Memiliki pekarangan rumah yang luas merupakan berkah tersendiri bagi saya dan keluarga. Kami bisa memanfaatkan tanah yang tersisa untuk bercocok tanam, menyalurkan hobi yang terpendam. Beragam jenis tanaman kami coba tanam, mulai dari bunga-bunga, sayuran, hingga buah-buahan. Asal tekstur tanah dan iklim cocok, maka tanaman jenis apapun pasti bisa tumbuh subur.

Salah satu tanaman yang saat ini sedang kami budidayakan adalah pohon pisang. Kami mencoba menanam beberapa varietas di antaranya pisang kepok, pisang raja, pisang ulin, hingga pisang emas. Dan semua tumbuh subur di tanah kami.




Cara menanam dan perawatan pohon pisang terbilang mudah. Kita bahkan tidak memerlukan pupuk. Kita hanya perlu menyiapkan lahan, membuat lupang dengan kedalaman kira-kira setengah meter, dan berjarak minimal 1-2 meter per lubangnya. Hal ini demi menghindari tumbuhnya anak-anak pohon yang berjejalan. Jika tumbuh anak pohon, kurangi beberapa hingga menyisakan dua atau tiga pohon saja, agar pertumbuhannya optimal.





1. Pisang Kepok
Pohon dari varietas ini merupakan yang paling besar dan tinggi jika dibandingkan dengan yang lain. Daun pun lebih lebar, tandan pisang juga lebih besar dan banyak. Ciri dari buah ini, berbentuk agak persegi atau bergerigi, jika sudah matang pada bagian dagingnya berwarna putih dan biasanya banyak ditemukan biji yang berwarna hitam di dalam daging. Pisang kepok sangat cocok dibuat kolak, dan hanya varietas ini yang bunga/jantung pisangnya bisa dibuat sayur. Berbeda dengan varietas lain yang cenderung memiliki rasa yang sepat.





2. Pisang Raja
Kami menanam dua jenis pisang raja. Yang pertama, Raja Temen. Ciri dari pisang ini adalah memiliki pohon dan daun yang relatif lebih kecil, buah dengan tandan kecil, berbentuk gerigi atau persegi dan dagingnya memiliki rasa manis serta wangi. Varietas ini sangat cocok dibuat kue atau roti karena aromanya yang kuat.

Jenis kedua adalah pisang Raja Ketan, atau bisa juga disebut pisang susu. Menurut saya, varietas ini yang paling enak di antara yang lain. Berbuah gembul-gembul dengan permukaan halus(tanpa gerigi) dan biasanya muncul bercak coklat kemerahan pada kulit buah saat sudah masak. Memiliki kulit yang lunak jika dibandingkan yang lain, daging berwarna putih luar dalam dan rasa yang manis. Cenderung sepat saat agak mentah, sehingga baru bisa dikonsumsi saat benar-benar telah matang. Tidak cocok untuk campuran kolak dan kue.


3. Pisang Ulin
Varietas ini memiliki nilai jual yang paling murah. Alasannya, karena rasa yang tak terlalu enak. Buah berbentuk gembul dan permukaan halus sama seperti Raja Ketan, hanya saja pisang Ulin berukuran lebih kecil. Meski mirip, kenyataannya rasa keduanya sangat jauh berbeda. Pisang Ulin memiliki rasa asam dan terkadang agak sepat.





4. Pisang Emas
Dulu, kami juga menanam pisang emas. Saya sendiri sudah lupa bagaimana rasanya. Seingat saya, buah dan pohon dari varietas ini paling kecil dan sedikit di antara semuanya. Pohonnya susah hidup, susah tumbuh anak, dan jarang berbuah. Sekalinya berbuah kecil-kecil dan tandan hanya berisi sedikit. Yang pernah saya dengar, buah ini dulunya bisa menjadi obat penyakit lever. Itulah alasan kenapa harganya bisa melambung meski buahnya kecil.





Demikian ulasan tentang pohon pisang yang kami tanam di pekarangan rumah. Semoga menambah informasi.