Siapa di antara GanSis yang memiliki lahan atau pekarangan yang luas di sekitar rumah? Kalau memang demikian, kalian adalah orang yang beruntung. Sebab, lahan tersebut bisa banyak dimanfaatkan untuk berbagai macam kegiatan. Apalagi, di masa pandemi seperti sekarang ini.

Namun, bagaimana bila rumah tinggal GanSis tidak memiliki halaman sama sekali? Seperti rumah ane, misalnya.

Dikarenakan ane--alhamdulillah--mampunya membeli rumah tipe 36, ane memanfaatkan seluruh sisa tanah untuk dijadikan bangunan. Konsekuensinya, rumah ane jadi tidak memiliki halaman dan tidak punya lahan untuk kegiatan tanam-menanam.

Memiliki rumah yang serba minimal, baik bentuk serta luas tanahnya, memang ada positif dan negatifnya. Dari sisi positif, kalau mau menuju tempat lain, ane tidak perlu mengeluarkan energi lebih. Sebab, hanya dengan beberapa langkah ane bisa segera sampai ke tujuan. Begitu pun dengan bersih-bersihnya. Tidak membutuhkan waktu ekstra. 😁

Sedangkan sisi negatifnya, ya, itu tadi. Ane jadi tidak punya halaman gara-gara ane mengekspansi bangunannya.

Lalu, bagaimana caranya supaya rumah ane ada hijau-hijau segar gitu atau bahkan bisa memiliki bunga yang berwarna-warni di rumah? Akhirnya, ane mengikuti saran beberapa teman untuk menciptakan taman sendiri dengan cara menanam dengan menggunakan media pot seperti yang ada di rumah orang tua ane yang kebetulan tinggal tidak jauh.

Oke, singkat cerita, ane sudah memiliki beberapa tanaman yang bikin mata sejuk, nih, Gaes. Akan tetapi, belum lama ane menikmati hal itu, ada sesuatu yang bikin ane mual dan termehek-mehek setiap hari dikarenakan adanya bau yang tidak sedap.

Apakah kalian bisa menebaknya, GanSis?

Ternyata eh ternyata, di sekitar tanah tanaman ane yang luasnya cuma secuil itu, yang ada di pot, rupanya dijadikan lahan buat hewan berkaki empat piaraan tetangga untuk buang hajatnya di sana, Gaes.

What?!😲

Itu tanaman udah cakep, pake pot yang oke, eh, ujung-ujungnya malah jadi tempat penampungan kotoran binatang. Gimana hati ane enggak dongkol banget, GanSis? Emang sih, kotoran hewan bisa juga berfungsi sebagai pupuk kompos alami. Namun, tetap saja ane yang enggak rela makhluk itu buang hajat di sekitaran tanaman ane.

Otak ane langsung bekerja, GanSis. Gimana caranya supaya hewan-hewan tersebut enggak buang hajat sembarangan lagi, khususnya di pot tanaman ane.

Atas saran tetangga sebelah, ane akhirnya membeli beberapa bungkus tusuk sate. Mau tahu buat apa, Gaes? Nah, tusuk sate itu ditancapkan di sekitar tanaman. Harus rapat, ya, GanSis. Pokoknya sebisa mungkin tidak memberikan ruang/celah untuk binatang berkaki empat itu untuk bisa buang hajat di sana.

And it works, Gaes! Tanaman ane pun jauh dari aneka kotoran hewan. Ane bisa menikmati hijaunya daun dan menghirup wangi bunga tanpa tercemari dengan bau yang tidak sedap. 😉