Kaskus

Story

islamisdeviAvatar border
TS
islamisdevi
Mas Kasir, I Love You!
Mas Kasir, I Love You!


Entah sudah berapa lama aku di sini. Hanya melihat-lihat snack dan permen yang disusun berjejer dan tentunya sesekali melirik pada cowok yang berdiri di belakang meja kasir.

Namanya, Aidan. Aku memanggilnya Kak Aidan. Dia tiga tahun lebih tua dariku yang sekarang berumur 17 tahun. Dia dengan kharismanya telah memikat hatiku. Dia tampak dewasa dengan kumis tipis di wajah. Alis hitam lebat yang membuatnya terlihat tegas serta tatapan mata setajam elang.

"Dek!"

"Eh, iya?!"

Aku tersentak, kemudiam menoleh.

Seorang wanita muda berseragam merah biru berdiri di sebelahku.

"Nyari apa?" tanyanya.

Matanya meneliti pergerakanku. Sial! Aku tampak seperti pencuri.

"Ini, Kak." Aku mencomot satu bungkusan permen karet yang sebenarnya tidak kuinginkan. Lalu cepat-cepat berlalu dari hadapannya.

"Semuanya dua puluh ribu, Dek." Kak Aidan menatap layar monitor di hadapannya tanpa melihat ke arahku.

Buru-buru aku mengeluarkan dompet. Membayar lalu keluar dengan perasaan jengkel. Sejenak menoleh, tapi tetap saja Kak Aidan melihat ke arah lain.

Aku pulang dengan perasaan hancur. Yaampun, aku kacau, tapi jangan panggil aku Stevia kalau tidak bisa menaklukkan hati Kak Aidan!

***

Hari ini aku kembali ke supermarket tempat Kak Aidan bekerja. Sebelum masuk, aku sudah berkali-kali memperbaiki penampilan di kaca mobil yang terparkir agar terlihat sempurna.

"Ehem, Kak." Aku berdiri di depan meja kasir dengan senyum merekah. Berharap dia akan terpesona.

"Ada yang bisa saya bantu, Dek ?"
Kak Aidan menanggapi dan melayangkan tatapan teduhnya.

"Ih, jangan formal gitu dong, Kak. Panggil nama aja S-t-e-v-i." Aku mengeja nama agar terdengar akrab.

"Oh. Ada perlu apa, Stevi?"

Akhirnya! Sebelas kata terlontar dari mulut Kak Aidan hari ini. Itu kemajuan besar.

"Eum, nih!"
Aku menyodorkan secarik kertas di meja. Lalu buru-buru keluar.

Aku menarik napas lalu buru-buru mengembuskan. Jantungku rasanya mau copot. Pelan tapi pasti, aku mengintip. Yes! Kak Aidan membaca kertas itu. Semoga saja dia mau makan malam berdua denganku. Sengaja aku tidak mengajak langsung, biar tidak dikata cewek centil.

***

Beginikah namanya jatuh cinta? Selalu rindu kala tidak bertatap muka. Yaampun, aku bucin.

Lima belas menit aku menunggu di cafe ini. Berharap semoga dia benar-benar datang.
Tak bosan-bosannya aku menatap diri di cermin yang selalu tersimpan rapi di tas.

"Ma, ini Stevi ngajakin kita makan malam."

Aku merengut. Menyadari Kak Aidan datang bersama orang yang kubenci.

"Dek Stevi, makasih ya undangannya."
Wanita dengan perut buncit itu duduk di hadapanku bersama Kak Aidan sambil berpegangan tangan.

Aku tidak suka!

End.
bukhoriganAvatar border
zafranramonAvatar border
zafranramon dan bukhorigan memberi reputasi
2
1.2K
18
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan