

TS
lizzycaplan
Dampak yang Akan Ditimbulkan dari Dibukanya Kembali Mall dan Bioskop

Quote:
Pusat perbelanjaan atau mall adalah salah satu sektor yang merasakan dahsyatnya dampak dari merebaknya Virus Corona. Saat kebijakan PSBB diterapkan banyak mall yang harus tutup. Tak terhitung kerugian yang harus dialami karena tidak memiliki pemasukan sama sekali.
Akibatnya, banyak outlet/store yang merumahkan pegawainya tanpa gaji. Bahkan ada yang lebih buruk dari itu, yaitu mem-PHK seluruh pegawai karena mengalami kebangkrutan.
Bagi masyarakat umum seperti saya, dampak dengan ditutupnya mall tentu jadi sulit saat ingin mencari kebutuhan pokok yang sudah terbiasa mencarinya di supermarket yang berada di kawasan mall.
Sedikit harapan muncul saat pemerintah mencanangkan era new normal. Era kebiasaan baru. Era kehidupan baru. Di mana kita harus terbiasa dengan kehadiran virus corona di tengah-tengah kita.
Pemilik outlet/store pun sedikit bernafas lega. Mereka tentu saja tak mau terus menerus merugi. Karena sewa outlet kan tetap jalan terus? Nah, bagi segenap karyawan mereka, ini adalah harapan. Dirumahkan tanpa gaji apa bedanya dengan PHK? Karena sama-sama tidak memiliki penghasilan. Lebih mirip dengan pengangguran. Dan bagi saya pribadi, ini adalah saatnya untuk mengusir kejenuhan setelah sekian lama terkurung dalam rumah. Waktunya bisa keluar untuk hangout. Baik sekedar santai menikmati kopi syantik, berburu kuliner, atau memenuhi kebutuhan sehari-hari lainnya.
Mall dibuka, menyusul kemudian bioskop yang sudah lama tertidur pun akan segera kembali dibuka. Para penggemar film seperti saya tentu menyambut gembira kabar ini. Gembira plus deg-degan. Karena bagaimanapun juga, virus corona masih ada. Jumlahnya penderitanya justru kian hari pun kian bertambah. Jadi, harus ada protokol kesehatan yang diterapkan agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Terutama jadi ajang penularan virus corona.
Dengan dibukanya kembali pusat perbelanjaan pun, akan ada 3 dampak yang bisa terjadi:
1. Jalanan Kembali Macet
Saat sekolah 'diliburkan', jalanan khususnya di kota-kota besar lumayan lengang. Apalagi saat kantor juga belum banyak yang buka. Saat kantor sudah buka pun, jalanan tidak macet parah seperti saat sekolah tidak diliburkan.
Nah, pada saat pusat perbelanjaan kembali dibuka, kemacetan menjadi lebih terasa. Apalagi di akhir pekan.
Saya merasakan sendiri jalanan di area yang berdekatan dengan mall pada sore dan malam hari terasa lebih padat dari sebelumnya. Terutama pemotor. Dan masih saja saya menyaksikan banyak dari pemotor ini yang bandel dengan tidak mengenakan masker!
2. New Cluster
Meski dilakukan protokol kesehatan ketat seperti pemeriksaan suhu tubuh sebelum masuk mall, menjaga jarak, kewajiban mencuci tangan, tetap saja tidak ada yang menjamin bahwa virus corona tidak akan menyebar di mall.
Fakta bahwa banyak penderita virus tanpa gejala, menjadi momok tersendiri. Dibutuhkan teknologi yang lebih akurat untuk mendeteksi pembawa virus corona lebih akurat lagi.
Belum lagi kedisiplan masyarakat kita yang masih rendah. Tidak seimbangnya jumlah pengunjung dan tenaga keamanan, tentu kesulitan tersendiri untuk menerapkan protokol physical distancing.
Yang saya rasakan baru-baru ini, memang saat masuk pengunjung mengenakan masker, tapi ada saja yang melepasnya saat sudah berada di dalam mall. Kalau ketemu security barulah ia pakai lagi.
Belum lagi banyak yang mengabaikan physical distancing terutama saat berada di dalam outlate yang rame, baik karena diskon maupun memang outlate tersebut pada dasarnya memang selalu ramai dikunjungi oleh pengunjung mall.
3. Mall dan Bioskop Bisa Ditutup Kembali
Jika mall dan bioskop terbukti menyebabkan virus corona makin merebak, apalagi jika vaksin virus ini belum juga dapat diberikan secara massal, bisa jadi mall akan kembali ditutup. Tentu ini kerugian untuk semua masyarakat. Pelaku bisnis kehilangan omset, sedangkan masyarakat seperti saya akan kehilangan tempat berbelanja sekaligus mengusir penat.
Referensi:
merdeka.com
kompas.com
kompas.com
Akibatnya, banyak outlet/store yang merumahkan pegawainya tanpa gaji. Bahkan ada yang lebih buruk dari itu, yaitu mem-PHK seluruh pegawai karena mengalami kebangkrutan.
Bagi masyarakat umum seperti saya, dampak dengan ditutupnya mall tentu jadi sulit saat ingin mencari kebutuhan pokok yang sudah terbiasa mencarinya di supermarket yang berada di kawasan mall.
Sedikit harapan muncul saat pemerintah mencanangkan era new normal. Era kebiasaan baru. Era kehidupan baru. Di mana kita harus terbiasa dengan kehadiran virus corona di tengah-tengah kita.
Pemilik outlet/store pun sedikit bernafas lega. Mereka tentu saja tak mau terus menerus merugi. Karena sewa outlet kan tetap jalan terus? Nah, bagi segenap karyawan mereka, ini adalah harapan. Dirumahkan tanpa gaji apa bedanya dengan PHK? Karena sama-sama tidak memiliki penghasilan. Lebih mirip dengan pengangguran. Dan bagi saya pribadi, ini adalah saatnya untuk mengusir kejenuhan setelah sekian lama terkurung dalam rumah. Waktunya bisa keluar untuk hangout. Baik sekedar santai menikmati kopi syantik, berburu kuliner, atau memenuhi kebutuhan sehari-hari lainnya.
Mall dibuka, menyusul kemudian bioskop yang sudah lama tertidur pun akan segera kembali dibuka. Para penggemar film seperti saya tentu menyambut gembira kabar ini. Gembira plus deg-degan. Karena bagaimanapun juga, virus corona masih ada. Jumlahnya penderitanya justru kian hari pun kian bertambah. Jadi, harus ada protokol kesehatan yang diterapkan agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Terutama jadi ajang penularan virus corona.
Dengan dibukanya kembali pusat perbelanjaan pun, akan ada 3 dampak yang bisa terjadi:
1. Jalanan Kembali Macet
Saat sekolah 'diliburkan', jalanan khususnya di kota-kota besar lumayan lengang. Apalagi saat kantor juga belum banyak yang buka. Saat kantor sudah buka pun, jalanan tidak macet parah seperti saat sekolah tidak diliburkan.
Nah, pada saat pusat perbelanjaan kembali dibuka, kemacetan menjadi lebih terasa. Apalagi di akhir pekan.
Saya merasakan sendiri jalanan di area yang berdekatan dengan mall pada sore dan malam hari terasa lebih padat dari sebelumnya. Terutama pemotor. Dan masih saja saya menyaksikan banyak dari pemotor ini yang bandel dengan tidak mengenakan masker!
2. New Cluster
Meski dilakukan protokol kesehatan ketat seperti pemeriksaan suhu tubuh sebelum masuk mall, menjaga jarak, kewajiban mencuci tangan, tetap saja tidak ada yang menjamin bahwa virus corona tidak akan menyebar di mall.
Fakta bahwa banyak penderita virus tanpa gejala, menjadi momok tersendiri. Dibutuhkan teknologi yang lebih akurat untuk mendeteksi pembawa virus corona lebih akurat lagi.
Belum lagi kedisiplan masyarakat kita yang masih rendah. Tidak seimbangnya jumlah pengunjung dan tenaga keamanan, tentu kesulitan tersendiri untuk menerapkan protokol physical distancing.
Yang saya rasakan baru-baru ini, memang saat masuk pengunjung mengenakan masker, tapi ada saja yang melepasnya saat sudah berada di dalam mall. Kalau ketemu security barulah ia pakai lagi.
Belum lagi banyak yang mengabaikan physical distancing terutama saat berada di dalam outlate yang rame, baik karena diskon maupun memang outlate tersebut pada dasarnya memang selalu ramai dikunjungi oleh pengunjung mall.
3. Mall dan Bioskop Bisa Ditutup Kembali
Jika mall dan bioskop terbukti menyebabkan virus corona makin merebak, apalagi jika vaksin virus ini belum juga dapat diberikan secara massal, bisa jadi mall akan kembali ditutup. Tentu ini kerugian untuk semua masyarakat. Pelaku bisnis kehilangan omset, sedangkan masyarakat seperti saya akan kehilangan tempat berbelanja sekaligus mengusir penat.
Referensi:
merdeka.com
kompas.com
kompas.com
Diubah oleh chou_david99 03-09-2020 20:27
0
279
Kutip
1
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan