- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Astagfirullah ! Relawan Vaksin China Positif Corona !


TS
NegaraTerbaru
Astagfirullah ! Relawan Vaksin China Positif Corona !
Spoiler for Vaksin:
Spoiler for Video:
“Itulah sebenarnya yang jadi masalah vaksin sinovac. Nggak begitu bisa membentuk imun”
Itulah ucapan dari teman penulis seorang virolog di salah satu laboratorium Jerman. Percakapan tersebut terjadi setelah penulis menanyakan mengapa ada relawan vaksin Sinovac yang terkena corona. Ketika penulis menanyakan kembali kenapa vaksin sinovac tidak begitu mampu membentuk imun dan apakah karena vaksinnya belum sempurna, ia hanya memberikan ‘emot’ senyum.
Kamis 10 September 2020, tersiar kabar bahwa salah satu dari 450 subjek penelitian uji klinis vaksin Sinovac dari China di Bandung terkonfirmasi terinfeksi Covid-19. Ketua tim Riset Uji Klinis Vaksin Covid-19 Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran (Unpad) Kusnandi Rusmil mengatakan bahwa relawan tersebut telah mendapatkan suntikkan pertama. Setelah itu ia berpergian ke Semarang.
Relawan itu kemudian kembali ke Bandung untuk melakukan penyuntikan kedua. Secara klinis, relawan dinyatakan sehat dan mendapatkan penyuntikkan kedua. Keesokan harinya, relawan itu menjalani pemeriksaan swab dari Dinas Kesehatan karena memiliki riwayat ke luar kota. Ternyata hasilnya positif corona.
Kusnandi lalu menerangkan bahwa dalam uji klinis ini terdapat dua kelompok, yakni yang mendapat plasebo (obat kosong) atau mendapatkan vaksin. Pembagiannya dilakukan menggunakan prinsip observer blind/tersamar, sehingga tidak diketahui mana yang dapat plasebo dan mana yang mendapatkan vaksin. “Pada yang mendapat vaksin, kekebalan diharapkan paling cepat dua minggu setelah suntikan kedua,” kata dia merujuk kepada hasil uji klinis awal, tahap 1 dan 2.
Manajer Lapangan Tim Riset Eddy Fadlyana mengatakan ada kemungkinan relawan yang positif hanya mendapat air plasebo. Jika ia mendapat air plasebo, maka wajar saja jika terkena corona. Sebab plasebo hanyalah cairan yang tidak memiliki khasiat apapun sebagai obat. Namun jika relawan itu mendapatkan vaksin, maka positif Covid-19 yang ia derita didapat pada masa inkubasi antara penyuntikkan hingga saat imunisasi itu terbentuk.
Sumber : Tempo[Relawan Uji Vaksin di Bandung Positif Covid-19, Ini 2 Kemungkinan Sebabnya]
Sehingga jika relawan tersebut ternyata disuntikkan vaksin, maka masih ada kemungkinan ia terjangkiti Covid-19. Kemungkinan inilah yang menyebabkan teman saya yang ahli virologi meragukan efektivitas dari vaksin Sinovac untuk membentuk imun. Mungkin karena vaksin yang belum sempurna sehingga tubuh tak mampu membuat imunitas terhadap virus dari luar tubuh atau akibat dari vaksin itu sendiri yang ternyata virulensinya masih tinggi.
Salah satu dugaan bahwa relawan terjangkiti corona akibat virulensinya yang masih tinggi diutarakan Kepala Dinas Kesehatan Kota Semarang Abdul Hakam pada 11 September 2020. Ia menduga relawan vaksin Sinovac yang terinfeksi virus setelah berkunjung ke Kota Semarang disebabkan vaksin itu sendiri yang belum sempurna alias virulensinya masih tinggi.
Abdul mengatakan setiap vaksin atau obat yang sudah beredar memiliki efektivitas mendekati 100 persen. Andaikan efektivitas vaksin 98 persen, maka kemungkinan ada 2 persen yang gagal. Oleh karena itu, Hakam menduga relawan yang terkena Covid-19 merupakan bagian dari angka 2 persen yang gagal. Terlebih, vaksinasi yang diberikan belum sempurna, karena baru diberikan satu kali saat relawan berkunjung ke Semarang.
Sumber : Suara [Relawan Tertular Corona, Dinkes Semarang: Diduga Karena Vaksin Itu Sendiri]
Pernyataan Abdul membuat penulis bertanya-tanya. Evektivitas vaksin atau obat yang ia maksud mendekati 100 persen adalah jika vaksin itu telah beredar. Maka andaikan selama masa percobaan ini ternyata efektivitas vaksin baru sekitar 70 persen, maka ada 30 persen subjek yang terkena covid-19. Terlebih lagi di negara asalnya RRC, vaksin ini belum lolos uji klinis Fase III.
Terlalu banyak pertanyaan yang masih belum terjawab. Namun, ada pertanyaan yang paling menggelitik nalar penulis. Pertama, apakah vaksin Sinovac yang terburu-buru dikebut tidak mampu mencegah infeksi virus? Kedua, pembelaan dari Dinkes Kota Semarang menimbulkan pertanyaan apakah Jawa Tengah khususnya Semarang, mengalami penyebaran virus yang sangat parah karena ketidakmampuan tracing dan penolakan PSBB selama ini?
Diubah oleh NegaraTerbaru 14-09-2020 10:34




estimianti dan Richy211 memberi reputasi
2
880
7


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan