat bahagia setelah masuk Islam. “Mudah-mudahan, ke depannya saya terus berjuang untuk menjadi Islam,” ucapnya.
“Mudah-mudahan Allah SWT bisa membuka jalan rezeki kepada kami. Kami keluarga sangat sederhana dan hidup sangat susah. Setelah ini (masuk Islam), kami terus berjuang dan mudah-mudahan kami bisa bahagia untuk selamanya,” ungkap Agusniat sambil menangis haru ketika diwawancarai Serambinews.com.
Ungkapan dengan penuh haru dari ibu muda ini diaminkan oleh seluruh warga mendampinginya di Masjid Baitul Fallah, Dusun UJong Blang, Gampong Kuta Trieng, Labuhan Haji Barat.
Terima Bantuan Tanah
Keputusan satu keluarga (13 orang) dari Tapanuli ini masuk Agama Islam mendapat simpati dari banyak pihak. Bantuan dari warga dan tokoh masyarakat terus mengalir.
Usai pensyahadatan, secara terbuka Camat Labuhan Haji Barat, H Said Suhardi mengumumkan bahwa Azmir SH, tokoh masyarakat Blang Keujeren, Labuhan Haji Barat,, dan H Lahmuddin, tokoh masyarakat asal Manggeng, Abdya memberikan wakaf tanah sebagai pertapakan pembangunan rumah bagi keluarga mualaf tersebut.
Tanah sebagai lokasi pembangunan rumah yang diwakafkan oleh Azmir dan H Lahmuddin secara kebutulan pula berada di satu lokasi di Desa Kuta Trieng, Labuhan Haji Barat, Aceh Selatan.
Usai pensyahadatan, Baitul Mal Aceh Selatan juga memberikan bantuan kepada keluarga mualaf tersebut, termasuk bantuan berupa uang dari sejumlah warga.
Malah, ada bantuan berupa uang yang dikirim salah seorang pejabat dari Banda Aceh yang dititipkan pada seorang untuk diserahkan kepada mualaf tersebut.
Dihadiri Pejabat Pemerintah
Acara pensyahadatan anggota satu keluarga yang masuk Islam di Masjid Baitul Fallah, Dusun Ujong Blang, Gampong Kuta Trieng, bukan saja dihadiri dan disaksikan ratusan warga dan tokoh masyarakat Kecamatan Labuhan Haji Barat, melainkan mendapat perhatian besar dari Pemkab Aceh Selatan.
Acara ini dihadiri dan disaksikan Asisten Ekonomi dan Pembangunan Sekdakab Aceh Selatan, Zaini Bakri, Kadis Pendidikan Dayah, Drs Farid Wadjidi, Kadis Syariat Islam, Indra Hidayat SAg MAg, Kepala Baitul Mal diwakili Firdaus, Camat Labuhan Haji Barat, H Said Suhardi bersama Anggota Muspika serta Kepala Kantor Urusan Agama (KUA) Labuhan Haji Barat, Said Fairus SAg.
Malahan, prosesi pensyahadatan juga disaksikan dua anggota DPRK Aceh Selatan, Hasbullah dan Nanda Thahir. Tidak ketinggalan Camat Manggeng Abdya, Hamdany SE, dan Imam Masjid At-Taqwa Manggeng, Said Firdus dan serta sejumlah tokoh masyarakat Manggeng.
Sekadar diketahui, bahwa lokasi pensyahadatan di Desa Kuta Trieng, Labuhan Haji Barat, Aceh Selatan itu merupakan kawasan perbatasan dengan Kabupaten Aceh Barat Daya (Abdya).
Sebelum dilakukan pensyahadatan, Abu Madinah memberikan bimbingan terhadap saudara baru umat Islam itu agar tekun mempelajari ajaran Islam sehingga mampu melaksanakan ibadah secara benar, sekaligus menjadi penganut Islam yang baik dan benar.
Sedangkan Asisten Ekonomi dan Pembangunan, Zaini Bakri minta keikhlasan masyarakat dan tokoh agama setempat untuk membimbing satu keluarga yang baru menganut Islam tersebut.
Zaini Bakri pada kesempatan itu menjelaskan bahwa Baitul Mal Aceh Selatan akan memberikan biaya hidup sekitar Rp 2 juta per bulan untuk satu keluarga mualaf tersebut. Sementara bantuan modal usaha akan diupayakan dari Baitul Provinsi Aceh.(*)
source: https://aceh.tribunnews.com/2020/10/03/13-mualaf-di-labuhan-haji-barat-dikhitan-dua-pasangan-akan-dinikahkan-kembali-secara-islam?page=all.

Satu keluarga beranggotakan lima orang terdiri suami, dua anak, satu menantu dan satu cucu masuk Agama Islam di Masjid Baitul Fallah Dusun Ujong Blang, Gampong Kuta Trieng, Kecamatan Labuhan Haji Barat, Kabupaten Aceh Selatan, Jumat (2/10/2020). Prosesi pensyahadatan satu keluarga dari Tapanuli Selatan, Sumut dipimpin Abu Madinah, Pimpinan Dayah Babun Najah Banda Aceh.
Laporan Zainun Yusuf | Aceh Barat Daya
SERAMBINEWS.COM, BLANGPIDIE - Setelah mengucapkan dua kalimat syahadat di Masjid At-Taqwa Manggeng, Kabupaten Aceh Barat Daya (Abdya), dan di Masjid Baitul Fallah, Dusun Ujong Blang, Gampong Kuta Trieng, Kecamatan Labuhan Haji Barat, Kabupaten Aceh Selatan, sebanyak 13 mualaf dikhitankan atau disunat.
Semua mualaf itu sekarang ini ditampung di rumah penampungan sementara di Dusun Ujong Blang, Gampong Kuta Trieng, Labuhan Haji Barat.
Mereka terdiri dari 3 laki-laki yakni, Eti Sama Gea (45), bersama dua anak laki-lakinya, Yaswan Gea (20) dan Yosafat Gea (14).
Kemudian, 10 perempuan terdiri dari Fatimah Telaum Banua (39) atau istri dari Eti Sama Gea, dan 7 putrinya masing-masing, Nidar Ratna Ayu Gea (18 tahun), Iren Cantika Gea (17), Muliani Gea (13), Melia Gea (11), Amila Gea (9), Mariani Gea (4), dan Imel Gea (3 tahun).
Selain itu, ada seorang menantu perempuan yaitu Agusniat (20) atau istri dari Yaswan Gea, serta seorang cucu bernama Elsan (1 tahun), yang merupakan anak dari pasangan Yaswan Gea dan Agusniat.
Satu keluarga besar yang sudah pindah keyakinan ini berasal dari Desa Gunung Baringin, Kecamatan Angkola Selatan, Kabupaten Tapanuli Selatan, Sumatera Utara (Sumut).
Keuchik Kuta Trieng, Yuhanda saat dihubungi Serambinews.com, Sabtu (3/10/2020), menjelaskan, pelaksanaan khitan terhadap mualaf laki-laki dan mualaf perempuan itu dilakukan di rumah penampungan sementara di Dusun Ujong Blang pada Jumat (2/10/2020) malam.
Khitan terhadap mualaf yang laki-laki, jelasnya, dilaksanakan oleh dokter dari Puskesmas Labuhan Haji Barat. Sedangkan khitan terhadap mualaf perempuan dilakukan oleh tenaga bidan yang juga dari Puskesmas setempat.
Namun begitu, ungkap Keuchik Yuhanda, hasil pemeriksaan ternyata dua laki-laki, Eti Sama Gea dan anaknya Yaswan Gea, ternyata sudah melaksanakan khitan sebelum masuk Islam.
Kecuali satu anak laki-lakinya yang belum bersunat, Yosafat Gea (14). Dia sekarang ini tercatat sebagai siswa kelas II SMPN Geronggang, Kecamatan Angkola Selatan, Tapanuli Selatan.
“Mereka mengakui kalau sunat rasul yang dilaksanakan umat Islam sangat terjaga kebersihan, makanya ayah dan anak laki-lakinya sudah bersunat sebelumnya,” jelasnya.
“Jadi, khitan yang kita laksanakan terhadap ayah dan anak sederhana saja. Sedangkan satu lagi anaknya dikhitan seperti biasa,” terang Keuchik Yuhanda.
Pelaksanaan khitan terhadap para mualaf tersebut dihadiri Keuchik Kuta Trieng bersama seluruh aparatur desa, termasuk imam masjid, dan sejumlah tokoh masyarakat. “Sebagai rasa syukur, kami juga buat sedikit acara kenduri,” ucap dia.
Dinikahkan Kembali
Lebih lanjut, Keuchik Kuta Trieng, Yuhanda menerangkan, dua pasangan suami istri (pasutri) juga akan dinikahkan kembali, yaitu pasangan Eti Sama Gea (45) dan Fatimah Telaum Banua (39), serta pasangan Yaswan Gea (20) dan Agusniat (20).
Sebab, kedua pasutri ini sebelumnya menikah secara nonmuslim, sehingga setelah bersyahadat harus dinikahkan secara hukum Agama Islam. “Proses nikah secara Islam sedang dalam proses administrasi, diharapkan segera dapat dinikahkan,” beber Yuhanda.
Sebelumnya, Camat Labuhan Haji Barat, H Said Suhardi kepada Serambinews.com juga menyatakan, bahwa dua pasangan mualaf itu segera dinikahkan kembali sesuai Agama Islam. “Mudah-mudahan dapat segera terlaksana,” kata Camat.
Menurut Keuchik Yuhanda, sebelum dinikahkan kembali, kedua pasangan tersebut sudah diwanti-wanti untuk tidak boleh tinggal (bercampur) satu kamar, terlebih dahulu.
Dalam hal ini, sudah ada pihak yang mengawasi di rumah penambungan itu, yaitu Arbulan Telaum Banua (45) bersama istrinya. Dia adalah abang kandung dari Fatimah Telaum Banua sendiri.
Diberitakan, mualaf asal Tapanuli Selatan, Sumut sangat bahagia sampai menangis haru setelah mengucapkan dua kalimat syahadat di Masjid Baitul Fallah, Dusun Ujong Blang, Gampong Kuta Trieng, Kecamatan Labuhan Haji Barat, Aceh Selatan, Jumat (2/10/2020).
Saudara baru umat muslim ini terdiri dari seorang laki-laki bersama dua anak, satu menantu, dan satu cucu, dengan kesadaran sendiri masuk Agama Islam.
Mereka adalah, Eti Sama Gea (45), bersama dua anak laki-laki, Yaswan Gea (20) dan Yosafat Gea (14), menantu perempuan, Agusniat Gea (20), dan satu cucu, Elsan (1 tahun).
Mualaf ini merupakan suami, anak, menantu dan cucu dari Fatimah Telaum Banua (39), yang sudah duluan masuk Islam.
Fatimah bersama tujuh putrinya telah mengucapkan kalimat syahadat di Masjid At-Taqwa Manggeng, Kecamatan Manggeng, Kabupaten Aceh Barat Daya (Abdya) pada Sabtu (12/9/2020) lalu.
Fatimah, ibu 11 anak, satu di antaranya meninggal dunia, memang sejak lahir beragama Islam, kemudian pindah agama saat menikah dengan Eti Sama Gea yang non-muslim.
Tujuh putri dari pasangan Fatimah Telaum Banua dan Eti Sama Gea yang sudah duluan mengucapkan dua kalimat syahadat.
Setelah menjadi muslimah, Fatimah bersama tujuh putrinya menempati rumah penampungan sementara di Dusun Ujong Blang, Desa Kuta Trieng, Labuhan Haji Barat.
Rumah penampungan sementara itu tersedia merupakan upaya dari Camat Labuhan Haji Barat, H Said Suhardi bersama anggota Muspika setempat.
Rumah tua yang dijadikan penampungan sementara mualaf tersebut adalah milik warga Labuhan Haji Barat yang sekarang ini bekerja di Malaysia.
Rumah dalam kondisi kosong itu berlokasi sekitar 100 meter dari gubuk kecil ukuran 2,5 x 6 meter yang ditempati abang kandung Fatimah, Arbulan Telaum Banua.
Gubuk kecil yang tidak layak huni ini berlokasi di pinggir Jalan Nasional Blangpidie-Tapaktuan, dan sudah ditempati Arbulan bersama istri serta tiga anaknya sekitar 6 tahun terakhir.
Ironisnya, gubuk kecil itu sempat digunakan untuk menampung adiknya Fatimah bersama tujuh putrinya .
Dengan demikian, satu keluarga besar beranggotakan 13 orang, terdiri dari suami, istri, sembilan anak, satu menantu dan satu cucu, resmi pindah keyakinan menjadi penganut Agama Islam.
“Masih ada satu orang lagi anak kami yang tertua (sulung) laki-laki dan sudah berkeluarga masih tinggal di Tapanuli Selatan. Juga ada rencana menyusul kami ke Aceh,” kata Eti Sama Gea kepada Serambinews.com usai acara pensyahadatan, Jumat lalu.
Prosesi pensyahadatan dipimpin Tgk H Ahmad Ismi Lc MA atau yang lebih dikenal Abu Madinah, Pimpinan Dayah Babun Najah, Banda Aceh.
“Abu Madinah secara kebetulan ada jadwal mengajar setiap Jumat di Dayah Darussalam, kemudian diutus pihak dayah untuk membimbing dua kalimat syahadat terhadap satu keluarga yang masuk Islam,” ungkap Camat Labuhan Haji Barat, H Said Suhardi.
Eti Sama Gea, sebagai kepala keluarga setelah mengucapkan dua kalimat syahadat mengaku sangat bahagia dan terharu atas perhatian sangat besar dari warga muslim setempat.
Ayah 10 putra-putri dari perkimpoiannya dengan Fatimah itu mengungkapkan, keputusan pindah keyakinan murni atas keinginan bersama istri dan anak-anak, sama sekali tidak ada paksaan dari pihak mana pun.
Karena tertarik menjadi penganut Islam, Eti Sama Gea rela meninggalkan tempat tinggal yang sudah dihuni puluhan tahun di lokasi hutan Morsa, kawasan sangat terpencil Desa Gunung Baringin, Tapanuli Selatan, kemudian datang ke Aceh.
Ia bersama seluruh keluarga berencana menetap dan berbaur bersama masyarakat di Labuhan Haji Barat. “Mungkin keputusan ini merupakan ilham bagi keluargaku semua,” ucap Eti Sama Gea dengan terbata-bata dan berlinang airmata.
Perasaan haru dan bahagia juga dikemukakan oleh Agusniat (20)- menantu perempuan dari Eti Sama Gea-- didampingi suaminya, Yaswan Gea (20).
Smbil menangis haru, ibu muda satu anak ini mengaku sangat bahagia setelah masuk Islam. “Mudah-mudahan, ke depannya saya terus berjuang untuk menjadi Islam,” ucapnya.
“Mudah-mudahan Allah SWT bisa membuka jalan rezeki kepada kami. Kami keluarga sangat sederhana dan hidup sangat susah. Setelah ini (masuk Islam), kami terus berjuang dan mudah-mudahan kami bisa bahagia untuk selamanya,” ungkap Agusniat sambil menangis haru ketika diwawancarai Serambinews.com.
Ungkapan dengan penuh haru dari ibu muda ini diaminkan oleh seluruh warga mendampinginya di Masjid Baitul Fallah, Dusun UJong Blang, Gampong Kuta Trieng, Labuhan Haji Barat.
Terima Bantuan Tanah
Keputusan satu keluarga (13 orang) dari Tapanuli ini masuk Agama Islam mendapat simpati dari banyak pihak. Bantuan dari warga dan tokoh masyarakat terus mengalir.
Usai pensyahadatan, secara terbuka Camat Labuhan Haji Barat, H Said Suhardi mengumumkan bahwa Azmir SH, tokoh masyarakat Blang Keujeren, Labuhan Haji Barat,, dan H Lahmuddin, tokoh masyarakat asal Manggeng, Abdya memberikan wakaf tanah sebagai pertapakan pembangunan rumah bagi keluarga mualaf tersebut.
Tanah sebagai lokasi pembangunan rumah yang diwakafkan oleh Azmir dan H Lahmuddin secara kebutulan pula berada di satu lokasi di Desa Kuta Trieng, Labuhan Haji Barat, Aceh Selatan.
Usai pensyahadatan, Baitul Mal Aceh Selatan juga memberikan bantuan kepada keluarga mualaf tersebut, termasuk bantuan berupa uang dari sejumlah warga.
Malah, ada bantuan berupa uang yang dikirim salah seorang pejabat dari Banda Aceh yang dititipkan pada seorang untuk diserahkan kepada mualaf tersebut.
Dihadiri Pejabat Pemerintah
Acara pensyahadatan anggota satu keluarga yang masuk Islam di Masjid Baitul Fallah, Dusun Ujong Blang, Gampong Kuta Trieng, bukan saja dihadiri dan disaksikan ratusan warga dan tokoh masyarakat Kecamatan Labuhan Haji Barat, melainkan mendapat perhatian besar dari Pemkab Aceh Selatan.
Acara ini dihadiri dan disaksikan Asisten Ekonomi dan Pembangunan Sekdakab Aceh Selatan, Zaini Bakri, Kadis Pendidikan Dayah, Drs Farid Wadjidi, Kadis Syariat Islam, Indra Hidayat SAg MAg, Kepala Baitul Mal diwakili Firdaus, Camat Labuhan Haji Barat, H Said Suhardi bersama Anggota Muspika serta Kepala Kantor Urusan Agama (KUA) Labuhan Haji Barat, Said Fairus SAg.
Malahan, prosesi pensyahadatan juga disaksikan dua anggota DPRK Aceh Selatan, Hasbullah dan Nanda Thahir. Tidak ketinggalan Camat Manggeng Abdya, Hamdany SE, dan Imam Masjid At-Taqwa Manggeng, Said Firdus dan serta sejumlah tokoh masyarakat Manggeng.
Sekadar diketahui, bahwa lokasi pensyahadatan di Desa Kuta Trieng, Labuhan Haji Barat, Aceh Selatan itu merupakan kawasan perbatasan dengan Kabupaten Aceh Barat Daya (Abdya).
Sebelum dilakukan pensyahadatan, Abu Madinah memberikan bimbingan terhadap saudara baru umat Islam itu agar tekun mempelajari ajaran Islam sehingga mampu melaksanakan ibadah secara benar, sekaligus menjadi penganut Islam yang baik dan benar.
Sedangkan Asisten Ekonomi dan Pembangunan, Zaini Bakri minta keikhlasan masyarakat dan tokoh agama setempat untuk membimbing satu keluarga yang baru menganut Islam tersebut.
Zaini Bakri pada kesempatan itu menjelaskan bahwa Baitul Mal Aceh Selatan akan memberikan biaya hidup sekitar Rp 2 juta per bulan untuk satu keluarga mualaf tersebut. Sementara bantuan modal usaha akan diupayakan dari Baitul Provinsi Aceh.(*)
source: https://aceh.tribunnews.com/2020/10/03/13-mualaf-di-labuhan-haji-barat-dikhitan-dua-pasangan-akan-dinikahkan-kembali-secara-islam?page=all.
bukan main
0
690
6


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan