Assalamualaikum warahmatullah wabarakatuh. Good morning everyone.

Mungkin Gansist, sudah bahkan sering mendengar keluhan orang tua, khususnya para ibu yang merasa kerepotan saat harus mendampingi sekaligus membimbing putra-putri mereka selama pelaksanaan pembelajaran daring. Selain masalah ini, yang tak kalah peliknya adalah keterbatasan ekonomi dan kelancaran jaringan. Sesuatu yang tak mungkin dapat dihindari. Hukum alam pun berlaku, sebagai reaksi atas kebijakan pembelajaran daring, entah positif atau sebaliknya.



Menyikapi fenomena di atas, saya sebagai seorang pengajar tentu saja merasakan dampak masalah ini secara langsung, meskipun di level dan dengan permasalahan yang berbeda. Ya, berbeda dengan pembelajaran di level SD yang banyak dikeluhkan oleh orang tua, mulai dari pendampingan, biaya pulsa data, keterbatasan perangkat yang mereka miliki dan masih banyak lagi. Di tingkat mahasiswa keluhan yang sering mereka suarakan lebih ke masalah jaringan.



Sebagai orang-orang yang tinggal di wilayah daerah 3 T (Tertinggal, Terdalam dan Terpencil)mahasiswa dan mahasiswi yang berdomisili di pedalaman Kalimantan Utara benar-benar mendapat masalah serius ketika harus mengikuti pembelajaran daring. Bukan hanya jaringan internet yang tidak stabil, mereka bahkan tidak bisa mengakses sama sekali. Namun demikian, masih ada beberapa dari mereka yang jika keluar rumah kemudian mencari tempat-tempat tertentu yang diperkirakan bisa menangkap sinyal jaringan, misalnya tempat yang tinggi atau di atas pohon, walaupun minim.



Seriusnya masalah pandemi covid 19, memaksa apa pun masalah yang dihadapi, keputusan pembelajaran onlinetetap harus dilaksanakan. Awal diputuskan pembelajaran online ini, seperti kita ketahui tanggapan pro dan kontra bermunculan. Seiring berjalannya waktu dan pembenahan masalah satu per satu, akhirnya semua dapat berjalan seperti yang diharapkan.

Salah satu contoh untuk mahasiswa/mahasiswi di pedalaman Kalimantan Utara yang sama sekali tidak bisa mendapatkan jaringan internet, diberikan kebijakan: dapat mengganti pertemuan online dengan tugas-tugas dalam bentuk hard copy yang dikoordinir oleh ketua kelas mereka. Begitu juga dengan masalah lain seperti jaringan yang tidak stabil yang terjadi bukan hanya di remote area tetapi juga di tengah kota, maka pembelajaran daring akan dilanjutkan waktu lain saat kondisi memungkinkan atau via grub sosial media, misalnya WA.

Dari sini kita bisa mendapatkan poin, segala masalah pasti ada solusinya. Komunikasi yang baik menjadi jembatan segala permasalahan. Terkadang, segelintir orang sibuk merasa tertekan dengan kondisi baru seperti pembelajaran di masa pandemi ini. Bisa jadi hal tersebut hanya akan menghabiskan energi saja, tanpa disadari.


Jika kita mau berpikir positif, pembelajaran daring bukan tak memiliki kelebihan, salah satunya. lebih fleksibel.



Demikianlah thread saya kali ini, Gansist. Semoga bermanfaat. Salam sehat dan bahagia. Puspita Rini.

Thank you for reading my thread and see you next thread.

North Kalimantan, 8 September 2020.