

TS
junoon
[Coc Reg. Semarang] Keluarga besar di balik LUNPIA SEMARANG
Apa kabar teman-teman semua?? Piye kabare?? 
Mohon izin untuk ikut meramaikan COC Regional Semarang, walaupun saya sendiri sebenarnya bukan orang Semarang. Kebetulan saya dari Bekasi, Jawa Barat. Tapi saya sering jalan-jalan ke Semarang, terakhir ke Semarang tahun 2019. Jadi saya sudah hapal beberapa sisi Semarang seperti Tugu Muda, Simpang Lima, Kota Lama, sampai ke Sukun, Banyumanik dst.
Dan saya sebagai pencinta wisata kuliner tentu tidak melewatkan makanan-makanan khas Semarang setiap berkunjung ke kota ini, seperti Nasi Ayam, Nasi Goreng Babat, Tahu Pong, dll.
Tapi tentu saja, tidak ada makanan lain yang menjadi "ikon" Semarang selain yang satu ini: LUNPIA atau LUMPIA.
Oleh karena itu, izinkan saya di thread ini membahas sekilas tentang makanan yang berisi rebung ini, karena ternyata di balik makanan yang lezat yang sering saya jadikan oleh-oleh buat keluarga ini, ternyata ada silsilah keluarga besar pencipta dan pemilik toko/kios lunpia terkenal di Semarang.
Itulah saja sekilas tentang keluarga penemu lunpia Semarang, yang kini keturunannya memiliki beberapa toko lunpia legendaris dan populer, yang menjadi pilihan entah itu bagi kalian orang Semarang yang sedang mencari lunpia, atau wisatawan dari berbagai tempat yang datang ke Semarang dan mencari oleh-oleh.
Sekian dan terima kasih.

Mohon izin untuk ikut meramaikan COC Regional Semarang, walaupun saya sendiri sebenarnya bukan orang Semarang. Kebetulan saya dari Bekasi, Jawa Barat. Tapi saya sering jalan-jalan ke Semarang, terakhir ke Semarang tahun 2019. Jadi saya sudah hapal beberapa sisi Semarang seperti Tugu Muda, Simpang Lima, Kota Lama, sampai ke Sukun, Banyumanik dst.
Dan saya sebagai pencinta wisata kuliner tentu tidak melewatkan makanan-makanan khas Semarang setiap berkunjung ke kota ini, seperti Nasi Ayam, Nasi Goreng Babat, Tahu Pong, dll.
Tapi tentu saja, tidak ada makanan lain yang menjadi "ikon" Semarang selain yang satu ini: LUNPIA atau LUMPIA.
Oleh karena itu, izinkan saya di thread ini membahas sekilas tentang makanan yang berisi rebung ini, karena ternyata di balik makanan yang lezat yang sering saya jadikan oleh-oleh buat keluarga ini, ternyata ada silsilah keluarga besar pencipta dan pemilik toko/kios lunpia terkenal di Semarang.
Quote:
Quote:
Di balik nama "Lumpia" atau "Lunpia"
"Lunpia" sendiri merupakan turunan dari makanan khas Tionghoa yang biasa disebut dalam bahasa Inggris dengan nama "Spring Roll". "Spring Roll" adalah terjemahan dari nama makanan ini dalam bahasa Kantonis, "cheun kyun" (春卷), atau dalam bahasa Mandarin disebut "chun juan". Disebut "Spring Roll" karena makanan ini umumnya dimakan pada saat musim semi (spring).
Sementara nama "lunpia" berasal dari bahasa Hokkien, "lun pia" (潤餅) atau dalam bahasa Mandarin "run bing". Tidak heran, mengingat leluhur mayoritas suku Tionghoa di Indonesia khususnya di Jawa adalah berbahasa Hokkien, yang berasal dari sisi selatan Provinsi Fujian (Xiamen, Zhangzhou, Quanzhou). Secara harafiah, "lun pia" atau "run bing" berarti "kue lembap".
Bagaimana kemudian "lun pia" diucapkan menjadi "lumpia"??? Tentu saja, karena mulut dan lidah manusia lebih gampang mengucapkan "lumpia" dibanding "lunpia". Kalau gak percaya, silakan coba sendiri. Peralihan "m" ke "p" tentu lebih mudah karena ketika kita melafalkan kedua huruf ini, ujung bibir kita tertutup dan lidah kita cenderung menempel ke bawah mulut, atau tidak menempel ke manapun. Sementara ketika mengucapkan "n", mulut kita sedang agak terbuka dan lidah kita menempel ke bagian atas mulut. Maka peralihan "n" ke "p" tentu lebih sulit.
Bagaimana dengan LUNPIA SEMARANG??
Akar lunpia Semarang sebenarnya berasal dari "spring roll" itu tadi. Tapi kemudian, lunpia Semarang berevolusi dengan ciri khasnya sendiri, yaitu dengan isi rebung yang sangat dominan. Sementara pada "spring roll" di China sendiri, isinya bisa sangat beragam. Ada wortel, selada, kubis, dan aneka sayuran lain, juga ditambah dengan ikan, udang, atau ayam.
"Lunpia" sendiri merupakan turunan dari makanan khas Tionghoa yang biasa disebut dalam bahasa Inggris dengan nama "Spring Roll". "Spring Roll" adalah terjemahan dari nama makanan ini dalam bahasa Kantonis, "cheun kyun" (春卷), atau dalam bahasa Mandarin disebut "chun juan". Disebut "Spring Roll" karena makanan ini umumnya dimakan pada saat musim semi (spring).
Sementara nama "lunpia" berasal dari bahasa Hokkien, "lun pia" (潤餅) atau dalam bahasa Mandarin "run bing". Tidak heran, mengingat leluhur mayoritas suku Tionghoa di Indonesia khususnya di Jawa adalah berbahasa Hokkien, yang berasal dari sisi selatan Provinsi Fujian (Xiamen, Zhangzhou, Quanzhou). Secara harafiah, "lun pia" atau "run bing" berarti "kue lembap".
Bagaimana kemudian "lun pia" diucapkan menjadi "lumpia"??? Tentu saja, karena mulut dan lidah manusia lebih gampang mengucapkan "lumpia" dibanding "lunpia". Kalau gak percaya, silakan coba sendiri. Peralihan "m" ke "p" tentu lebih mudah karena ketika kita melafalkan kedua huruf ini, ujung bibir kita tertutup dan lidah kita cenderung menempel ke bawah mulut, atau tidak menempel ke manapun. Sementara ketika mengucapkan "n", mulut kita sedang agak terbuka dan lidah kita menempel ke bagian atas mulut. Maka peralihan "n" ke "p" tentu lebih sulit.
Bagaimana dengan LUNPIA SEMARANG??
Akar lunpia Semarang sebenarnya berasal dari "spring roll" itu tadi. Tapi kemudian, lunpia Semarang berevolusi dengan ciri khasnya sendiri, yaitu dengan isi rebung yang sangat dominan. Sementara pada "spring roll" di China sendiri, isinya bisa sangat beragam. Ada wortel, selada, kubis, dan aneka sayuran lain, juga ditambah dengan ikan, udang, atau ayam.
Quote:
Keluarga di balik Lunpia Semarang
Pelopor munculnya lunpia Semarang dengan ciri khasnya yang membedakannya dengan lumpia atau "spring roll" versi lainnya adalah sepasang suami istri Tjoa Thay Yoedan Wasih. Tjoa Thay Yoe adalah perantau Tionghoa dari Fujian, sementara istrinya Wasih adalah perempuan Jawa.
Pada awalnya, Wasih sebenarnya adalah pesaing Tjoa Thay Yoe. Tjoa Thay Yoe menjual lumpia khas Tionghoa dengan rasa asin. Wasih membuat makanan berbentuk martabak orak-arik isi ayam, udang dan telur dengan rasa manis. Kemudian mereka berdua pun bersahabat dan saling bertukar resep hingga akhirnya menikah. Dari sinilah mereka berdua memadukan resep, sehingga lahirlah lumpia Semarang yang memadukan kedua rasa, manis dan asin.
Dengan demikian, bisa disimpulkan bahwa "lunpia Semarang" adalah contoh akulturasi budaya Tionghoa dan Jawa, yang biasa dikenal sebagai budaya "Peranakan".
Dari pasangan suami istri ini, ada seorang anak perempuan bernama Tjoa Po Nio yang menikah dengan lelaki bernama Siem Gwan Sing.
Dari keluarga Siem Gwan Sing dan Tjoa Po Nio, tercatat ada 3 orang anak.
Yang pertama adalah Siem Swie Kiem. Beliau mendirikan kios lunpia yang kini kita kenal sebagai Lunpia Gang Lombok, tepat di Gang Lombok, di samping Klenteng Tay Kak Sie.
Yang kedua adalah Siem Swie Hie, yang kemudian memiliki seorang anak perempuan bernama Siem Siok Lien, atau kita lebih mengenalnya sebagai Mbak Lien. Yes, beliau adalah pemilik Lunpia Mbak Lien di Jl Pemuda dan sebuah kios kecil di Jl Pandanaran, di emperan toko Bandeng Juwana.
Yang ketiga adalah anak perempuan bernama Siem Hwa Nio. Beliau memiliki anak-anak yang tidak tercatat namanya, kecuali beberapa orang yang tercatat namanya sebagai Tan Yok Tjai, Tan Yok Lien dan Tan Yok Kie. Anak-anak Siem Hwa Nio ini adalah pemilik dari Lunpia Mataram, sesuai namanya, toko lunpia ini berawal di Jl Mataram atau Jl MT Haryono, tetapi memiliki beberapa cabang di tempat lain di kota Semarang dan juga di Jakarta.
Tan Yok Tjai memiliki seorang anak perempuan bernama Meliani Sugiarto atau lebih dikenal sebagai Cik Me Me. Beliau adalah pemilik Lunpia Cik Me Me, yang awalnya bernama Lunpia Delights, berdiri tahun 2014.
Selain itu, salah satu cucu dari Siem Hwa Nio juga adalah pemilik toko Lunpia Express.
Dengan demikian, setidaknya ada 5 generasi keluarga pemilik lunpia yang tercatat di dunia maya:
Generasi 1: Tjoa Thay Yoe - Wasih (pencipta Lunpia Semarang)
Generasi 2: Siem Gwan Sing - Tjoa Po Nio
Generasi 3: Siem Swie Kiem (Lunpia Gang Lombok), Siem Hwa Nio (Lunpia Mataram)
Generasi 4: Siem Siok Lien / Mbak Lien / Sri Iriani Santoso (Lunpia Mbak Lien)
Generasi 5: Meliani Sugiarto / Cik Me Me (Lunpia Cik Me Me), Lunpia Express (nama pemilik tidak diketahui)
Mungkin masih ada nama-nama yang tidak tercatat dari keluarga ini, entah mereka tidak ikut berbisnis di dunia lunpia, atau mereka mungkin ikut berjualan lunpia tapi pemiliknya tidak dikenali.
Pelopor munculnya lunpia Semarang dengan ciri khasnya yang membedakannya dengan lumpia atau "spring roll" versi lainnya adalah sepasang suami istri Tjoa Thay Yoedan Wasih. Tjoa Thay Yoe adalah perantau Tionghoa dari Fujian, sementara istrinya Wasih adalah perempuan Jawa.
Pada awalnya, Wasih sebenarnya adalah pesaing Tjoa Thay Yoe. Tjoa Thay Yoe menjual lumpia khas Tionghoa dengan rasa asin. Wasih membuat makanan berbentuk martabak orak-arik isi ayam, udang dan telur dengan rasa manis. Kemudian mereka berdua pun bersahabat dan saling bertukar resep hingga akhirnya menikah. Dari sinilah mereka berdua memadukan resep, sehingga lahirlah lumpia Semarang yang memadukan kedua rasa, manis dan asin.
Dengan demikian, bisa disimpulkan bahwa "lunpia Semarang" adalah contoh akulturasi budaya Tionghoa dan Jawa, yang biasa dikenal sebagai budaya "Peranakan".
Dari pasangan suami istri ini, ada seorang anak perempuan bernama Tjoa Po Nio yang menikah dengan lelaki bernama Siem Gwan Sing.
Dari keluarga Siem Gwan Sing dan Tjoa Po Nio, tercatat ada 3 orang anak.
Yang pertama adalah Siem Swie Kiem. Beliau mendirikan kios lunpia yang kini kita kenal sebagai Lunpia Gang Lombok, tepat di Gang Lombok, di samping Klenteng Tay Kak Sie.
Yang kedua adalah Siem Swie Hie, yang kemudian memiliki seorang anak perempuan bernama Siem Siok Lien, atau kita lebih mengenalnya sebagai Mbak Lien. Yes, beliau adalah pemilik Lunpia Mbak Lien di Jl Pemuda dan sebuah kios kecil di Jl Pandanaran, di emperan toko Bandeng Juwana.
Yang ketiga adalah anak perempuan bernama Siem Hwa Nio. Beliau memiliki anak-anak yang tidak tercatat namanya, kecuali beberapa orang yang tercatat namanya sebagai Tan Yok Tjai, Tan Yok Lien dan Tan Yok Kie. Anak-anak Siem Hwa Nio ini adalah pemilik dari Lunpia Mataram, sesuai namanya, toko lunpia ini berawal di Jl Mataram atau Jl MT Haryono, tetapi memiliki beberapa cabang di tempat lain di kota Semarang dan juga di Jakarta.
Tan Yok Tjai memiliki seorang anak perempuan bernama Meliani Sugiarto atau lebih dikenal sebagai Cik Me Me. Beliau adalah pemilik Lunpia Cik Me Me, yang awalnya bernama Lunpia Delights, berdiri tahun 2014.
Selain itu, salah satu cucu dari Siem Hwa Nio juga adalah pemilik toko Lunpia Express.
Dengan demikian, setidaknya ada 5 generasi keluarga pemilik lunpia yang tercatat di dunia maya:
Generasi 1: Tjoa Thay Yoe - Wasih (pencipta Lunpia Semarang)
Generasi 2: Siem Gwan Sing - Tjoa Po Nio
Generasi 3: Siem Swie Kiem (Lunpia Gang Lombok), Siem Hwa Nio (Lunpia Mataram)
Generasi 4: Siem Siok Lien / Mbak Lien / Sri Iriani Santoso (Lunpia Mbak Lien)
Generasi 5: Meliani Sugiarto / Cik Me Me (Lunpia Cik Me Me), Lunpia Express (nama pemilik tidak diketahui)
Mungkin masih ada nama-nama yang tidak tercatat dari keluarga ini, entah mereka tidak ikut berbisnis di dunia lunpia, atau mereka mungkin ikut berjualan lunpia tapi pemiliknya tidak dikenali.
Quote:
Lunpia Gang Lombok (Siem Swie Kiem)
LUNPIA GANG LOMBOKadalah toko tertua lunpia di Semarang yang masih berdiri lebih dari 100 tahun, dan dianggap sebagai satu-satunya lunpia generasi ke-3 yang masih tersisa. Sesuai namanya, lunpia ini terletak di Gang Lombok, di tepian Kali Semarang dan samping Klenteng Tay Kak Sie.
Sebagai toko lunpia yang tertua, Lunpia Gang Lombok masih menjaga resep tradisionalnya tanpa modifikasi, yaitu dengan campuran isi rebung, udang dan telur.
Selain itu penampilan tokonya juga masih sangat tradisional, tidak diubah menjadi bangunan modern.
Dengan ciri khasnya yang masih mempertahankan keaslian lunpia Semarang ciptaan leluhurnya, maka toko lunpia ini sering dikunjungi wisatawan dan diliput berbagai media, yang terakhir adalah program TVN Asia berjudul "Wok The World" dengan bintang utama Chef Alvin Leung, yang juga juri Masterchef Canada.
Saat ini Lunpia Gang Lombok dikelola oleh salah satu cucu Siem Swie Kiem yang bernama Purnomo Usodo.
LUNPIA GANG LOMBOKadalah toko tertua lunpia di Semarang yang masih berdiri lebih dari 100 tahun, dan dianggap sebagai satu-satunya lunpia generasi ke-3 yang masih tersisa. Sesuai namanya, lunpia ini terletak di Gang Lombok, di tepian Kali Semarang dan samping Klenteng Tay Kak Sie.
Sebagai toko lunpia yang tertua, Lunpia Gang Lombok masih menjaga resep tradisionalnya tanpa modifikasi, yaitu dengan campuran isi rebung, udang dan telur.
Selain itu penampilan tokonya juga masih sangat tradisional, tidak diubah menjadi bangunan modern.
Dengan ciri khasnya yang masih mempertahankan keaslian lunpia Semarang ciptaan leluhurnya, maka toko lunpia ini sering dikunjungi wisatawan dan diliput berbagai media, yang terakhir adalah program TVN Asia berjudul "Wok The World" dengan bintang utama Chef Alvin Leung, yang juga juri Masterchef Canada.
Saat ini Lunpia Gang Lombok dikelola oleh salah satu cucu Siem Swie Kiem yang bernama Purnomo Usodo.
Quote:
Lunpia Mbak Lien (Siem Siok Lien)
LUNPIA MBAK LIEN adalah toko lunpia yang didirikan oleh Mbak Lien (nama Tionghoa: Siem Siok Lien, nama Indonesia: Sri Iriani Santoso). Beliau adalah generasi ke-4 dari keluarga Tjoa Thay Yoe dan keponakan dari Siem Swie Kiem (Lunpia Gang Lombok).
TS pribadi lebih sering beli lunpia di sini, karena memang letaknya sangat strategis. Toko utamanya ada di sebuah gang di Jl Pemuda, depan Sri Ratu. Sementara 1 kios lainnya ada di Jl Pandanaran, di emperan toko Bandeng Juwana. Jadi pas beli oleh-oleh bandeng & wingko babat ya sekalian beli lunpia ini.
Awalnya, Mbak Lien membuat lunpia dengan 3 rasa: ayam, udang, dan campuran ayam + udang. Tetapi karena merasa kerepotan, beliau hanya menciptakan 1 jenis, yaitu lunpia spesial dengan isi campuran rebung, udang, dan ayam kampung.
Agak berbeda dengan toko Lunpia Gang Lombok yang bentuknya masih tradisional, Lunpia Mbak Lien sudah agak modern dengan membuat tokonya seperti restoran.
LUNPIA MBAK LIEN adalah toko lunpia yang didirikan oleh Mbak Lien (nama Tionghoa: Siem Siok Lien, nama Indonesia: Sri Iriani Santoso). Beliau adalah generasi ke-4 dari keluarga Tjoa Thay Yoe dan keponakan dari Siem Swie Kiem (Lunpia Gang Lombok).
TS pribadi lebih sering beli lunpia di sini, karena memang letaknya sangat strategis. Toko utamanya ada di sebuah gang di Jl Pemuda, depan Sri Ratu. Sementara 1 kios lainnya ada di Jl Pandanaran, di emperan toko Bandeng Juwana. Jadi pas beli oleh-oleh bandeng & wingko babat ya sekalian beli lunpia ini.
Awalnya, Mbak Lien membuat lunpia dengan 3 rasa: ayam, udang, dan campuran ayam + udang. Tetapi karena merasa kerepotan, beliau hanya menciptakan 1 jenis, yaitu lunpia spesial dengan isi campuran rebung, udang, dan ayam kampung.
Agak berbeda dengan toko Lunpia Gang Lombok yang bentuknya masih tradisional, Lunpia Mbak Lien sudah agak modern dengan membuat tokonya seperti restoran.
Spoiler for Update terbaru:
*Pada saat TS membuat thread ini, TS baru tahu kalau ternyata Mbak Lien telah meninggal dunia pada tanggal 20 Juni 2020. Semoga arwah beliau tenang di surga, dan keluarga yang ditinggalkan diberi ketabahan dan penghiburan.
Quote:
Lunpia Mataram (keluarga Siem Hwa Nio)
LUNPIA MATARAM sebenarnya tidak hanya merujuk ke 1 toko saja, tetapi juga ke beberapa toko lunpia yang ada di Jl Mataram atau Jl MT Haryono.
Ditambah lagi, tidak seperti Lunpia Gang Lombok yang tidak buka cabang dimanapun, atau Lunpia Mbak Lien yang hanya punya 1 cabang kios kecil, maka Lunpia Mataram ini banyak cabangnya, yang dimiliki oleh keturunan dari Siem Hwa Nio sendiri. Bahkan cabang lunpia ini juga ada di Jakarta.
Masalahnya, di Jl Mataram ada cukup banyak toko yang mencatut nama "Lunpia Mataram" sehingga kita tidak tahu mana yang sebenarnya lunpia Mataram yang asli, atau yang benar-benar milik keturunan mendiang Siem Hwa Nio. Yang tercatat adalah lunpia dengan alamat "Kampung Baris 501" dan dengan ikon lukisan perempuan yang sedang makan lunpia.
Resep lunpia Mataram tidak jauh beda dengan 2 lumpia sebelumnya, bedanya lunpia Mataram juga menyediakan varian dengan daging babi, jadi untuk teman-teman yang Muslim tolong agak berhati-hati ketika makan lunpia di sini.
Di antara beberapa anggota keluarga pemilik Lunpia Mataram tercatat beberapa nama seperti Tan Yok Tjai, Tan Yok Lien alias Rekso, dan Tan Yok Kie alias Widyo S. yang memiliki cabang di Jl Pandanaran.
LUNPIA MATARAM sebenarnya tidak hanya merujuk ke 1 toko saja, tetapi juga ke beberapa toko lunpia yang ada di Jl Mataram atau Jl MT Haryono.
Ditambah lagi, tidak seperti Lunpia Gang Lombok yang tidak buka cabang dimanapun, atau Lunpia Mbak Lien yang hanya punya 1 cabang kios kecil, maka Lunpia Mataram ini banyak cabangnya, yang dimiliki oleh keturunan dari Siem Hwa Nio sendiri. Bahkan cabang lunpia ini juga ada di Jakarta.
Masalahnya, di Jl Mataram ada cukup banyak toko yang mencatut nama "Lunpia Mataram" sehingga kita tidak tahu mana yang sebenarnya lunpia Mataram yang asli, atau yang benar-benar milik keturunan mendiang Siem Hwa Nio. Yang tercatat adalah lunpia dengan alamat "Kampung Baris 501" dan dengan ikon lukisan perempuan yang sedang makan lunpia.
Resep lunpia Mataram tidak jauh beda dengan 2 lumpia sebelumnya, bedanya lunpia Mataram juga menyediakan varian dengan daging babi, jadi untuk teman-teman yang Muslim tolong agak berhati-hati ketika makan lunpia di sini.
Di antara beberapa anggota keluarga pemilik Lunpia Mataram tercatat beberapa nama seperti Tan Yok Tjai, Tan Yok Lien alias Rekso, dan Tan Yok Kie alias Widyo S. yang memiliki cabang di Jl Pandanaran.
Quote:
Lunpia Cik Me Me
cucu dari Siem Hwa Nio (Lunpia Mataram)
LUNPIA CIK ME MEdi Jl Gajahmada adalah toko lunpia dengan pemilik bernama Meilani Sugiarto alias Cik Me Me. Beliau adalah keluarga Lunpia Mataram, cucu dari Siem Hwa Nio dan anak dari Tan Yok Tjai.
Pada saat berdiri tahun 2014, toko lunpia ini bernama Lunpia Delights, tapi setelah dikritik oleh Sekda Kota Semarang karena namanya yang terlalu "Inggris", akhirnya toko lunpia ini berganti nama menjadi "Lunpia Cik Me Me" pada tahun 2017.
Sebagai pendatang baru di jagad lunpia, Lunpia Cik Me Me agak berbeda dengan ke-3 lumpia tradisional di atas, yaitu dengan menambahkan varian-varian lunpia yang baru, seperti Lunpia Raja Nusantara (singakatan dari Rasa Jamur Nusantara) dengan potongan kacang mede, dan juga lunpia dengan isi lainnya yang beragam seperti ikan kakap, kepiting, bahkan ada isi kambing jantan muda (KaJaMu).
Ciri khas lain lunpia Cik Me Me sebagai lunpia modern adalah racikan rebungnya sehingga menghasilkan bau yang tidak terlalu kuat.
Selain itu tentu saja sebagai toko lunpia modern, bangunan toko lunpia Cik Me Me ini juga sangat modern dengan berbagai fasilitas seperti ruangan ber-AC, playground untuk anak-anak, ruang rapat, dan musholla.
Dan ternyata Lunpia Cik Me Me adalah pelopor lunpia halal, toko lunpia yang pertama kali mengajukan sertifikasi halal ke MUI Jawa Tengah.
cucu dari Siem Hwa Nio (Lunpia Mataram)
LUNPIA CIK ME MEdi Jl Gajahmada adalah toko lunpia dengan pemilik bernama Meilani Sugiarto alias Cik Me Me. Beliau adalah keluarga Lunpia Mataram, cucu dari Siem Hwa Nio dan anak dari Tan Yok Tjai.
Pada saat berdiri tahun 2014, toko lunpia ini bernama Lunpia Delights, tapi setelah dikritik oleh Sekda Kota Semarang karena namanya yang terlalu "Inggris", akhirnya toko lunpia ini berganti nama menjadi "Lunpia Cik Me Me" pada tahun 2017.
Sebagai pendatang baru di jagad lunpia, Lunpia Cik Me Me agak berbeda dengan ke-3 lumpia tradisional di atas, yaitu dengan menambahkan varian-varian lunpia yang baru, seperti Lunpia Raja Nusantara (singakatan dari Rasa Jamur Nusantara) dengan potongan kacang mede, dan juga lunpia dengan isi lainnya yang beragam seperti ikan kakap, kepiting, bahkan ada isi kambing jantan muda (KaJaMu).
Ciri khas lain lunpia Cik Me Me sebagai lunpia modern adalah racikan rebungnya sehingga menghasilkan bau yang tidak terlalu kuat.
Selain itu tentu saja sebagai toko lunpia modern, bangunan toko lunpia Cik Me Me ini juga sangat modern dengan berbagai fasilitas seperti ruangan ber-AC, playground untuk anak-anak, ruang rapat, dan musholla.
Dan ternyata Lunpia Cik Me Me adalah pelopor lunpia halal, toko lunpia yang pertama kali mengajukan sertifikasi halal ke MUI Jawa Tengah.
Quote:
Lunpia Express
cucu dari Siem Hwa Nio (Lunpia Mataram)
Lunpia Express adalah contoh lain dari toko lunpia modern. Toko lunpia ini juga dimiliki oleh salah satu cucu Siem Hwa Nio (pendiri Lunpia Mataram) yang tidak diketahui namanya. Tidak jauh beda dengan Lunpia Cik Me Me, Lunpia Express sebagai lunpia modern juga menambahkan varian baru lunpia seperti lunpia dengan isi kepiting.
cucu dari Siem Hwa Nio (Lunpia Mataram)
Lunpia Express adalah contoh lain dari toko lunpia modern. Toko lunpia ini juga dimiliki oleh salah satu cucu Siem Hwa Nio (pendiri Lunpia Mataram) yang tidak diketahui namanya. Tidak jauh beda dengan Lunpia Cik Me Me, Lunpia Express sebagai lunpia modern juga menambahkan varian baru lunpia seperti lunpia dengan isi kepiting.
Itulah saja sekilas tentang keluarga penemu lunpia Semarang, yang kini keturunannya memiliki beberapa toko lunpia legendaris dan populer, yang menjadi pilihan entah itu bagi kalian orang Semarang yang sedang mencari lunpia, atau wisatawan dari berbagai tempat yang datang ke Semarang dan mencari oleh-oleh.
Sekian dan terima kasih.

Quote:
SUMBER
https://id.wikipedia.org/wiki/Lumpia_Semarang
https://en.wikipedia.org/wiki/Spring_roll
https://halosemarang.id/sejarah-lump...nta-dua-sejoli
https://travel.tribunnews.com/2019/0...ak-di-semarang
https://jateng.tribunnews.com/2017/0...dustri-kuliner
https://www.pejalansantai.com/2017/1...sa-lunpia.html
*Sumber lainnya ada di caption foto
https://id.wikipedia.org/wiki/Lumpia_Semarang
https://en.wikipedia.org/wiki/Spring_roll
https://halosemarang.id/sejarah-lump...nta-dua-sejoli
https://travel.tribunnews.com/2019/0...ak-di-semarang
https://jateng.tribunnews.com/2017/0...dustri-kuliner
https://www.pejalansantai.com/2017/1...sa-lunpia.html
*Sumber lainnya ada di caption foto
Diubah oleh junoon 30-09-2020 19:11






depata.prasetya dan 3 lainnya memberi reputasi
4
1.6K
Kutip
8
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan