Kaskus

News

ian.keselekAvatar border
TS
ian.keselek
Bertahan Sebagai Perantau di Tengah Pandemi, Merupakan Sebuah Pencapaian.
Bertahan Sebagai Perantau di Tengah Pandemi, Merupakan Sebuah Pencapaian.
Pandemi covid-19 membawa kedilemaan yang besar bagi para perantau. Ane yakin tidak hanya ane yang merasakan kedilemaan ini, tapi semua perantau di segala daerah pasti merasakan hal yang sama dengan apa yang ane rasakan saat ini. Sejak awal pandemi bulan Maret 2020 sampai saat ini September 2020 ane belum menginjakan kaki ke kampung halaman sekalipun, bahkan tahun ini ane sudah melewati hari besar Idul Fitri dan Idul Adha sendirian, sebagai seorang perantauan di Jakarta.

Dulu saat tidak ada pandemi, ane selalu rutin 3 bulan sekali pulang ke kampung halaman untuk menengok istri dan keluarga. Sekarang sudah hampir 8 bulan ane belum pulang kampung. Rindu? tentu saja 9 bulan tidak melihat istri dan keluarga rasanya rindu sekali. Adaptasi yang ane lakukan untuk mengatasi kerinduan ini tentu dengan melakukan panggilan video call setiap malam. 

Selama pandemi ini ane memilih untuk tidak pulang ke kampung halaman semata-mata karena ane tidak mau menjadi carier bagi keluarga ane, memang di sini ane merasa sehat-sehat saja, namun tidak ada yang tau, dan bisa saja dalam perjalanan pulang ane terpapar virus, tidak ada yang bisa menjamin perjalanan ke kampung halaman akan aman 100%. Jadi ane memilih untuk tidak mengambil resiko membahayakan kesehatan keluarga ane. Lebih baik kita sama-sama terpisahkan jarak seperti ini dan menahan rindu tapi masing-masing dari kami dalam keadaan sehat. Dari pada bersama tapi beresiko terinfeksi virus covid-19.

Oiya untuk pengenalan, ane adalah seorang perantau di  kota Jakarta, yang bekerja di salah satu pabrik sparepart motor di daerah Cengkareng, Jakarta Barat. Untuk bisa survive  secara ekonomi di Jakarta dimasa pandemi seperti benar-benar sangat sulit, ane merasakan hal itu. Ane beruntung karena ane tidak di PHK oleh pabrik tempat ane bekerja. Ane tidak di PHK bukan berarti pabrik tempat ane tidak terkena dampak pandemi, pabrik ane melakukan pemutusan perjanjian kerja dengan beberapa karyawannya, namun beruntungnya ane. Ane masih menjadi salah satu karyawan yang dipertahankan di pabrik ini, walaupun sejak Maret 2020 ane tidak bekerja full dalam sebulan. Ane hanya bekerja 3 hari dalam seminggu saja. 

Pengurangan jam kerja dilakukan karena menurunnya pesanan barang dari pelanggan pabrik, jika kondisi normal pabrik bisa menerima PO (purchase order) sampai ratusan ribu item per bulannya, sejak masa pandemi pabrik tempat ane bekerja hanya menerima PO beberapa ribu item saja, bahkan bulan Agustus kemarin hanya menerima orderan 10.000 item saja. 

Sebagai seorang perantau, sebenarnya sangat berat bertahan disituasi seperti ini. Karena penghasilan ane turun sampai 60% sedangkan di sini semua bayar, pergi ke toilet saja bayar. Dan sebagai perantau ane sama sekali tidak mendapatkan fasilitas bantuan dari pemerintah sama sekali. Mungkin karena ane seorang perantau bukan warga asli Jakarta, jadi walaupun ane ikut merasakan dampak pandemi, namun ane tidak mendapatkan bantuan apapun. 

Cara ane agar bisa bertahan dalam kondisi ekonomi yang tidak stabil seperti ini adalah dengan melakukan penghematan di segala hal. Jika dulu ane selalu membeli makanan siap saji, sekarang ane memasak nasi sendiri. Lumayan sekali karena beras 1 liter dengan harga 10.000 bisa ane masak dan ane makan untuk 1 minggu, untuk masalah lauk ane hanya menyetok mie instan dan telor. Hemat sekali, dengan cara seperti ini ane hanya mengeluarkan kurang lebih 100rb selama sebulan untuk makan. 

Alhamdulilah ane masih bisa bertahan hidup di Jakarta dengan uang 500 ribu sebulan, karena selama pandemi ane hanya mendapatkan gaji 1,1 jt dan 600 rb ane gunakan untuk membayar kontrakan. Sayangnya selama masa pandemi ane tidak bisa mengirimkan jatah bulanan ke kampung halaman. Untung saja istri ane memahami hal tersebut, tapi ane benar-benar mengambil hikmah dengan adanya pandemi ini. Ternyata satu pandemi saja sudah  bisa menggoyahkan perekonomian semua orang, ane menyesal kenapa dulu ane jarang sekali menabung, padahal penting sekali melakukan perencanaan keuangan untuk digunakan pada saat-saat krisis seperti sekarang ini. Tapi karena ane sudah belajar dari pandemi saat ini, kedepannya ane akan menjadi seseorang yang akan sangat memperhatikan perencanaan keuangan. 

Semoga saja, pandemi ini secepatnya berlalu. Dan keadaan perekonomian Indonesia bisa kembali seperti sedia kala lagi. Dan kita semua bisa kembali ke kehidupan normal seperti dulu lagi. 

sumber : opini dan pengalaman pribadi


delia.adelAvatar border
delia.adel memberi reputasi
1
327
0
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan