JangkrikgendutAvatar border
TS
Jangkrikgendut
Ternyata Aspal Dapat Menimbulkan Pencemaran Udara

Aspal hampir ada di mana-mana, ia ditemukan di jalan, atap rumah, dan kebutuhan lainnya. Akan tetapi emisi kimianya jarang dimasukkan ke dalam rencana manajemen kualitas udara perkotaan. Sebuah studi baru menunjukkan bahwa aspal merupakan salah satu sumber pencemaran udara yang signifikan di perkotaan, terutama pada siang hari yang panas dan cerah.

Pencemaran Udara Yang Diakibatkan Oleh Aspal

Peneliti dari Amerika Serikat bernama Yate, mengamati bahwa aspal jalan dan atap akan menghasilkan senyawa organik kompleks yang termasuk ke dalam polutan berbahaya, pada kisaran suhu tinggi akibat intensitas sinar matahari yang terik. Hasil penelitian yang dilakukannya di laboratorium Drew Gentner, Associate Professor of Chemical and Environmental Engineering, akan muncul di jurnal Science Advances pada tanggal 2 September.

Emisi dari kendaraan bermotor dan sumber pembakaran lainnya telah diteliti selama puluhan tahun. Namun ternyata, di dalam penelitian yang dilakukan Yate tersebut, banyak sumber pencemaran udara penting lainnya yang bukan dihasilkan dari pembakaran. Misalnya saja penggunaan aspal di jalan yang terkena sinar matahari terik akan menyebabkan keluarnya aerosol organik sekunder (SOA) yang merupakan sebuah polutan berbahaya terhadap kesehatan masyarakat.

Dalam penelitian ini, para peneliti memanaskan aspal di dalam berbagai suhu. Ternyata ditemukan bahwa aspal yang dipanaskan ini akan mengeluarkan senyawa kimia dalam jumlah signifikan ke udara. Hal ini menandakan bahwa pada saat siang hari yang panas, walaupun tidak ada pembakaran yang dilakukan kendaraan bermotor maka tetap akan terjadi pencemaran udara yang diakibatkan oleh aspal. Yate kemudian mencoba menghitung tingkat emisi yang dikeluarkan aspal di dalam lingkungan sekitar kita dan ternyata terjadi peningkatan emisi yang signifikan hingga 300% jumlahnya diakibatkan oleh adanya aspal ini.

Penggunaan Alternatif Aspal

Dengan melihat hasil dari penelitian ini, sudah seharusnya manusia mencari alternatif penggunaan aspal untuk jalan atau keperluan lainnya. Penggunaan beton mungkin bisa menjadi solusi karena selain lebih tahan lama juga lebih ramah lingkungan. Sayangnya, beton memakan biaya yang jauh lebih mahal dan bagi negara berkembang seperti Indonesia untuk mengganti seluruh jalan aspalnya menjadi beton sepertinya diperlukan waktu yang lama karena keterbatasan dana.

Mungkin para peneliti perlu menyediakan alternatif lain pengganti aspal yang lebih ramah lingkungan tetapi biaya yang dibutuhkannya juga tidak berbeda jauh. Kita tunggu saja solusi yang bisa dihasilkan para peneliti lingkungan di seluruh dunia ini untuk mengatasi masalah ini.

pal
0
314
0
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan