

TS
unifardila
Kau
Malam ini terlalu sepi untuk kuceritakan. Apalagi sejak wujudnya menghilang dari ruang itu. Dulu, sesekali aku mencarimu untuk membahas dan menceritakan ini itu. Bahkan untuk hal sepele pun, selalu kamu yang menjadi tempat bagiku untuk berbagi.
Kau tak pernah kemana-mana setelah berada di sana. Saat kutanya alasannya, karena ruang itu memberi kenyamanan bagimu. Atau ketika aku sudah terlihat sangat memaksa, kamu akan berkata, "Jika aku keluar, aku mungkin tidak akan pernah kembali."
Dan itulah yang terjadi sekarang.
Aku ingat betul, di ruang itu dulunya tak ada penerangan selain sebuah tiang penerangan menjulang tanpa lampu di dekat dinding, di pojokan ruangan.
Setelah kamu menempati, mulai ada warna lain yang memenuhi semua dinding. Katamu, kau suka warna biru. Lalu, yang paling aneh ada warna lain, yang kau cat begitu rapi serupa pancaran cahaya.
"Kenapa tidak menitipkan padaku, untuk membeli lampu?" tanyaku.
"Aku suka seperti ini. Artistik," jawabmu penuh kebanggaan.
Aku hanya tersenyum kala itu. Walau jauh di lubuk hati, aku menganggapmu aneh. Semua tentangmu aneh sebenarnya, biarpun aku selalu berusaha untuk bisa masuk dalam keanehanmu.
Bahkan ketika kau menghilang, aku masih tidak percaya. Tidak ada tanda-tanda, tidak ada kata pamitan, atau hal-hal lain yang mengharu biru.
Kau, menghilang tanpa jejak. Meninggalkan ruang itu kembali kosong.
11 September 2020
Kau tak pernah kemana-mana setelah berada di sana. Saat kutanya alasannya, karena ruang itu memberi kenyamanan bagimu. Atau ketika aku sudah terlihat sangat memaksa, kamu akan berkata, "Jika aku keluar, aku mungkin tidak akan pernah kembali."
Dan itulah yang terjadi sekarang.
Aku ingat betul, di ruang itu dulunya tak ada penerangan selain sebuah tiang penerangan menjulang tanpa lampu di dekat dinding, di pojokan ruangan.
Setelah kamu menempati, mulai ada warna lain yang memenuhi semua dinding. Katamu, kau suka warna biru. Lalu, yang paling aneh ada warna lain, yang kau cat begitu rapi serupa pancaran cahaya.
"Kenapa tidak menitipkan padaku, untuk membeli lampu?" tanyaku.
"Aku suka seperti ini. Artistik," jawabmu penuh kebanggaan.
Aku hanya tersenyum kala itu. Walau jauh di lubuk hati, aku menganggapmu aneh. Semua tentangmu aneh sebenarnya, biarpun aku selalu berusaha untuk bisa masuk dalam keanehanmu.
Bahkan ketika kau menghilang, aku masih tidak percaya. Tidak ada tanda-tanda, tidak ada kata pamitan, atau hal-hal lain yang mengharu biru.
Kau, menghilang tanpa jejak. Meninggalkan ruang itu kembali kosong.
11 September 2020
Diubah oleh unifardila 16-09-2020 14:00
0
389
4


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan