Kaskus

Entertainment

iqbalawalAvatar border
TS
iqbalawal
Hadapi Resesi Ekonomi dengan Investasi
Hadapi Resesi Ekonomi dengan Investasi

Pandemi yang nggak kunjung usai bikin ngeri. Efek lanjutannya bukan hanya moboilitas kita yang jadi terbatas, melainkan ekonomi. 

Ya, efek buruk pandemi terhadap ekonomi bisa dianggap lebih dahsyat, Gan-Sist. Baru saja pandemi berlangsung sebulan, pada Maret 2020, terjadi PHK besar-besaran. Berdasarkan lansiran Kompas, tak kurang dari 200 ribu orang di PHK dan 1,2 juta pekerja dirumahkan (19/04/2020).

Hadapi Resesi Ekonomi dengan Investasi

Berselang empat bulan kemudian, seiring dengan pandemi COVID-19 yang belum juga usai, pemerintah menyatakan pertumbuhan ekonomi Indonesia minus 5,32%. Puncaknya, Menteri Keuangan Sri Mulyani memprediksi bahwa akhir September kemungkinan besar pertumbuhan ekonomi Indonesia akan kembali minus sekitar -2,9 sampai -1%. Kalau ini benar-benar terjadi, Indonesia fixed mengalami resesi, menyusul negara-negara lain yang sudah duluan mengalami resesi, antara lain Amerika Serikat, Korea Selatan, Jepang, Jerman, dan Filipina. 


Gan-Sist, dampak resesi ekonomi itu dahsyat lho. Selain PHK yang telah disinggung di atas, juga potensi lonjakan hargaa-harga kebutuhan pokok. Kalau sudah begini, buat kelas menengah rentan miskin kayak ane (termasuk Agan-Sista? Haha), pastinya berat banget.

Jadi apa solusinya?

Berdasarkan telusuran dari berbagai sumber, ane menemukan petuah yang tidak jauh-jauh dari berhemat, kurangi belanja life style atau kebutuhan sekunder dan tersier, dan hindari utang,seperti dilansir Antaranews.com.

Namun, ane masih mengganjal dengan semua tips di atas. Oke, kita harus menghemat dan menghindari utang, tetapi apa iya kita nggak boleh menabung atau berinvestasi agar uang “selamat” atau bagus-bagus bertambah nilainya. Soalnya, kalau uang sudah ada di tangan dan bentuknya cash, tangan kok biasanya gatal aja pengen belanja, beli ini-itu, iya kan? Ngaku!


Jadi ane pikir lebih baik uang itu diinvestasikan atau disimpan di platform investasi yang mudah dan praktis, serta dapat mendukung kita untuk konsisten menabung demi tujuan finansial tertentu. Bener, nggak?

Tapi kalau berbicara investasi di masa pandemi memangnya aman? NGGAK! Hahaha pasar bursa sedang merah-merahnya, saham pun anjlok sejak Jakarta dan beberapa daerah mengumumkan PSBB kembali akibat jumlah kasus COVI-19 terus meningkat. Terus?

REKSADANA!!!!!

Ya, reksadana bisa dianggap salah satu instrument investasi yang relatif aman di masa pandemi. Dengan catatan, dari tiga tiga jenis reksadana yang paling umum, yaitu reksadana saham, reksadana pasar uang, dan reksadana pendapapatan tetap (obligasi), pilihlah yang berisiko paling kecil kalau Agan-Sista masih pemula kayak ane.

Reksadana saham, kita tahu cukup berisiko karena mengikuti indeks bursa yang sangat fluktuatif. Jadi jika Agan-Sista masih ragu, mending pikir-pikir lagi deh investasi dengan portofolio reksadana saham.


Nah, yang paling aman sih reksadana pasar uang. Meskireturn atau imbal hasilnya tidak begitu besar, jenis reksadana ini aman dari penurunan. Sementara reksadana obligasi cukup moderat, dengan risiko tidak terlalu besar dengan imbal hasil yang juga cukup menjanjikan.

Ini berdasarkan pengalaman ane coba-coba berinvestasi di reksadana online Bibit pada tiga jenis reksadana tersebut. Selama dua bulan investasi, reksadana pasar uang tidak pernah turun. Sedangkan yang lain turun naik. Berikut rinciannya: 

Hadapi Resesi Ekonomi dengan Investasi

Ane coba investasi reksadana online Bibit pada reksadana saham di BNI-AM Dana Saham Inspiring Equity Fund. Sempat naik di bulan Agustus, tapi agak babak belur di September. Sisi baiknya, reksadana saham ini bisa dibeli dengan harga minimal Rp10.000. Jadi, ane investasi di sini tipis-tipis aja, ada duit 10-20 ribu, ane langsung beli reksadana online Bibit.

Dengan keyakinan pasar bursa akan membaik seiring kasus pandemi yang akan segera usai (kapan?). Ane yakin sih itu bakal terjadi (mencoba optimis). So, ane tempatkan investasi reksadana saham untuk investasi jangka panjang.

Di urutan kedua ada reksadana pendapatan tetap atau reksadana obligasi. Ane pilih Manulife Obligasi Negara Indonesia II Kelas A. Mengapa? Hampir sama dengan pilihan reksadana saham di atas, reksadana online Bibit ini juga dapat dibeli dengan modal minimal Rp10.000. Buat coba-coba tipis dulu, hehe.

Dari gambar tersebut, Agan-Sista bisa lihat bahwa terjadi penurunan juga pada reksadana obligasi ane, tapi tidak besar. Karena itu, ane tempatkan reksadana ini untuk investasi jangka menengah-panjang, dengan keyakinan pasar bursa membaik seiring membaiknya pula kondisi sosial-ekonomi. 

Nah, di tempat ketiga ada reksadana pasar uang. Ane pilih Sucorinvest Sharia Money Market Funds. Alasannya sederhana, karena produk reksadana online Bibit ini merupakan salah satu yang menjanjikan return(imbal hasil) paling besar di kategori reksadana pasar uang. Dan dari pertama invest di sini, sama sekali reksadana tersebut tidak pernah mengalami penurunan.

Hadapi Resesi Ekonomi dengan Investasi

Cukup mantap untuk “menyelamatkan” dana, pikir ane.

Daripada buat belanja-belanja kurang penting, sambil berharap cuan untuk menghadapi dunia pasca-corona. Enak kan, kalau COVID-19 sudah selesai, terus kita punya tabungan. Bisa balas dendam pada hal-hal yang selama pandemi ditahan, haha.

Kesimpulannya, dalam menghadapi resesi, betul banget kita harus hemat dan menjauhi utang. Namun itu bukan berarti kita nggak boleh investasi. Reksadana bisa menjadi salah satu pilihan tepat buat Agan-Sista untuk ini. Asal, pelajari dulu, sambil sedikit demi sedikit eksekusi. Selamat mencoba.

Dan buat Agan-Sista yang mungkin ingin mencoba berinvestasi reksadana online Bibit, berikut beberapa tips dari ane.

Spoiler for Memulai investasi reksadana online Bibit:

Quote:

Diubah oleh iqbalawal 02-10-2020 09:42
0
408
0
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan