Beberapa waktu yang lalu, pas ane lagi blusukan, ga sengaja nemuin pohon semak berbuah dengan warna yang cerah mulai dari pink keputihan, merah, hingga ungu kehitaman dan hampir memenuhi seluruh pohon. Pas itu, ane belum tahu apa nama pohon ini, ane pakailah cara yang biasa ane lakuin buat cari tahu nama pohon [caranya di thread ini] dan ketemulah namanya, Carissa carandas atau yang akrab disebut Buah Samarinda.

Orang-orang di Jakarta sering menyebut tanaman ini Renda atau Kerendang dan menurut sesepuh di kampung ane, buah pohon ini dulunya sering diolah jadi makanan dan dimakan segar sebagai obat sariawan. Sesepuh juga bilang dulu taneman ini banyak banget di jakarta, biasanya dijadiin pohon pagar, di sekitar tahun 80an. 




Karena ada histori kegunaannya yang bikin ane penasaran, otw lah ane ke mbah Google untuk cari tahu lebih jelas tentang tanaman ini. Gak terlewat, situs-situs marketplace juga ane kunjungin dan pas lihat harganya ternyata lumayan mahal untuk bibit agak besar, apalagi kalau sudah berbuah ya hmm... Berhubung di internet pun belum ada yang jual pohon renda yang sudah berbuah jadi harga pastinya ane juga belum tahu ya gan/sis.

Sebagai tanaman pagar dan tanaman hias klasik, jadi jarang orang zaman sekarang yang tahu tanaman ini atau historinya. Tapi, dari sinilah ane tertarik untuk coba tanam dirumah.

Singkatnya, ane ambilah beberapa buah matang dari pohon yang ane temuin dan semai dengan cara yang biasa.




Gak pakai lama, tepatnya kurang dari 1 minggu benih mulai berkecambah.




Dua sampai tiga minggu kemudian, dedaunnya mulai banyak dan terus bertambah.




Sekarang, usianya sekitar 8-9 bulan dari pertama ane semai dan sudah ane pindah ke wadah yang lebih besar.

Katanya, taneman ini akan mulai belajar berbunga di usia 1 tahun, belajar berbuah di usia 2-3 tahun, dan selalu berbunga atau berbuah tanpa musim. Agak lama juga ya nungguinnya, tapi ga masalah ane pura-pura lupa aja deh wkwk.. 




Foto diatas salah satu dari sekian benih yang tumbuh jadi bibit, dan yang difoto ini sudah ane pangkas beberapa kali gan/sis karena pucuknya menjalar terlalu panjang udh gitu menjuntai, jadi kelihatan loyo kurang enak diliat hehe. Maklumin aja, namanya juga pohon semak.  Ditambah, tanaman ini punya duri disetiap ketiak daunnya, memang tidak terlalu terlihat karena durinya kecil-kecil, tapi duri itu kaku & cukup tajam (pantes aja zaman dulu masyarakat jadiin tanaman ini sebagai tanaman pagar). 


Oh ia, berhubung kita sudah membahas tanaman renda ini jadi kurang afdol kalau tidak menjabarkannya lebih lengkap ya.

Gini gan/sis, tanaman renda ini punya sodara yang benar-benar mirip yaitu Natal Plum (Carissa macrocarpa). Keduanya sama-sama tanaman langka yang punya harga lumayan. Tapi tanaman bersodara ini bisa kita bedakan dari daun, bunga, dan buahnya yang sekilas mirip tapi berbeda.




Terlihat jelas ya daun renda lebih besar dan lonjong dan mahkota bunganya lebih lebar. Sedangkan daun natal plum lebih kecil dan bulat (mirip beringin dolar tapi lebih kecil) dan mahkota bunganya lebih sempit. Buahnya pun berbeda, renda memiliki buah yang agak oval dan natal plum mempunyai buah yang bulat mulus.

Menurut salah satu artikel di lipi.go.idtanaman ini memiliki potensi obat, sedangkan menurut  kumparan.com buah tanaman ini bisa mengobati sariawan, gatal-gatal, diare dan demam. Kutipan lain dari dokumen di usu.ac.id menuliskan "buah ini dipercaya oleh MMS memiliki kandungan gizi yang baik bagi kesehatan yang terekam secara verbal dalam kognitif pada tataran dimensi ideologis." Lalu dalam farmasi, buah renda yang sudah matang dimanfaatkan sebagai vitamin C dan obat untuk gangguan liver.

Sampai saat ini belum ditemukan efek samping dari mengkonsumsi buah renda.





Sumber : Pengalaman Pribadi