Hidup di kota metropolitan, memang sulit mendapatkan tempat hunian yang masih memiliki halaman nan luas seperti hunian di kampung atau pedesaan.

Namun tak ada halangan untuk memanfaatkan pekarangan atau teras yang kita miliki meskipun sempit. Model-model saya yang tinggal di rumah kontrakan petak, bisa juga memanfaatkannya untuk menanam tanaman yang kita inginkan. Selain pohon beringin dan kayu jati ya?

Pilihan yang cukup realistis adalah cabai. Kenapa cabai?

Cabai termasuk rempah-rempah yang sangat dibutuhkan oleh dapur. Terutama bagi penyuka makanan pedas seperti saya. Sebenarnya selain cabai, garam juga penting. Hanya saja kita kan tidak bisa menanam garam di teras rumah kita!

Cabai termasuk tanaman yang mudah tumbuh di iklim tropis seperti Indonesia. Tanaman ini berasal dari benua Amerika dan menyebar luas ke seluruh dunia termasuk ke Indonesia. Masyarakat kita sangat menggemari makanan pedas. Termasuk saya. Makanya, menanam cabai di pekarangan sangat relevant. Kebayang kan malem-malem mau bikin mie instan pake irisan cabai dan cabainya tinggal metik di teras? Membayangkan saja saya langsung laper hehe.

Tanaman Cabai dapat tumbuh di dataran rendah hingga ketinggian 1400m dpl. Di dataran tinggi cabai tetap dapat tumbuh meski kurang maksimal produksinya. Suhu ideal sendiri untuk tanaman cabai adalah 24 - 27 derajat celcius. Lebih dari ini pun tetap dapat tumbuh. Tergantung jenis tanaman cabainya. Hanya untuk suhu lebih dari 150 derajat akan menghasilkan cabai yang kurang baik.

Enaknya cabai adalah dapat tumbuh di sepanjang tahun. Baik musim penghujan maupun musim kemarau. Di musim penghujan, curah hujan yang baik untuk tanaman cabai adalah 800 - 2000 mm per tahun dengan kelembaban 80%. Sedangkan di musim kemarau, selama mendapat pengairan yang cukup cabai tetap dapat tumbuh dengan baik.

Untuk lahan sempit seperti di rumah saya, sebaiknya menggunakan pot alias polybag. Dalam memilih benih, kalau saya cenderung memilih yang lokal. Karena selain tidak memerlukan obat-obatan tertentu, jenis hibrida memang lebih mahal

Karena saya tidak memiliki lahan yang cukup untuk menyemai benih sebelum masuk ke polybag, saya cenderung simple, yakni membeli tanaman cabai yang sudah siap tanam di polybag. Dengan begitu saya juga tidak perlu pusing mempersiapkan tanah, kompos, pupuk kandang, dan lain sebagainya. Cukup ke tukang tanaman, bawa pulang sebanyak yang kita mau hehe. Karena, bikin lahan semaian saja sudah rumit, memindahkan ke polybag juga gak bisa sembarangan. Harus super hati-hati. Agar akar tanaman tidak sampai rusak.



Karena beli tanaman ready, yang perlu diperhatikan sih cukup perawatannya saja. Perhatikan hal-hal berikut ini:

1. Agar simple, pada saat pertumbuhan daun dan buah, gunakan pupuk semprot organik yang mudah dibeli di toko-toko tanaman. Semprot secukupnya tak harus sampai basah kuyup.

2. Jika matahari super terik seperti tempo hari, siram tanaman setiap hari. Jika tidak terlampau terik, cukup 3 hari sekali.

3. Saat tanaman cabai tumbuh 20 cm, beri tiang dengan bambu kecil agar tumbuh lurus dan kuat. Dan sebaiknya, tunas-tunas yang tumbuh di ketiak digunting. Lakukan 3 kali sehari sampai tumbuh cabang. Agar dia tidak tumbuh ke samping.

4. Jika tanaman sehat-sehat saja, tak perlu disemprot pestisida (memberantas hama putih), insektisida (membunuh ulat) atau fungisida (memberantas jamur). Jika ada barulah diberikan semprotan sesuai dengan gangguannya.

5. Untuk konsumsi pribadi sih, asal cabai sudah berbuah bebas mau dipetik kapan saja. Tapi idealnya sih cari yang sudah matang tapi yang belum sepenuhnya matang. Cabai yang seperti ini kuat hingga 3 hari. Tapi kalau saya pribadi biasanya petik langsung impor ke perut bersama sambal atau mie instan rebus.



Selamat mencoba.