Kota Surakarta {ꦑꦸꦛꦯꦸꦫꦏꦂꦠ}, atau sering dikenal dengan nama Solo, adalah salah satu kota di daerah Jawa Tengah yang mempunyai keistimewaan dan sejarah panjang.
Kota yang berbatasan dengan daerah kabupaten Karanganyar, Boyolali dan Sukoharjo ini, adalah kota terbesar ketiga di pulau Jawa!

Pasti Agan dan Sista sudah tidak asing dengan kota Solo bukan?
Karena memang nama kota ini dikenal dengan berbagai keistimewaan yang tersohor ke seluruh penjuru pelosok Negeri.
Salah satu yang membuat tersohor Kota Surakarta atau Solo, yaitu lagu Bengawan Solo ciptaan dari Alm. Gesang Martomartono!

Sekilas kisah tentang Eyang Gesang Martomartono, beliau adalah sosok maestro, musisi, dan penyanyi keroncong yang terlahir di Surakarta tanggal 1 Oktober 1917 dan wafat di tanggal 20 Mei 2010 tepat di usia 92 tahun.

Eyang Gesang Martomartono atau lebih dikenal dengan Eyang Gesang adalah sosok legendaris seniman musik keroncong. Beliau belajar musik keroncong secara otodidak dan menjadikan musik keroncong sebagai profesi sekaligus hobi.

Banyak sejarah Indonesia terutama daerah Jawa Tengah yang yang tertuang dalam lagu-lagu ciptaannya.
Salah satu lagu yang melegenda dan terkenal sampai ke luar Negeri yaitu lagu Bengawan Solo.

Fakta menyatakan, lagu Bengawan Solo terkenal di hampir seluruh daratan Asia. Terutama Negara Indonesia dan Jepang!
Konon menurut banyak artikel yang ane baca, royalti dari lagu Bengawan Solo yang kasetnya terjual serta laku keras di Jepang, Eyang Gesang dapat mencukupi kebutuhan hidupnya.

Bahkan, dalam rangka bentuk penghargaan atas jasanya mengangkat musik keroncong ke kancah Internasional, Eyang Gesang mendapatkan penghargaan dan kenang-kenangan berupa Taman Gesang, di dekat Bengawan Solo yang didirikan oleh Jepang pada tahun 1983

Lagu Bengawan Solo, dibuat pada tahun 1940. 5 tahun sebelum Indonesia merdeka!

Singkat cerita waktu itu, Eyang Gesang sedang duduk di tepian Bengawan Solo. Beliau merasa kagum dengan sungai tersebut, karena menjadi sumber penghidupan bagi masyarakat Solo dan sekitarnya. Karena itulah, Eyang Gesang membuat lagu Bengawan Solo, yang ternyata berdasarkan sejarah yang beredar membutuhkan waktu sekitar enam bulan untuk menyelesaikan lagu bersejarah tersebut.

Istimewanya lagi, lagu Bengawan Solo tidak hanya terkenal dan dinyanyikan di Jepang. Namun juga menjadi soundtrack film layar lebar garapan Negara Jepang!

Makna lagu Bengawan Solo sendiri yaitu,
menceritakan tentang riwayat sebuah sungai terpanjang di pulau Jawa yaitu sungai Bengawan Solo. Dalam lagu ini beliau menjelaskan tentang keadaan Bengawan Solo di musim kemarau dan musim hujan, aliran air yang mengalir sampai jauh dan berakhir ke laut!

Untuk mengenang sosok Eyang Gesang Martomartono, mari kita dengarkan lagu Bengawan Solo di bawah ini!

Merdu, indah, membawa kita semua dalam bayangan masa silam. Di mana Bengawan Solo masih bersih, indah, jadi perhatian semua insan.

Dari lagu Eyang Gesang Martomartono kita dapat membayangkan, betapa indahnya Bengawan Solo di masa itu. Dan kini, hanya terkenang dan dalam bayang!

Terlepas dari lagu Bengawan Solo, Eyang Gesang Martomartono juga menciptakan banyak lagu-lagu lain yang juga mempunyai nilai sejarah.
Di antaranya adalah sebagai berikut:

Kita harus bangga dengan seni musik khas tradisional Indonesia yaitu Keroncong , instrumen musik dawai, suling dan vokal.
Kebanggaan serupa juga tidak boleh kita lupakan, terhadap sosok seniman keroncong legendaris yang membawa nama harum Indonesia ke kancah Internasional yaitu Eyang Gesang Martomartono.

Meskipun beliau telah dipanggil oleh Tuhan, karya-karyanya tetap abadi di hati masyarakat dan dunia!

Terima kasih Eyang Gesang Martomartono, namamu selalu kami kenang sepanjang masa sejauh aliran sungai Bengawan Solo.