TS
sukiver
Kenapa Restart Liga 1 Indonesia Aneh Di Mata Orang Awam
Restart Liga 1 Indonesia akan segera di mulai kurang dari sebulan lagi, tepatnya pada 1 Oktober. Jadwal pertandingan pun telah dirilis oleh PT. Liga Indonesia Baru (LIB) selaku operator liga.
Sumur
Ane sebenarnya seneng-seneng aja sama kabar ini.
Namun jika dilihat dari kacamata orang awam, ada beberapa hal aneh yang ane lihat mengenai rencana pelaksanaan Restart Liga 1 kali ini. Berikut pembahasannya.
1. Kompetisi berpusat di Pulau Jawa
2. Dapat akses swab test gratis?
=====
Sumur
Ane sebenarnya seneng-seneng aja sama kabar ini.
Namun jika dilihat dari kacamata orang awam, ada beberapa hal aneh yang ane lihat mengenai rencana pelaksanaan Restart Liga 1 kali ini. Berikut pembahasannya.
1. Kompetisi berpusat di Pulau Jawa
Quote:
Menurut ane sih kalo memang mau lanjut sebaiknya jangan di Pulau Jawa. Karena seperti yang sudah kita ketahui bersama, Pulau Jawa adalah episentri pusat penyebaran virus covid-19 di Indonesia.
Hal ini karena kepadatan penduduknya, dimana boleh dibilang 50% penduduk Indonesia tinggal di Pulau Jawa. Sehingga sulit sekali untuk meminimalisir interaksi secara fisikal. Kasarnya, kalo disortir berdasarkan pulau, penduduk Pulau Jawa lebih berpotensi terjangkit virus covid-19 dibanding pulau lain.
Sumur
Bahkan medical workshop yang digelar operator liga (PT.LIB) di Jogja batal dan terpaksa dilaksanakan secara virtualkarena kurva pasien positif covid-19 yang kembali naik. Hal ini saja sebenarnya merupakan tanda, bahwa akan sulit menjalankan kompetisi di Pulau Jawa.
Baiknya kalo memang mau melanjutkan kompetisi, kita bisa berkaca pada Liga Super Cina. Berkonsep "bubble" dengan memilih daerah yang cenderung lebih aman dan memiliki fasilitas yang cukup memadai.
Pendapat ane sih Kaltim mungkin bisa dijadikan opsi. Penduduknya gak sepadat daerah Jawa. Dan punya stadion yang cukup banyak. Seperti Stadion Aji Imbut, Stadion GOR Segiri, Stadion Palaran, Stadion Penajam dan masih ada beberapa lagi.
Karena aneh aja, masa kompetisi dijalankan di zona merah?
Apalagi potensi statusnya naik menjadi zona hitam juga masih terbuka.
Hal ini karena kepadatan penduduknya, dimana boleh dibilang 50% penduduk Indonesia tinggal di Pulau Jawa. Sehingga sulit sekali untuk meminimalisir interaksi secara fisikal. Kasarnya, kalo disortir berdasarkan pulau, penduduk Pulau Jawa lebih berpotensi terjangkit virus covid-19 dibanding pulau lain.
Sumur
Bahkan medical workshop yang digelar operator liga (PT.LIB) di Jogja batal dan terpaksa dilaksanakan secara virtualkarena kurva pasien positif covid-19 yang kembali naik. Hal ini saja sebenarnya merupakan tanda, bahwa akan sulit menjalankan kompetisi di Pulau Jawa.
Baiknya kalo memang mau melanjutkan kompetisi, kita bisa berkaca pada Liga Super Cina. Berkonsep "bubble" dengan memilih daerah yang cenderung lebih aman dan memiliki fasilitas yang cukup memadai.
Pendapat ane sih Kaltim mungkin bisa dijadikan opsi. Penduduknya gak sepadat daerah Jawa. Dan punya stadion yang cukup banyak. Seperti Stadion Aji Imbut, Stadion GOR Segiri, Stadion Palaran, Stadion Penajam dan masih ada beberapa lagi.
Karena aneh aja, masa kompetisi dijalankan di zona merah?
Apalagi potensi statusnya naik menjadi zona hitam juga masih terbuka.
Quote:
2. Dapat akses swab test gratis?
Quote:
Dalam rangka melanjutkan kompetisi, PSSI dan PT. LIB mewajibkan klub-klub Liga 1 untuk melakukan swab test setiap 2 minggu sekali selama Restart Liga 1 berlangsung.
Pada saat PSSI mengunjungi Satgas Covid-19 untuk meminta izin menggelar kompetisi, dikabarkan bahwa mereka juga akan mendapatkan bantuan mengenai pembiayaanswab test dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB). Di mana Satgas Covid-19 dan BNPB masih dalam satu payung organisasi yang sama.
Belum jelas skema pembiayaan swab test ini apakah akan ditanggung seluruhnya (gratis) atau hanya sebagian aja. Sebab PSSI juga belum memberikan klarifikasi yang jelas.
Namun hal ini justru menyebabkan bola liar di khalayak.
Di saat banyak orang yang bukan orang kaya, bukan pejabat, bukan pemain bola atau bahkan tenaga medis sekali pun kesulitan mendapat akses swab test gratis, kok bisa klub Liga 1 dapat yang swab test gratis?
Begitulah kira-kira bola liar yang terjadi. Kalo bener juga gak papa sih, gak melanggar hukum juga. Cuma rasanya agak gimana gitu.
Sumur
Yang anehnya lagi, pada pertemuan tersebut PSSI juga memberikan bantuan berupa APD ke Satgas Covid-19. Kok malah saling nyumbang sih?
Pada saat PSSI mengunjungi Satgas Covid-19 untuk meminta izin menggelar kompetisi, dikabarkan bahwa mereka juga akan mendapatkan bantuan mengenai pembiayaanswab test dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB). Di mana Satgas Covid-19 dan BNPB masih dalam satu payung organisasi yang sama.
Belum jelas skema pembiayaan swab test ini apakah akan ditanggung seluruhnya (gratis) atau hanya sebagian aja. Sebab PSSI juga belum memberikan klarifikasi yang jelas.
Namun hal ini justru menyebabkan bola liar di khalayak.
Di saat banyak orang yang bukan orang kaya, bukan pejabat, bukan pemain bola atau bahkan tenaga medis sekali pun kesulitan mendapat akses swab test gratis, kok bisa klub Liga 1 dapat yang swab test gratis?
Begitulah kira-kira bola liar yang terjadi. Kalo bener juga gak papa sih, gak melanggar hukum juga. Cuma rasanya agak gimana gitu.
Sumur
Yang anehnya lagi, pada pertemuan tersebut PSSI juga memberikan bantuan berupa APD ke Satgas Covid-19. Kok malah saling nyumbang sih?
=====
Quote:
tien212700 dan 2 lainnya memberi reputasi
3
1.1K
16
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan