Tumbuhnya pengedar dan pemakai narkotika itu, tidak hanya orang-orang yang berada di luar lapas, namun di dalam lapaspun, terkadang timbul banyak ide yang masih dijalankan hingga kini, yang mana pergerakannya masih bisa membuat kejahatan itu sendiri muncul dan menghadirkan sesuatu yang namanya kesenangan dunia, untuk menjadi semakin mendunia, walau dengan berbagai macam caranya, seolah-olah tidak akan pernah habis ide cemerlang untuk membuat aksi para pengedar semakin mewabah saja.
Sebut saja salahsatunya adalah ide unik penyebaran sabu dalam bentuk bakso. Yang mana diracik sedemikian rupa agar terhubung dengan sesuatu yang bernilai lebih dari harga satu mangkuk bakso.
Dan penjaga lapas pun kadang terkecoh dibuatnya. Namun pada hari selasa tanggal 15 September pada pukul setengah delapan malam di lapas Sukamiskin, kota Bandung ini kedapatan paket bakso isi sabu. Berawal dari sebuah kecurigaan terhadap bakso yang dikirim pada malam hari tersebutlah, maka pada akhirnya kiriman bakso sebanyak dua bungkus tersebut diamankan petugas lapas.
Dan setelah diperiksa lebih lanjut, ternyata dugaan petugas lapas, terbukti benar adanya. Bakso tersebut berisikan sabu sebanyak tiga plastik kecil berisi serbuk putih yang diduga adalah jenis sabu dan narkotik.
Petugas kemudian memeriksa napi yang akan menerima paketan bakso tersebut. Namun tidak menemukan barang bukti lainnya dikamar tahanan tersebut. Hal ini masih diselidiki.
Spoiler for screenshotan google:
Quote:
Spoiler for screenshotan google:
Sebenarnya sudah sering sekali cara pengiriman bakso berisikan sabu tertangkap oleh petugas lapas. Namun seolah-olah para pelaku pengedar narkotika tidak pernah jera untuk mengirimkannya lagi dan lagi. Seolah mengikuti petunjuk pepatah yang berbunyi "patah satu tumbuh seribu" yang mana dapat diartikan ketahuan sekali, masih banyak cara lainnya untuk pengedaran narkotik tersebut berjalan kedepannya. Seolah-olah menjadi sebuah tantangan untuk kembali berulah dan beraksi.
Seperti kata pepatah yang mengatakan hahwa; "tak ada rotan, akar pun jadi," serupa itulah para pengedar dan pemakai masih melaksanakan keinginannya, seolah-olah tidak pernah jera, untuk mengedarkan narkotik dan memakainya dimanapun adanya.
Seperti sebuah prinsip yang sudah melekat dan mengakar, bahwa jika masih ada akal untuk berpikir, maka gerakan semua ide untuk meluncurkan aksinya untuk lebih sempurna lagi.