Bicara tentang Tegal, tak bisa lepas dari atap Jawa Tengah. Siapa yang tak tahu atap Jawa Tengah? Dengan ketinggian 3428 mdpl, Gunung Slamet layak mendapat julukan atap Jawa Tengah.

Halo GanSist, jumpa lagi dengan ane, Mayya Rossa, penyaji thread inspiratif dan informatif. Juli 2018 lalu, ane berkesempatan mendaki Gunung Slamet via Guci, Tegal. Jalur ini mungkin kalah populer dan kalah peminat dari jalur Bambangan dengan ikonnya "Samarantu," tapi jalur ini menyajikan pemandangan yang tak kalah indah dari jalur lainnya. So, kali ini, ane akan ajak Agan Sista jalan-jalan ke Gunung Slamet via Guci, Tegal.


Negeri di Atas Awan. Dokpri

Eits, gunung ini terbentang di 5 kabupaten loh. Salah satunya, Tegal. Nah, ane mau bocorin dikit, kenapa kalian wajib nyobain naik Gunung Slamet via Guci, Tegal.

1. Memiliki hutan yang masih rapat


Berada di jalur antara pos 3 dan pos 4, diantara 2 buah pohon yang seperti pintu gerbang, senja hari, lupa pukul berapa. Cahaya matahari menembus sela dedaunan. Dokpri

Gunung Slamet memang masih cukup rapat. Jangan mengkhawatirkan pasokan oksigen! Berlimpah, GanSist! Jadi, tak mengherankan bila mendaki pada siang hari, cuaca di sini cukup sejuk dan tak menyengat. Kalau mau buang hajat pun masih banyak semak-semak, jadi aman deh, hahaha....

Dari basecamp hingga pos 1, masih didominasi ladang penduduk. Bila cuaca cerah, puncak Slamet akan terlihat sangat jelas dari jalur ini. Semakin naik, jalur masih tetap landai. Banyak pohon perdu di sini. Jadi kita harus hati-hati, agar tak tertusuk duri halus. Mulai pos 3 sampai pos 4, sudah banyak pohon besar.

2. Memiliki jalur summit attack yang ekstrem


Miring, GanSist! Dokpri

Batas vegetasi pada jalur ini terletak di atas pos 5. Mulai dari pos 5, medannya sudah berbalik menjadi bebatuan dan pasir.


Jujur, ane sempet tiga kali nangis saat mendaki Gunung Slamet via Guci. Bukan tanpa alasan. Saat itu pendakian ane yang pertama di Slamet. Jalur summitnya.... Masyaallah, bebatuan semua! Ane kayak yang gak yakin aja bisa melalui jalanan itu. Untung teman-teman selalu support ane.


Trek batuan dan pasir, aduhaiii! Ini beberapa meter di bawah puncak. Dokpri


Setelah pos 5, jalannya berbatu, dan setelah hampir sampai Puncak, jalurnya bertambah pasir! Dan di sini nih, jalurnya 2-1, naik satu langkah, merosot dua langkah! Hiks. Bahkan, ada seorang teman yang mengatakan, medannya mirip summit attack di Semeru! Ane sih nggak tau itu beneran atau nggak, karena ane belum pernah ke Semeru, haha ....



3.Memiliki jalur yang lebih cepat untuk ke kawah



Kawah Gunung Slamet, terlihat asap belerang yang mengepul di sekitar puncak kawah ini. Dari sini bisa terlihat pendaki yang akan menuju kawah ataupun menuju puncak dari jalur Bambangan. Dokpri

Nah, ini yang semula ane gak tahu. Jadi, mendaki via Guci ini, kita bisa turun ke kawah lebih cepat. Eits, kita ga boleh lama-lama loh di sini. Bau belerangnya kental sekali. Bahkan, asap pun menyembur dari bebatuan/tanah di puncak! Selain itu, kita juga bisa sampai ke puncak yang lain, yaitu puncak jalur Bambangan, walaupun kita harus berjalan memutar.


Anget nih di sini. Batuan di kawah ini berwarna hitam atau kuning kehijauan. Dokpri

4. Mempunyai sumber air panas yang menyegarkan

Nah, ini yang paling menyenangkan. Kalau saat naik gunung lainnya, kita turun, pas mau mandi airnya dingin, kalau mau pakai air anget ya harus merebus air dulu. Tapi di Tegal via Guci? Jangan khawatir, GanSist. Kita bisa mandi air panas langsung dari sumbernya loh!

Gak harus di obyek wisata Guci, Gansis. Pas ane ke sana, ane memakai rumah temen -Kang Syukron- sebagai basecamp. Di depan rumah beliau ada pemandian umum, yang airnya berasal dari mata air panas di Guci. Jadi, ane bisa mandi air panas sesuka hati. Setelah mandi air hangat, bikin kopi, hmm, badan jadi segar kembali. Capeknya langsung ilang, GanSist.



Nah, itu tadi sisi lain tentang kota Tegal yang mungkin belum banyak orang tahu. Buat Agan Sista yang belum pernah mendaki lewat sini, cobain deh!


Sekian thread ane, semoga bermanfaat. Thread ini ditulis berdasarkan pengalaman pribadi. Semua foto merupakan dokumentasi pribadi.

Jogja, 2 September 2020

Dari ane, yang bilang udah kapok naik Slamet via Guci, tapi pingin lagi, hiks.