Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

666fapfapAvatar border
TS
666fapfap
WHO Belum Yakin Ada Vaksinasi Covid-19 Sampai Pertengahan 2021, Ini Alasannya


WHO Belum Yakin Ada Vaksinasi Covid-19 Sampai Pertengahan 2021, Ini Alasannya

tempo.co3h

TEMPO.CO, Jakarta - Badan Kesehatan Dunia (WHO) baru-baru ini mengatakan pihaknya tidak bisa mengharapkan vaksinasi Covid-19dilakukan sebelum pertengahan tahun 2021. Pernyataan tersebut jelas bertentangan dengan keinginan beberapa negara untuk melakukan vaksinasi Covid-19 secepatnya.

Melansir Reuters pada Selasa, 8 September 2020, juru bicara WHO, Margaret Harris, mengatakan sejauh ini tidak ada satu pun dari kandidat vaksin dalam uji klinis lanjutan yang memiliki setidaknya 50 persen kemanjuran seperti yang diharapkan WHO.

Meskipun beberapa vaksin sudah melewati uji klinis tahap ketiga dengan melibatkan ribuan relawan, hal itu belum cukup untuk memastikan efektivitas dan keamanan vaksin tersebut.

“Tahap tiga ini membutuhkan waktu yang lebih lama, perlu melihat tingkat protektif dari vaksin tersebut, kita juga perlu melihat seberapa aman vaksin itu,” ujar Harris.

Dalam prosedur normal, penyelenggara uji coba vaksin harus menunggu berbulan-bulan, bahkan bertahun-tahun untuk dapat memastikan efektivitas dan keamanan vaksinnya tersebut.

Meskipun sampai sekarang sudah ada setidaknya enam sampai sembilan vaksin yang sudah banyak diuji coba, Haris mengungkapkan dirinya tidak memprediksi ada vaksinasi sampai pertengahan tahun depan.

“Dalam kerangka waktu yang realistis, kami benar-benar tidak memprediksi ada vaksinasi secara luas sampai pertengahan tahun 2021,” ujar Harris, dikutip dari SCMP.

Harris juga mengatakan banyak orang telah divaksinasi, sementara WHO tidak tahu mengenai efektivitas vaksin yang digunakan tersebut. Menurutnya, hasil dari setiap uji coba harus dilaporkan agar bisa dilakukan penilaian lebih lanjut.

Selama masa pandemi, beragam perusahaan farmasi dari beberapa negara memang tengah berlomba mengembangkan vaksin virus corona dengan cepat. Sebut saja Rusia. Negara ini dinilai memberikan persetujuan untuk vaksin Covid-19 dalam waktu yang sangat singkat.

Selain itu, pejabat kesehatan Amerika dan perusahaan farmasi Pfizer, juga mengatakan bahwa vaksin di negeri Paman Sam tersebut siap didistribusikan paling cepat akhir Oktober 2020. Beberapa pihak menilai upaya yang dilakukan Amerika memiliki keterikatan dengan agenda pemilihan umum Presiden Amerika Serikat pada November 2020.

Diberitakan SCMP, pada 10 Agustus 2020, Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (PDA) menetapkan tingkat kemanjuran vaksin minimal 50 persen sebelum disetujui, itu artinya pasien Covid-19 memiliki peluang seimbang untuk sembuh atau tidak. Dari penetapan tersebut, peneliti menilai vaksin yang diproduksi dengan tingkat kemanjuran tersebut berisiko menjadi vaksin yang lemah.

Direktur for Research Innovation di Biotechnology and Drug Discovery di Washington University, St Louis, Michael Kinch, mengatakan vaksin yang lemah bisa jadi memberikan rasa aman yang salah dan tidak menghentikan penyebaran virus sejak awal. Selain itu, penelitian yang hanya dilakukan beberapa bulan belum cukup untuk mengetahui adanya efek samping dan daya tahan vaksin tersebut.

“Dari sudut pandang logistik, vaksin yang lemah mungkin memerlukan banyak dorongan dari waktu ke waktu. Itu akan menambah biaya dan waktu yang cukup besar untuk seluruh populasi di dunia, kemudian apakah semua orang bersedia disuntik vaksin tambahan, khususnya jika vaksin tersebut ada efek sampingnya,” ujar Kinch, dikutip dari SCMP.

Dia menambahkan, idealnya vaksin harus efektif selama 10 sampai 12 tahun. Meskipun pada generasi pertama vaksin mungkin tidak mencapainya, para ilmuwan bisa mengembangkannya di generasi kedua.

Sementara itu, seorang profesor di Departemen Kedokteran di Imperial College, London, Daniel Altmann, mengatakan penerapan vaksin dengan kekebalan jangka pendek untuk skala besar merupakan mimpi buruk. Memproduksi, meluncurkan, kemudian memantau miliaran dosis vaksin akan menjadi tantangan logistik yang setara dengan mobilisasi untuk perang dunia atau misi ke Mars.

“Ini tidak boleh menjadi balapan gila untuk mencapai garis akhir, kami benar-benar membutuhkan perbandingan yang tenang untuk membuat pilihan terbaik, yang mungkin melibatkan beberapa vaksin,”ujar Altmann.

Altmann juga menambahkan, lebih baik mencari vaksin yang dapat bertahan selama sepuluh tahun, dari pada memaksakan vaksin dengan ketahanan hanya satu tahun dan harus memulainya lagi dari awal

sumber
nomoreliesAvatar border
abdi41Avatar border
tien212700Avatar border
tien212700 dan 2 lainnya memberi reputasi
1
387
1
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan