Kaskus

News

.noiss.Avatar border
TS
.noiss.
KSAD Bahas Kerja Sama Penelitian Obat Pengencer Darah untuk Pasien Covid-19 dgn IDI
KSAD Bahas Kerja Sama Penelitian Obat Pengencer Darah untuk Pasien Covid-19 dengan IDI

Selasa, 8 September 2020


TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Andika Perkasa menerima kunjungan Ikatan Dokter Indonesia (IDI) terkait pengajuan kerja sama penelitian obat pencegah pengentalan darah.

Pertemuan kedua tersebut membahas terkait pelibatan pasien-pasien covid-19 yang dirawat di Rumah Sakit TNI AD sebagai tempat penelitaiannya.

Dalam pertemuan tersebut Andika juga menghadirkan dr Purwati dari Universitas Airlangga dan perwakilan Badan Intelijen Negara (BIN) yang sudah bekerja sama dengan TNI AD dalam uji klinis anticovid-19.

Andika juga menyampaikan dukungannya terkait penelitian tersebut.

"Ini pasti akan kita tindak lanjuti. Supaya memang solusi-solusi alternatif semakin banyak. Ini segera. Minggu depan kita mulai," kata Andika dalam tayangan TNI AD 60 Detik yang diunggah di akun Instagram resmi TNI AD, @tni_angkatan_darat, pada Selasa (8/9/2020).

Penelitian obat pengencer darah tersebut bertujuan untuk menurunkan angka kematian pasien akibat covid-19 sehingga menghapuskan stigma covid-19 menyebabkan kematian.

Anggota tim peneliti obat itu, dr Prasetyo Widhi Buwono mengatakan kematian pasien covid-19 di antaranya disebabkan oleh penyumbatan pembuluh darah di organ vital.

"Sudah banyak jurnal, terutama pasien yang sudah meninggal kemudian dilakukan otopsi, ternyata didapatkan kematiannya adanya sumbatan di pembuluh darah. Pembuluh darah di paru, di otak, dan organ lainnya.

Namun presentase masuknya covid-19 itu 80 persen ada di paru, 20 persen masuknya di organ lain, ginjal, hati, pembuluh darah di seluruh tubuh," kata Prasetyo.

Terapi obat pengencer darah itu rencananya akan diberikan kepada pasien dengan derajat ringan dengan memeriksa terlebih dahulu kadar kekentalan darah di dalam tubuh pasien atau pasien derajat sedang yang paru-parunya sudah terinfeksi.

Terapi tersebut dilakukan untuk memudahkan pemberian dan penyebaran obat covid-19 ke seluruh tubuh melalui pembuluh darah.

"Pemberian terapi itu dilakukan dengan disuntikkan ke tubuh pasien, kemudian kita pantau selama dua hari, apakah ada perkembangan atau pemburukkan. Diharapkan jika terapi ini berjalan, pasien akan memiliki antibodi," kata Prasetyo.

https://m.tribunnews.com/corona/2020...-19-dengan-idi

Kenali Fungsi Pengencer Darah Beserta Jenis dan Efek Sampingnya

Pengencer darah merupakan obat-obatan yang digunakan untuk mengencerkan atau melancarkan aliran darah di seluruh tubuh. Selain itu, pengencer darah juga dapat mencegah terbentuknya sumbatan darah yang menjadi biang keladi munculnya berbagai penyakit serius, seperti stroke dan penyakit jantung koroner.

Pengencer darah umumnya sangat diperlukan oleh orang dengan kondisi medis tertentu, seperti penyakit jantung koroner, penyakit pembuluh darah, gangguan irama jantung seperti fibrilasi atrium, penggantian katup jantung, kelainan jantung bawaan (kongenital), deep vein thrombosis, emboli paru, dan orang yang berisiko mengalami penggumpalan darah setelah operasi.

Jenis Pengencer Darah yang Perlu Anda Ketahui

Pengencer darah umumnya terbagi dalam dua golongan obat, yaitu antiplatelet dan antikoagulan. Simak penjelasan detailnya berikut ini:

Antiplatelet
Antiplatelet merupakan golongan pengencer darah yang berfungsi dalam mencegah sel keping darah (trombosit) untuk saling menempel, sehingga tidak terbentuk gumpalan darah. Beberapa jenis obat pengencer darah golongan antiplatelet adalah:

Aspirin
Clopidogrel
Ticagrelor
Triflusal
Ticlopidine
Eptifibatide

Antikoagulan
Antikoagulan merupakan golongan pengencer darah yang menghambat kerja dari faktor-faktor pembekuan darah, sehingga memperlambat proses pembentukan bekuan darah di tubuh Anda. Beberapa jenis obat pengencer darah golongan antikoagulan adalah:

Warfarin
Heparin
Enoxaparin
Fondaparinux
Rivaroxaban
Dabigatran
Apixaban


Risiko Efek Samping Obat Pengencer Darah
Obat pengencer darah dapat menyebabkan efek samping pada beberapa orang. Perdarahan adalah efek samping yang paling umum dan bisa terjadi dalam bermacam-macam bentuk, seperti mimisan, gusi berdarah, kencing darah, buang air besar berdarah, perdarahan berlebih saat menstruasi maupun saat terluka, atau bahkan stroke hemoragik.

Beberapa risiko efek samping pengunaan obat pengencer darah lainnya meliputi:

Nyeri perut
Pusing
Otot melemah
Rambut rontok
Ruam merah pada kulit

Untuk mengurangi risiko pendarahan setelah penggunaan obat pengencer darah, biasanya dokter akan membatasi aktivitas yang mudah terjadi benturan, misalnya olahraga sepakbola. Namun, Anda masih bisa melakukan olahraga yang aman seperti berjalan kaki, jogging, atau berenang.

Selain berupa obat-obatan, pengencer darah juga dapat ditemukan pada bahan alami, seperti kunyit, jahe, kayu manis, cabe rawit, dan makanan sumber vitamin E. Meski begitu, Anda perlu ingat bahwa efek pengencer darah alami masih perlu diteliti lebih lanjut dan tidak disarankan untuk dikonsumsi bersama obat pengencer darah.

Obat pengencer darah dapat berinteraksi dengan pengencer darah alami pada makanan atau dengan vitamin dan obat-obatan tertentu, sehingga meningkatkan risiko terjadinya efek sampingnya.

Oleh sebab itu, jika Anda mengonsumsi pengencer darah, pastikan Anda rutin kontrol sesuai jadwal dan ikuti anjuran dokter mengenai aturan pemakaiannya. Bila Anda mengalami gejala efek samping muncul, segera kunjungi dokter karena kemungkinan dosis atau aturan pemakaian obat Anda perlu diturunkan.

https://www.alodokter.com/obat-penge...u-anda-ketahui

Efek Samping

Aspirin dapat menyebabkan penurunan kadar prostaglandin lambung sehingga berakibat penipisan pada dinding lambung. Selain itu, penggunaan aspirin juga bisa menyebabkan perlukaan pada saluran pencernaan lain.

Oleh karena itu, tahun lalu dilakukan penelitian pada pasien-pasien yang mendapatkan aspirin atau dikombinasi dengan obat pengencer darah lainnya. Penelitian ini secara lengkap dipublikasikan di Jurnal Indonesian Journal of Gastroenterology, Hepatology and Digestive Endoscopy, jurnal nasional berbahasa Inggris terakreditasi DIKTI.

Penelitian tersebut dilakukan pada pasien yang berumur di atas 18 tahun dan mengonsumsi aspirin dosis rendah (75-325 mg/hari). Pasien pun sudah menggunakan obat lebih dari 28 hari, lalu dilakukan pemeriksaan endoskopi saluran cerna atas di Pusat Endoskopi Saluran Cerna Divisi Gastroenterologi, Departemen Ilmu Penyakit Dalam RSCM.

Pemeriksaan ini tidak melihat ada atau tidaknya gangguan pada lambung. Hasil pemeriksaan endoskopi ternyata telah terjadi gangguan lambung dan atau usus dua belas jari pada 51,6 persen pasien yang diperiksa. Kelainan yang didapat berupa luka erosi lambung sebanyak 40 persen dan 11,6 persen kelainan berupa tukak atau ulkus dari kasus yang diperiksa. Yang menarik hanya 44,9 persen yang mengeluh gangguan pada lambung padahal ditemukan luka pada lambungnya.

Analisa lebih lanjut pada kasus yang diteliti ternyata penggunaan dua obat pengencer darah sekaligus membuat risiko kerusakan lambung dan usus dua belas jari meningkat lebih dari 3 kali. Pasien yang menggunakan aspirin di atas 65 tahun ternyata lebih berisiko terjadinya kerusakan lambung atau tukak lambung atau usus dua belas jari dibandingkan pasien di bawah umur 65 tahun. Penghambat pompa proton obat yang bekerja untuk menekan produksi asam lambung ternyata mengurangi risiko terjadinya luka pada lambung atau usus dua belas jari tersebut.

“Hasil penelitian ini mengingatkan kembali tentang efek samping dari obat-obat pengencer darah yang sudah umum dikonsumsi masyarakat kita mengingat semakin meningkatnya penyakit jantung koroner dan penyakit pembuluh darah otak di tengah masyarakat kita,” paparnya.

https://www.jawapos.com/kesehatan/he...ek-sampingnya/


KSAD Bahas Kerja Sama Penelitian Obat Pengencer Darah untuk Pasien Covid-19 dgn IDI

Sudah lebih dari tiga bulan Covid-19 menjadi topik yang terus menjadi pembahasan dan bahan penelitian sampai saat ini. Era New Normal pun mencuat, masyarakat di Indonesia diperbolehkan untuk kembali beraktivitas namun tetap menerapkan berbagai protokol kesehatan demi mencegah penyebaran virus tersebut.

Patut menjadi perhatian, bahwa beberapa waktu lalu sempat beredar sebuah pesan berantai yang menyebutkan jika di Italia telah ditemukan obat untuk mengatasi virus tersebut. Selain itu, terhembus juga kabar jika kebanyakan pasien Covid-19 yang akhirnya meninggal disebabkan oleh penggumpalan darah. Kabar-kabar seperti itu memang marak terdengar di masa-masa kritis seperti ini. Namun masyarakat tetap harus jeli dan cerdas dalam menyaring berita yang beredar di media sosial.

Mengenai fakta di Italia yang menyebutkan jika di Italia telah ditemukan obat untuk Corona serta kematian pasien Covid-19 disebabkan penggumpalan darah ternyata tidak benar. Pasalnya, melansir dari website resmi untuk update Covid-19, ternyata kabar tersebut hanya hoax belaka.

Dikutip dari Jurnal Lancet, penyebab kematian utama pasien Covid -19 adalah kegagalan pernafasan. Tak hanya itu, trombosis atau penggumpalan darah ternyata juga menjadi ancaman nyata bagi para pasien Covid-19. Kasus penggumpalan darah tersebut, disebutkan dalam studi di Prancis dan Belanda, dapat terbentuk pada 20-30 persen pasien Covid-19 yang masuk pada masa kritis. Hal ini pula yang membuat WHO memberikan rekomendasi untuk menggunakan heparin dengan berat molekul rendah dalam manajemen klinis pasien terduga Covid-19 tanpa kontraindikasi pemberian heparin untuk mencegah komplikasi.

Namun, sampai sekarang belum ada bukti ilmiah yang menyatakan jika trombosis merupakan penyebab utama kematian pasien Covid-19. Sekali lagi, studi The Lancet menyebutkan jika penyebab utama kematian pasien Covid-19 adalah kegagalan pernafasan.

Jadi apabila mendengar kabar tentang pasien Covid-19 mengalami kesalahan diagnosis pneumonia dengan terjadinya trombosis di beberapa bagian tubuh hanya hoax. Tak perlu mudah percaya pada info-info yang menyatakan jika antibiotik mampu melawan Covid-19, karena pada dasarnya antibiotik yang digunakan tanpa peresepan dokter malah bisa menyebabkan resistensi tubuh pada antibiotik tersebut

https://m.merdeka.com/sehat/pasien-c...tanya-yuk.html


https://www.indiatoday.in/fact-check...512-2020-05-25

KSAD Bahas Kerja Sama Penelitian Obat Pengencer Darah untuk Pasien Covid-19 dgn IDI
KSAD Bahas Kerja Sama Penelitian Obat Pengencer Darah untuk Pasien Covid-19 dgn IDI
KSAD Bahas Kerja Sama Penelitian Obat Pengencer Darah untuk Pasien Covid-19 dgn IDI
KSAD Bahas Kerja Sama Penelitian Obat Pengencer Darah untuk Pasien Covid-19 dgn IDI

Aduh duh duh duh ku tak percaya ...
Aduh duh duh duh mengàpa kau mencret...


emoticon-Kaskus Radio emoticon-Kaskus Radio

Jangan ada hoax pak di antara kita.. 🙄🙄
nomoreliesAvatar border
nomorelies memberi reputasi
1
1.3K
39
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan