

TS
Rinka17
Merawat Benih yang Berasal dari Dapur

Aku punya pengalaman sejak kelas 1 SMA. Bermula dari pelajaran dari guru Biologi mengenai pertumbuhan tanaman, aku jadi berminat untuk memelihara tanaman. Waktu itu guru menjelaskan kepada kami tentang pertumbuhan benih pohon. Keesokan harinya diadakan sebuah percobaan untuk mengamati pertumbuhan benih. Kami ditugaskan untuk membawa biji kacang, kapas, wadah plastik, dan air.

Sumber: Catatan Inspirasiku
Hari demi hari kami memperhatikan pertumbuhannya. Percobaan dilakukan dengan cara menutupi wadah dan memberikan sedikit cahaya. Dengan begitu, tanaman akan cepat tumbuh. Percobaan ini begitu menarik. Meskipun sibuk dengan berbagai kegiatan sekolah, masih sempat untuk memberikan air.
Pelajaran tentang itu sudah berlalu. Aku pun mulai tertarik untuk mencoba menanam tumbuhan lain. Maka, aku mengambil biji cabe yang ads di dapur. Biji yang berasal dari sisa-sisa bahan memasak nasi goreng. Biji itu aku ambil, dan aku membuangnya di halaman rumah. Biji itu jatuh di permukaan tanah yang subur.

Sumber: erabaru
Keesokan harinya, embun pagi membasahi tanah. Embun menempel di permukaan daun-daun. Biji itu tumbuh, memiliki batang mungil dan sepassng daun kecil, serta biji kecil yang tersangkut di ujung daun. Kemudian aku memutuskan untuk merawat pohon kecil itu.
Melihat pohon kecil itu setiap pagi. Tidak lupa untuk memberinya beberapa tetes air kalau dia terlihat agak kering. Biasanya embun pagi sudah cukup untuk memberinya air. Di sore hari hanya perlu memberinya beberapa tetes air.

Sumber: tipspetani
Hari demi hari benih itu bertambah tinggi. Akar yang sebelumnya lemah, tumbuh lebih kuat. Batang yang rapuh menjadi lebih padat. Daun-daun baru mulai tampak. Ketika itu, tanah tamoak agak kering dan rumput liar mulai bermunculan. Rumput-rumput liar itu harus disingkirkan untuk mengurangi perebutan gizi. Pohon cabe itu juga perlu disiran dengan cara meneteskan air sedikit demi sedikit. Kalau sampai terlalu basah, akarnya bisa membusuk dan membuat batangnya rusak seperti kayu yang sudah lapuk. Untuk pupuknya sendiri, tidak pernah menggunakan pupuk kimia. Hanya menaburkan daun-daunan gugur dari pohon lain.

Sumber: BudidayaKita
Ketika pohon mulai berbunga, kemudian bunga itu berubah menjadi buah, pohon itu harus dijauhkan dari hama. Teteskan air untuk membersihkannya dari debu. Kalau bisa, dipindahkan ke pot tanaman agar tidak berebut gizi dengan tanaman lain. Jangan meletakkan pot tanaman berbuah di dekat pagar. Tujuannya agar tidak disentuh oleh tangan-tangan usil.

Sumber: Info Global Kita
Aku tidak pernah menghitung hari ketika menanam pohon. Hanya merawatnya saja dan membiarkannya tumbuh. Dengan begitu, batangnya akan semakin kuat, daunnya lebat, dan buahnya banyak. Ketika buahnya sudah cukup besar dan matang, pasti sudah bisa dipanen. Dulu aku melakukannya bermuka dari perbuatan iseng melempar biji cabe merah yang ada di dapur.
Setelah peristiwa itu, aku iseng mencoba lagi dengan biji-biji lain, potongan daun bawang yang masih berakar, serta 1 siung bawang merah dan bawang putih. Itu pun karena guru pernah membicarakan tentang cara merawat benih tanaman yang dipakai untuk keperluan dapur.
Beginilah pengalamanku di usia 16 tahun
Rinka


delia.adel memberi reputasi
1
1.3K
0


Komentar yang asik ya


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan