

TS
pengepulbadge
Perlunya Standarisasi Pembelajaran Daring Agar Hasilnya Lebih Efektif

Quote:
Virus keluarga Coronaviridae yang pada tahun 2019 yang ditemukan di Pasar Wuhan, Provinsi Hubei, China, oleh WHO pada tangga 11 Februari 2020 resmi dinamakan Corona Virus Disease 19 atau disingkat COVID-19. Virus yang dinamakan corona karena memiliki struktur mirip mahkota menyebar tidak hanya di China tapi juga ke seluruh dunia. Termasuk ke Indonesia.
Masuknya virus ini membuat pemerintah kita pada 16 Maret 2020 menetapkan kegiatan belajar mengajar secara online alias daring (dalam jaringan). Hal ini tentu saja untuk mencegah penularan Covid-19 di sekolah.
Pabrik tempat ane kerja pun tutup dan menghentikan produksinya untuk sementara. Dan karena ane di rumah, ane jadi punya tugas dadakan yakni menjadi 'guru' untuk adik ane di rumah yang masih kecil. Ndak sulit sih, kadang cuma ngapalin lagu perjuangan, rekam di video lalu kirim via WhatsApp. Terkadang rekam adik ane ngapalin perkalian sederhana 1 sampai 10 lalu rekam di video dan kirim ke WhatsApp ke group WhatsApp kelas. Pernah juga nonton siaran di TVRI dan menjawab beberapa pertanyaan di sana dan mengirimkan via WhatsApp. Ndak lama setelah itu adik ane akan kembali youtube-an dan ane kembali rebahan

Quote:
Ane akhirnya mikir, efektifkah sekolah daring seperti ini? Apakah sekolah-sekolah lain menggunakan aplikasi WhatsApp untuk pembelajaran daringnya?
Setelah ane telusuri, ternyata pembelajaran dengan sistem daring menggunakan platform yang ndak sama antar sekolah. Ada yang menggunakan zoom us, youtube, vidio.com, google class room, browser, whatsapp, google hangout, bahkan ada yang menjawabnya dengan tiktok dan smule. Wow, ane tercengang dibuatnya
Beragamnya media dan platform ane rasa karena pemerintah kita memang tidak siap dengan metode pembalajaran daring. Siapa yang tahu juga sih kalau Covid-19 akan datang menyerang?
Ditambah dengan kondisi geografis Indonesia yang beragam dengan penerimaan signal yang juga beragam. Yang di kota besar mungkin enak-enak saja belajar dengan zoom us. Kalau adik ane sekolahnya pake zoom us, alamat dia ndak akan belajar. Kirim video semenit di WhatsApp aja kadang ane harus manjat ke genteng kok supaya dapet signal yang cukup!
Dan terakhir tentu keberagaman latar belakang ekonomi. Ada yang memiliki gawai yang bisa untuk belajar dengan nyaman. Ada yang hp nya cuma bisa buat sms dan telponan dan ringtone monophonic. Bahkan malah ada yang 1 hp digunakan rame-rame.
Belum lagi kebutuhan akan pulsa. Pemakaian pulsa ternyata lebih boros dari naik angkutan bolak-balik ke sekolah. Syukurlah pemerintah untuk pulsa sudah mensubsidinya. Hp ane termasuk yang mendapat kiriman pulsa 200 ribu kalau ndah salah kemarin. Karena di keluarga ane memang hp-nya cuma 1.
Setelah ane telusuri, ternyata pembelajaran dengan sistem daring menggunakan platform yang ndak sama antar sekolah. Ada yang menggunakan zoom us, youtube, vidio.com, google class room, browser, whatsapp, google hangout, bahkan ada yang menjawabnya dengan tiktok dan smule. Wow, ane tercengang dibuatnya

Beragamnya media dan platform ane rasa karena pemerintah kita memang tidak siap dengan metode pembalajaran daring. Siapa yang tahu juga sih kalau Covid-19 akan datang menyerang?
Ditambah dengan kondisi geografis Indonesia yang beragam dengan penerimaan signal yang juga beragam. Yang di kota besar mungkin enak-enak saja belajar dengan zoom us. Kalau adik ane sekolahnya pake zoom us, alamat dia ndak akan belajar. Kirim video semenit di WhatsApp aja kadang ane harus manjat ke genteng kok supaya dapet signal yang cukup!
Dan terakhir tentu keberagaman latar belakang ekonomi. Ada yang memiliki gawai yang bisa untuk belajar dengan nyaman. Ada yang hp nya cuma bisa buat sms dan telponan dan ringtone monophonic. Bahkan malah ada yang 1 hp digunakan rame-rame.
Belum lagi kebutuhan akan pulsa. Pemakaian pulsa ternyata lebih boros dari naik angkutan bolak-balik ke sekolah. Syukurlah pemerintah untuk pulsa sudah mensubsidinya. Hp ane termasuk yang mendapat kiriman pulsa 200 ribu kalau ndah salah kemarin. Karena di keluarga ane memang hp-nya cuma 1.
Quote:
Ane pun memprediksikan, ke depannya pemerintah akan memiliki kurikulum pendidikan daring agar ada standarisasi. Baik dari sisi materi, platform, media komunikasi, siapa yang menanggung pulsanya, dll. Semua ini agar pendidikan kita tetap berjalan efektif sambil menunggu pandemi ini pergi berlalu.
Quote:
Diubah oleh pengepulbadge 09-09-2020 16:08


aviep memberi reputasi
1
487
Kutip
0
Balasan


Komentar yang asik ya


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan