Assalamu'alaikum, Gansist! Jumpa lagi dengan TS, di thread yang Insya Allah menyajikan informasi menarik bagi kalian semua.

Menemani weekend Agan dan Sista di pagi yang sedikit mendung ini, TS akan mengajak kalian mengulas destinasi wisata di kota Solo. Yah, siapa tau bisa sedikit mengobati kerinduan kalian dengan suasana liburan yang sudah lama tidak bisa kalian lakukan. Atau malah jadi tambah bikin kangen? Sabar, tunggu sampai Corona benar-benar sirna dari bumi kita tercinta.


Berbicara tentang Solo, ternyata kota di Jawa Tengah ini bukan hanya kaya akan adat dan budayanya loh Gansist, tetapi juga juga kaya dengan destinasi wisata menarik, dan 3 diantaranya adalah bekas pabrik. Pasti kalian nggak nyangka kan, ada bekas pabrik disulap menjadi tempat wisata kekinian?


Daripada penasaran, langsung saja yuk kita simak ulasan selengkapnya!


Gak Nyangka! 3 Destinasi Wisata di Solo Ini Ternyata Bekas Pabrik[CENTER]

1. De Tjolomadoe




[CENTER]De Tjolomadoe adalah bekas pabrik gula Colomadu, yang didirikan tahun 1861 oleh Mangkunegara IV. Sempat terbengkalai selama 20 tahun, beberapa BUMN kemudian merevitalisasi dan menjadikannya destinasi wisata kekinian.



Mengunjungi Djolomadoe, Gansist akan disuguhkan pemandangan bangunan bergaya Eropa. Dengan luas area 6,4 hektare bangunan ini dibagi menjadi beberapa area, diantaranya : museum, aula konser, restoran, toko souvernir dan lain-lain. Bukan cuma itu saja, pengunjung juga bisa menyaksikan mesin dan juga ruangan yang dulu digunakan untuk memproduksi gula.



Pengelola sengaja mempertahankan mesin-mesin tersebut dengan tujuan agar pengunjung bisa mengenal alat-alat pembuat gula tempo dulu. Gansist juga bisa mengetahui sejarah awal berdirinya pabrik, dengan mengunjungi ruangan yang mencatat awal berdirinya pabrik terbesar di Asia ini sebelum akhirnya tutup pada tahun 1998.




De Tjolomadoe juga memiliki ruangan khusus bernama Special Lighting, yang akan mengeluarkan warna-warni cahaya neon dalam kegelapan. Bagi Gansist yang ingin merasakan suasana malam di tempat ini datanglah pada hari Jumat-Minggu, karena di hari tersebut De Tjolomadoe tutup sampai jam 9 malam. Setelah lelah berkeliling, kalian bisa menikmati secangkir kopi di kafe instagramable yang ada di area ini.




Harga tiket masuk De Tjolomadoe sendiri sekitar 35 ribu rupiah, harga tersebut tentu sangat terjangkau untuk sebuah destinasi wisata yang sarat akan sejarah.

Selain De Tjolomadoe, destinasi wisata lain yang juga merupakan bekas pabrik gula adalah Heritage Palace. Tempat ini terletak di Sukoharjo dan berdiri tahun 1892, peninggalan kolonial Belanda.


Bagi kalian yang hobi memposting foto di media sosial, Heritage Palace menjadi destinasi wisata yang wajib dikunjungi. Di sini kalian bisa berfoto dengan latar belakang bangunan serupa kastil di Eropa. Di halaman luar terdapat museum mobil antik, jadi pengunjung bisa berswa foto dengan deretan mobil kuno yang salah satunya pernah digunakan oleh Bapak Ir. Soekarno.




Dengan luas 6, 4 hektare ada berbagai area yang bisa dikunjungi diantaranya, museum, omah kwalik, kids town, food street, dan juga 3D Track Art. Di Ruang 3D Art Track ini, pengunjung bisa berfoto dengan latar belakang lukisan 3D yang keren abis. Gansist cukup merogoh kocek 55 ribu rupiah, untuk bisa merasakan semua fasilitas yang ada di dalam Heritage Palace.

Jauh dari kata seram seperti bekas pabrik pada umumnya, Rumah Atsiri justru menyajikan pemandangan asri dengan udara sejuk. Di sini Gansist bisa berswa foto dengan latar belakang tanaman dan juga warna-warni bunga penghasil minyak Atsiri. Minyak Atsiri atau lebih dikenal dengan minyak esensial adalah komponen minyak dari ekstrak tumbuhan yang dipercaya memiliki beragam manfaat untuk kesehatan.


Sesuai namanya, tempat wisata ini dulunya adalah pabrik esensial oill yang merupakan hasil kerjasama antara Indonesia dan Bulgaria. Berbagai fasilitas yang ada di dalam Rumah Atsiri adalah toko souvernir, perpustakaan, museum dan juga restoran.




Selain fasilitas di atas, Rumah Atsiri juga menyediakan fasilitas pendidikan berupa laboratorium untuk TK-SMA. Di sini pengunjung berkesempatan untuk belajar membuat aneka produk minyak atsiri seperti bath bomb, essentials oil, hand shop, serta handsanitazer. Selain belajar membuat, pengunjung juga bisa membawa pulang hasil prakarya yang dibuat. Sangat menyenangkan bukan?




Bagi kalian yang ingin membawa pulang aneka produk hasil olahan atsiri tanpa ribet membuatnya, bisa membelinya di toko souvernir. Untuk masuk ke dalam Rumah Atsiri sendiri pengunjung wajib membeli voucher deposit card senilai 50 ribu rupiah. Voucher ini nantinya bisa digunakan untuk masuk ke dalam Aromatic Garden dan juga Rumah Atsiri.

Bagaimana Gansist, sudah ada bayangan betapa indah destinasi wisata yang sebenarnya hanyalah sebuah bekas pabrik?


Membahas kekayaan alam di Indonesia memang tidak akan pernah habisnya. Mulai dari Sabang sampai Merauke, negara kita punya sisi menarik untuk dibahas. Belum lagi ide-ide masyarakatnya yang mampu menciptakan destinasi wisata baru dari tempat-tempat tak terduga, seperti destinasi wisata bekas pabrik di Solo yang TS sebutkan di atas.


Hal tersebut mengajarkan kita agar bisa berpikir kreatif dan pandai memanfaatkan peluang. Apalagi di tengah pandemi seperti ini, di mana kita benar-benar dituntut untuk berpikir kreatif dan pandai berinovasi dalam segala hal.

Sekian pertemuan kita kali ini, sampai jumpa di lain kesempatan dan tak lupa TS ucapkan terimakasih bagi yang sudah singgah di thread ini.