Kaskus

Story

deandrawiraAvatar border
TS
deandrawira
ADE IRMA SURYANI DAN GENERASI TIKTOK LIMA TAHUN SAAT INI
ADE IRMA SURYANI DAN GENERASI TIKTOK LIMA TAHUN SAAT INI

Setiap tanggal 1 Oktober, saya selalu mengenang satu satunya sosok anak kecil yang ikut menjadi korban kekejaman partai komunis yang pernah ada di negeri ini.
Ade Irma Suryani Nasution merupakan putri Jenderal Abdul Haris (AH) Nasution yang menjadi target dalam peristiwa kelam tersebut dikediamannya di Jalan Teuku Umar Nomor 40, Menteng Jakarta.
Ade Irma Suryani Nasution lahir pada 19 Februari 1960 merupakan putri bungsu Jenderal AH Nasution.

Ade Irma Suryani gugur sebagai perisai ayahnya yang berhasil menyelamatkan diri. Dia juga pahlawan kecil untuk menjadi saksi penghianatan G-30-S/PKI.
Ade Irma Suryani menghembuskan napas terakhir enam hari kemudian setelah dirawat di RSPAD Gatot Subroto Jakarta pada 6 Oktober 1965.

Saat peristiwa terjadi, Ade Irma Suryani sedang tidur bersama AH Nasution dan ibunya Johana Sunarti Nasution.
Pada pukul 03.30 WIB, AH Nasution dan istrinya terbangun gara-gara nyamuk.

Namun, tiba-tiba terdengar kendaraan datang dan bunyi tembakan serta pintu rumah dibuka paksa.
Johana Sunarti Nasution sempat mengecek apa yang terjadi. Namun, tak lama Johana kembali ke kamar dan mengunci pintu.
Johana berbisik kepada AH Nasution, "...ada Tjakrabirawa, kamu jangan keluar."

Adar Irma Suryani kemudian terbangun dan memeluk kaki ibunya. Karena tidak percana apa yang terjadi, AH Nasution membuka pintu untuk memastikan meski sempat ditahan istrinya.
Saat berada di depan pintu, pada jarak setengah meter tampak seorang prajurit dan langsung melepaskan tembakan.

Adik Nasution, Mardiah merusaha menyelamatkan Ade Irma Suryana dengan menggendong ke kamar lain saat mendengar ada kegaduhan.
Karena panik, Mardiah salah membuka pintu dan kemudian diberondong tembakan pasukan Cakrabirawa.
Naas, peluru yang ditembak mengenai punggung Ade Irma Suryani. Pintu pun langsung ditutup Johana Sunarti Nasution dan menggendong tubuh Ade Irma Suryani yang bersimpah darah.
Sementara Jenderal AH Nasution berhasil menyelamatkan diri dengan memanjat tembok belakang.

Kata-kata terakhir Ade Irma Suryani.
Setelah hari menjelang pagi Ade Irma dibawa ke RSPAD untuk mendapatkan pertolongan.
Saat dalam perawatan Ade Suryani meminta kakaknya jangan menangis.
"Adik saya bilang, kakak jangan nangis, adik sehat," ujar kakak Ade Irma, Hendrianti Sahara Nasution.
Ade Irma juga sempat bertanya kepada ibuhnya,"Kenapa ayah mau dibunuh mama?

****

Rasanya tak kan puas menulis tentang anak kecil itu, saya membayangkan dia pasti menahan rasa sakit saat itu, dan rasa pilu mendengar sang ayah yang tengah diburu untuk dibunuh. Usianya baru lima tahun, usia yang seharusnya masih riang tertawa sambil bermain. Bukan bersimbah darah dan menjadi korban sebuah ambisi ideologi sesat.

Dan mari kita bandingkan dengan anak lima tahun masa kini. Beberapa video dari aplikasi melewati beranda setiap hari. Anak usia lima tahun kini tengah asyik ber tiktok ria. Tak bersimbah darah, juga tak harus mengerti mengapa negeri ini disusupi komunis.

Bahkan, bukan hanya anak lima tahun. Kulihat banyak dari berbagai lapisan usia melakukan hal yang sama. Asyik berjoget, menyanyi, dan sejuta aksi atas nama kreatifitas dilakukan saat negeri ini tengah genting. Ya, negeri ini sedang sekarat kawan. Sama kondisinya seperti Ade Irma Suryani saat itu.

Silahkan berkreatifitas, saya pun suka melihatnya, tapi sesekali jeda lah hiburan kalian. Mari kita fikirkan akan jadi apa generasi negeri ini kedepan? Mereka tak lagi perduli dengan kejadian yang menimpa negeri ini. Mereka bilang komunis itu sudah masa lalu, dan mengenangnya hanyalah sebuah kata halu. Mereka lebih sibuk dengan hiburan sesaat yang kadang tanpa sadar menyebabkan mereka sesat.

Miris, ketika saya menonton video anak kecil berdandan bak artis dewasa, rambut dan polesan menor dibibirnya, serta gaya bicaranya yang terampil meniru lingkungan sekitar, menandakan gagalnya para ibu melindungi masa kecil mereka.
Bahkan mereka bangga melihat anaknya melakukan hal yang diluar usia kewajaran. Anak anak itu tengah matang dalam karbitan, dan tanpa kita sadari hal ini adalah fenomena gunung es yang suatu hari bisa menghancurkan diri kita atau negeri ini tanpa disadari.
Jangan sampai mereka berprilaku seperti ini, karena kesalahan kita kaum ibu dalam mendidik mereka.

Berikut beberapa hal yang bisa menyebabkan mereka berprilaku buruk, sebab melihat kita ibunya yang salah memberi contoh. Jangan salahkan mereka jika,

1. Suka berteriak dan mudah tantrum

Ketika kita selalu berteriak, mereka akan belajar bahwa tidak apa-apa untuk tantrum. Bahkan mereka juga akan berlatih meneriaki kita, saudara, bahkan temannya saat ada masalah.

2. Kasar

Anak kita egois, berfikir hiburan diri sendiri, kasar pada orang lain, saudara, dan tidak menunjukkan sikap mengasihi, tanpa sadar kita sendiri yang mengajarkannya demikian. Ketika kita selalu menghukum mereka atas kesalahannya, mereka akan belajar bahwa orang yang memiliki kekuatan lebih besar diizinkan untuk menekan orang yang lebih kecil. Dengan demikian, mereka akan belajar untuk menyelesaikan masalah dengan menekan orang lain.

3. Tidak Sopan

Kata-kata kasar sering kali dipelajari anak-anak dari orang tuanya. Misal, ketika Anda tanpa sadar sering berkata kasar saat menjumpai pengemudi lain yang menjengkelkan, mereka belajar ketidaksopanan dan mengimitasi kata-kata tersebut.

4. Suka Berbohong

Si kecil mudah sekali berbohong pada kita. Coba evaluasi lagi penyebabnya. Ketika kita berbohong pada seseorang di telepon atau ketika kita memalsukan usia dan tinggi badan si kecil pada petugas agar ia bisa masuk ke sebuah wahana permaian, si kecil akan belajar bahwa tidak ada masalah dengan berbohong. Contoh lain, ketika kita sudah berjanji bermain dengan mereka, namun kita tidak menepatinya, mereka bisa berlatih bahwa tidak apa untuk mengingkari janji.

5. Suka Melanggar Aturan

Orang tua sering kali dipusingkan dengan anak-anak yang melanggar aturan. Akan tetapi, jarang yang meneliti apakah hal tersebut didapatkan dari orang tua sendiri. Ketika mereka melihat kita melewati area rumput yang dipasangi palang “dilarang menginjak rumput” atau ketika kita menelepon sambil mengisi bensin yang seharusnya tidak diizinkan, ia akan belajar bahwa melanggar aturan adalah hal yang biasa.

Pesanku, untuk para ibu. Jangan buat anak anak mu menjadi generasi yang terpapar gangguan mental. Jagalah mereka dengan cara menjaga diri kita dihadapan mereka. Sebab mereka hanya mencontoh apa yang sedang kita lakukan hari ini.
bukhoriganAvatar border
tien212700Avatar border
scorpiolamaAvatar border
scorpiolama dan 2 lainnya memberi reputasi
3
600
2
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan