- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Yuri: Vaksin Covid-19 untuk Memutus Penularan, Bukan untuk Imunisasi


TS
nevertalk
Yuri: Vaksin Covid-19 untuk Memutus Penularan, Bukan untuk Imunisasi

Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Achmad Yurianto mengatakan, vaksin Covid-19 bertujuan untuk memutus rantai penularan penyakit tersebut. Menurut Yuri, yang perlu dipahami masyarakat adalah pemberian vaksin Covid-19 berbeda dari vaksin untuk program imunisasi. "Kita harus melihat bahwa vaksin Covid-19 jangan disikapi sebagai vaksin program (imunisasi). Ini (vaksin Covid-19) outbreak respons ya," ujar Yuri dalam talkshow daring bersama Satgas Penanganan Covid-19 yang ditayangkan di saluran YouTube BNPB, Senin (31/8/2020).
"Tujuan dari vaksin Covid-19 memang untuk secepatnya memutus mata rantai penularan. Ini beda dengan vaksin program," lanjut dia. Masyarakat harus memahami perbedaan mendasar itu.
Selain itu, kata Yuri, pemberian vaksin Covid-19 nantinya sangat dipengaruhi oleh kondisi epidemiologi Covid-19 itu sendiri. "Ini yang harus kita pahami sehingga masyarakat mestinya dari awal sudah mulai kita beri info sebanyak-banyaknya soal ini," tambah Yuri.
Sebelumnya, ahli epidemiologi dari Universitas North Carolina, Amerika Serikat, Juhaeri Muchtar mengatakan, masyarakat dan pemerintah berharap vaksin Covid-19 bisa diproduksi akhir tahun 2020 atau awal tahun 2021. Namun, ia mengingatkan agar masyarakat dan pemerintah tak terlalu euforia seolah vaksin Covid-19 di Indonesia sudah mulai diproduksi. Euforia itu berdampak pada pengabaian protokol kesehatan.
"Cuma jangan jadi euforia seolah-olah vaksin sudah ada di sini sehingga penduduk menjadi longgar, oh vaksin sudah di depan mata yuk kita belanja lagi. Saya pikir peran pemerintah jangan sampai itu jadi euforia," kata Juhaeri dalam diskusi secara daring bertajuk "Jakarta dan Dunia Memerah Lagi" pada Sabtu (29/8/2020). Baca juga: Peneliti Sarankan Jangan Terlalu Berharap pada Vaksin, Ini Alasannya Juhaeri mengatakan, dari segi ilmiah, proses pembuatan vaksin memakan waktu berbulan-bulan. Menurut Juhaeri, meski vaksin siap diproduksi, prosesnya tetap tidaklah mudah. "Setelah pengujian terakhir yang ketiga prosesnya akan berbulan-bulan sampai kita siap, kalau kita sudah siap, itu enggak gampang diproduksi alat suntik ya, enggak gampang diproduksi, jadi hal-hal itu perlu dipertimbangkan," ujar dia.
Diberitakan, tim riset vaksin Covid-19 akan mempercepat proses pemeriksaan para relawan dengan menambah frekuensi pengetesan. Targetnya, vaksin itu bisa mulai diproduksi oleh Bio Farma pada akhir tahun nanti.
Hal itu diungkapkan Ketua Tim Riset Vaksin dari Fakultas Kedokteran Unpad Kusnandi Rusmil di Puskesmas Garuda, Kota Bandung, Selasa (26/8/2020). Menurut Kusnadi, saat ini tim riset akan menambah pemeriksaan relawan hingga dua kali lipat. "Jadi umpamanya dalam satu tempat penelitian itu dimulai pukul 11.00 WIB. Nah, nanti kita minta dua kali dari jam 11.00 WIB sampai jam 15.00 WIB misalnya. Jadi surveinya dua kali lipat lebih cepat," ujar Kusnandi.
https://nasional.kompas.com/read/202...tuk-imunisasi
BERARTI KASIATNYA BUKAN KEBAL VIRUS CORONA.

CUMA BIKIN SEMBUH SEMENTARA AJA.
BAKAL DISUNTIK TERUS SAMPE SEMBUH
ITU PUN KALO CORONANYA MATI
KALO ORANGNYA?

Diubah oleh nevertalk 31-08-2020 15:58






simsol... dan 3 lainnya memberi reputasi
4
5.9K
19


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan