Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

uray24Avatar border
TS
uray24
[COC Reg. Klaten] Maestro Dunia Hiburan Tanah Air Kelahiran Klaten
Assalamualaikum dan Salam Sejahtera
Izinkan saya berpartisipasi dengan trit ala nubie, dan mohon penerimaannya kepada sesepuh dimari


Klaten sebagai salah satu Provinsi di Jawa Tengah, menyimpan banyak ragam pesona keindahan yang menarik untuk dieksplorasi atau sebagai destinasi wisata, bahkan Klaten merupakan salah satu lumbung padi terbesar di Jawa Tengah dan dibalik pesona tersebut, sebagaimana daerah lain di Jawa Tengah, Klaten juga kaya akan seni dan budaya, dan banyak melahirkan seniman-seniman yang mengekspansi dunia hiburan tanah air



Pada kesempatan ini, saya akan coba mengangkat dua seniman kelahiran Klaten yang dianggap sebagai maestro hiburan rakyat atau komedi yang dulu tenar pada eranya dan banyak menghiasi layar kaca atau via radio serta mengisi pertunjukan di berbagai daerah


1.        Teguh Slamet Rahardjo


Pada rentang 1970-1990an jagat hiburan tanah air banyak dipenuhi seniman-seniman komedi berbakat dan salah satunya yang cukup membekas bahkan beberapa personelnya masih eksis di industri hiburan tanah air adalah grup lawak Srimulat yang berdiri pada tahun 1950 dan diprakarsai Teguh Slamet Rahardjo


Spoiler for Foto Teguh Slamet Rahardjo dan R.A. Srimulat:


Teguh Slamet Rahardjo, laki-laki kelahiran 8 Agustus 1926, berasal dari keluarga miskin di Bareng, Klaten, Jawa Tengah, dari pasangan Ginem Go Djon Nio dan Kho Bok Kwie, dan Teguh Slamet Rahardjo terlahir dengan nama tionghoa Kho Tjien Tiong


Karier Teguh Slamet Rahardjo dimulai saat pementasan Orkes Keroncong Bunga Mawar di Purwodadi dan berjumpa dengan Raden Ayu Srimulat yang juga kelahiran Klaten, yang akhirnya tanggal 8 Agustus 1950, mereka menikah dan mendirikan Gema Malam Srimulat yang awalnya grup kesenian tradisional keliling yang penamaannya berasal dari nama istrinya R.A. Srimulat


Hal utama yang dijual dalam pementasan mereka, selain materi yang lucu, adalah kekhasan para pemainnya. Itu merupakan syarat mutlak yang ditekankan oleh Teguh saat merekrut para calon anggotanya. Ciri khas yang dimaksud ada beberapa corak, di antaranya adalah penampilan, gaya bicara, dan kalimat-kalimat yang menjadi trade mark seorang pemain, diantaranya Tarsan yang sering bergaya militer, Tessy dengan gaya kewanitaan, dan Gogon dengan rambut mohawk, atau Kadir dengan logat Madura


Spoiler for Foto Lawas Srimulat:


pada era 1980-1990 ditengah bermunculannya seniman komedi tanah air yang membawakan lawakan bersifat umum (tidak menonjolkan kedaerahan tertentu), menjadi terpaan berat bagi Srimulat, sehingga pada 1989 Teguh Slamet Rahardjo membubarkan grup lawak yang telah didirikannya tersebut, namun atas inisiasi dari Gogon pada tahun 1995 personel Srimulat berhasil direunifikasi kembali.


Teguh Slamet Rahardjo telah menjadi leader grup Srimulat mulai 1957 hingga 1985 dan 2 tahun pasca istrinya wafat (1968), beliau menikah dengan salah satu personel Srimulat yaitu Jujuk Juariah pada 1970 dan menemani hingga beliau wafat pada September 1966, dan selama memimpin Srimulat beliau menggunakan corak kepemimpinan kharismatik, dan menerapkan sistem kekeluargaan bersifat komunal


2.        Eddy Sud


Satu lagi seniman lawak/komedi kelahiran Klaten, yang cukup berpengaruh dalam sejarah dunia hiburan tanah air yaitu Eddy Sud yang terlahir dengan nama Eddy Sudihardjo di Desa Sayangan, Gondang Winangun, Klaten, Jawa Tengah, pada 20 Agustus 1937


Karier Eddy Sud di dunia hiburan tanah air dimulai pada tahun 1959 ketika bertemu pelawak Us Us dan berduet dalam film pertama berjudul Satu Bujang Lima Dara (1959) dan setelahnya pada 1960 semasa kuliah di Universitas Gadjahmada (tidak selesai) bertemu dengan Iskak dan S.Bagio membentuk grup Trio dan hijrah ke Jakarta, namun tak lama Eddy Sud dan Iskak membentuk grup lawak bersama legenda lainnya Bing Slamet dan Ateng, dan pada 1967 membentuk grup lawak legendaris bernama Kwartet Kita dan oleh Ali Sadikin Gubernur DKI disarankan diubah menjadi Kwartet Jayakarta (Jaya).


Spoiler for Foto Kwartet Jaya:



Popularitas Eddy Sud bersama Kwartet Jaya di dunia hiburan semakin bersinar hingga tahun 1975 dan mulai merambah dunia perfilman namun karena dalam grup tersebut lebih menonjol peran Bing Slamet dan Ateng, judul film yang dibawakan oleh Kwartet Jaya pun memakai nama dua punggawa tersebut, sebut saja film Bing Slamet Setan Djalanan (1972), Bing Slamet Dukun Palsu (1973), Ateng Minta kimpoi (1974) dan Ateng Raja Penyamun (1974)


Karier Eddy Sud di dunia hiburan mulai meredup pasca wafatnya pentolan grup mereka Bing Slamet pada Desember 1974, dan ironisnya pada pengujung 1975 Ateng dan Iskak memutuskan mundur dan membentuk grup duo tersendiri, yang menandai bubarnya Grup Kwartet Jaya, namun selepas Kwartet Jaya, Eddy Sud sempat membentuk grup baru bersama Kris Biantoro, Adi Bing Slamet dan Mang Udel namun tak bertahan lama.


Rentang 1980-1990 Eddy Sud masih merambah dunia hiburan tanah air dengan dipercaya oleh TVRI mengoordinir artis safari dan membawakan acara Aneka Ria Safari di TVRI, dan pernah dipercaya menjadi Ketua Paguyuban Lawak Indonesia, hingga kemudian beliau meninggal dunia pada tahun 2005


Spoiler for Foto Lawas Pelawak:



Demikian ulasan yang bisa saya angkat, mohon maaf apabila kurang berkenan dan banyak kesalahan redaksional


Semoga bisa menambah atau membawa kerinduan akan legenda lawak tanah air,


Terima Kasih


Sumber:
Link 1
Link 2
Link 3
Link 4
Link 5
anjaultrasAvatar border
666fapfapAvatar border
trifatoyahAvatar border
trifatoyah dan 3 lainnya memberi reputasi
4
922
2
GuestAvatar border
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan