- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Anies Bilang Corona di DKI Melandai & Terkendali, Beneran?


TS
Joko.Lee
Anies Bilang Corona di DKI Melandai & Terkendali, Beneran?
Quote:

Tanpa terasa sudah dua pekan sejak Gubernur DKI Jakarta Anies Rasyid Baswedan mengumumkan kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) yang lebih ketat. Sesuai janji, kebijakan itu berlaku dua pekan dan kemudian dikaji kembali.
"Dalam rapat koordinasi terkait antisipasi perkembangan kasus Covid-19 di Jabodetabek, Menko Kemaritiman dan Investasi (Marives) menunjukkan data bahwa DKI Jakarta telah melandai dan terkendali, tetapi kawasan Bodetabek masih meningkat, sehingga perlu penyelarasan langkah-langkah kebijakan. Menko Marives juga menyetujui perpanjangan otomatis PSBB DKI Jakarta selama dua minggu," ungkap Anies seperti dikutip dari siaran tertulis Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.
Ya, PSBB yang lebih ketat di Jakarta diperpanjang. Artinya berbagai pembatasan yang berlaku selama dua pekan terakhir masih harus ditaati oleh warga Ibu Kota.
Restoran tidak boleh melayani pengunjung untuk makan-minum di tempat. Pusat perbelanjaan harus membatasi pengunjung maksimal 50%. Pegawai yang masuk kantor dibatasi maksimal 25%. Denda Rp 250.000 bagi yang tidak memakai masker di tempat umum. Tidak boleh berkumpul lebih dari lima orang. Dan lain-lain, dan sebagainya, et cetera.

"Dalam rapat koordinasi terkait antisipasi perkembangan kasus Covid-19 di Jabodetabek, Menko Kemaritiman dan Investasi (Marives) menunjukkan data bahwa DKI Jakarta telah melandai dan terkendali, tetapi kawasan Bodetabek masih meningkat, sehingga perlu penyelarasan langkah-langkah kebijakan. Menko Marives juga menyetujui perpanjangan otomatis PSBB DKI Jakarta selama dua minggu," ungkap Anies seperti dikutip dari siaran tertulis Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.
Ya, PSBB yang lebih ketat di Jakarta diperpanjang. Artinya berbagai pembatasan yang berlaku selama dua pekan terakhir masih harus ditaati oleh warga Ibu Kota.
Restoran tidak boleh melayani pengunjung untuk makan-minum di tempat. Pusat perbelanjaan harus membatasi pengunjung maksimal 50%. Pegawai yang masuk kantor dibatasi maksimal 25%. Denda Rp 250.000 bagi yang tidak memakai masker di tempat umum. Tidak boleh berkumpul lebih dari lima orang. Dan lain-lain, dan sebagainya, et cetera.

Sebelum PSBB model begini diterapkan, Jakarta memberlakukan yang namanya PSBB Transisi. Ini adalah PSBB yang lebih longgar dibandingkan yang berlaku pada April-Mei.
Seiring pelonggaran PSBB, intensitas kontrak dan interaksi antar-manusia meningkat. Akibatnya penyebaran virus corona (Coronavirus Disease-2019/Covid-19) semakin cepat dan luas.
Atas dasar ini Anies kemudian memberlakukan PSBB yang lebih ketat dua minggu lalu. Katanya sih kebijakan ini berhasil membuat kasus corona di Ibu Kota melandai. Benarkah begitu?
Jumlah Pasien Positif Corona Masih Terus Bertambah
Seiring pelonggaran PSBB, intensitas kontrak dan interaksi antar-manusia meningkat. Akibatnya penyebaran virus corona (Coronavirus Disease-2019/Covid-19) semakin cepat dan luas.
Atas dasar ini Anies kemudian memberlakukan PSBB yang lebih ketat dua minggu lalu. Katanya sih kebijakan ini berhasil membuat kasus corona di Ibu Kota melandai. Benarkah begitu?
Jumlah Pasien Positif Corona Masih Terus Bertambah

Per 24 September, jumlah pasien positif corona di Jakarta tercatat 66.731 orang. Bertambah 1.044 orang (1.59%) dibandingkan sehari sebelumnya.
Dalam dua pekan terakhir (11-24 September), rata-rata pasien baru bertambah 1.147 orang dalam sehari. Naik dibandingkan 14 hari sebelumnya yaitu 1.033 orang.
Dari sisi jumlah orang memang masih ada kenaikan. Namun benar kata Anies, pertumbuhannya melambat alias melandai.
Dalam 14 hari terakhir, laju penambahan pasien rata-rata 1,99% per hari. Turun dibandingkan 14 hari sebelumnya yaitu 2,43% per hari. Lumayan, kurva kasus corona di Jakarta memang melandai meski belum signifikan.
Jumlah Pasien Positif Corona di Jakarta

Tanpa PSBB yang lebih ketat, Anies menyebut bahwa kasus corona di Jakarta akan meledak. Bisa jadi penambahan pasien bisa mencapai 2.000-an per hari pada pertengahan Oktober jika tidak ada upaya pengendalian.
"Kita masih harus terus bekerja bersama untuk memutus mata rantai penularan. Pemerintah terus tingkatkan 3T (testing, tracing, treatment) dan warga perlu berada di rumah dulu, hanya bepergian bila perlu sekali dan terapkan 3M (memakai masker, menjaga jarak, mencuci tangan)," imbau Anies.
Mobilitas Warga Jakarta Berkurang

Apakah warga Ibu Kota sudah mematuhi imbauan untuk tetap di rumah?
Mengutip data Apple Moblity Trends, rerata skor mobilitas mengemudi warga Jakarta selama 14-22 September adalah 82,09. Turun dibandingkan rat-rata sembilan hari sebelumnya yaitu 99,77.
Sebagai informasi, angka ini menggunakan kondisi 13 Januari sebagai patokan kondisi normal sebelum pandemi. Kalau angkanya di bawah 100, berarti mobilitas masyarakat masi di bawah normal.
Akan tetapi, ternyata intensitas warga untuk keluar rumah masih tinggi meski tidak mengemudi. Sebab rata-rata angka mobilitas dengan berjalan kaki pada 14-22 September adalah 101,82, di atas kondisi normal. Namun memang sudah turun dibandingkan rerata sembilan hari sebelumnya yakni 110,93.
Mobilitas Warga Jakarta

Well, 'penguncian' aktivitas memang bukan sesuatu yang menyenangkan. Kita tidak bisa berkegiatan sebebas dulu, tidak bisa bercengkerama dengan keluarga dan sahabat seperti sedia kala. Manusia seakan tidak dimanusiakan, dicabut dari akarnya sebagai makhluk sosial.
Namun apa boleh buat, kondisi memang sedang genting. Sebelum ada vaksin yang bisa melindungi tubuh dari serangan virus corona, sebaiknya kita bertahan sebisa mungkin.
SUMBER
MANTAB BETUL ANIES







gabener.edan dan nomorelies memberi reputasi
2
1.5K
Kutip
17
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan